Kamis, 16 April 2020

MENGOPERASIKAN RAWAI TETAP


MENGOPERASIKAN RAWAI TETAP

1.    Spesifikasi Alat Tangkap
Alat Tangkap Rawai Tetap pada dasarnya hampir sama secara dengan rawai hanyut namun yang membedakan adalah ukuran tali, pancing serta pengoperasiannya.
Rawai dasar adalah suatu alat tangkap yang berbentuk tali panjang yang dibentangkan secara horizontal, pada tali panjang (tali utama) diikatkan tali-tali cabang secara vertikal dan diberi mata kail. Untuk mengetahui adanya alat tangkap di perairan digunakan tanda dengan bantuan pelampung yang dihubungkan oleh tali pelampung. Jenis rawai dasar yang telah umum dikenai berdasarkan jenis ikan tujuan penangkapan adalah rawai kakap dan rawai cucut.
Satu unit dalam penangkapan dengan menggunakan rawai dasar (Bottom Long Line) dinyatakan dalam basket, satu basket terdiri atas tali pelampung, tali utama dan tali cabang. Jumlah tali cabang dalam setiap tali utama bervariasi tergantung dari ketersediaan bahan dan kebiasaan nelayan membuatnya pada kesempatan ini akan dibuat satu basket terdiri dari satu tali utama dengan 40 tali cabang. Bahan yang digunakan untuk tali utama menggunakan tali PE No. 5 sedangkan tali cabang menggunakan bahan monofilament PA No. 1500. Untuk mata pancing menggunakan mata pancing SST No. 5. Untuk menghubungkan tali cabang dengan tali utama menggunakan teknik simpul dan snap. Tali pelampung menggunakan tali PE No. 5. Panjang tali cabang ± 1 m, setiap sepuluh tali cabang diberikan pemberat. Pemberat menggunakan bahan yang ada di alam yaitu batu yang diikatkan sedemikian rupa agar mudah untuk dilepaskan


Sketsa Alat Tangkap Rawai Tetap


2.    Pengoperasian Alat Tangkap
  • Pemasangan Umpan
Petugas dalam pemasang umpan harus benar-benar terampil dalam menjalankan tugasnya, sebab apabila petugas pemasang umpan tidak terampil akan mengganggu kelancaran operasi. Karena ikan-ikan yang akan ditangkap lebih menyukai memangsa ikan-ikan yang masih hidup, maka pemasangan umpan harus dibuat sedemikian rupa agar bila dipasang diperairan dapat menyerupai ikan yang masih hidup. Salah satu cara adalah dengan mengaitkan umpan yang baik pada bagian leher yang kuat dari umpan agar tidak putus saat ditusuk dengan mata kail
  • Penurunan Alat Tangkap (setting)
Penurunan Alat  dilakukan dari bagian belakang kapal. Dengan pembagian pekerjaan sebagai berikut:
  1. Menyambung tali pelampung dengan pelampung, pemberat dan tali utama
  2. Melepaskan pemberat dan pelampung ke laut
  3. Memasang umpan dan melepaskannya ke laut
  4. Memasang pemberat setiap sepuluh mata pancing
  5. Menyambung tali pelampung dengan pelampung terakhir, pemberat dan tali utama.
Penebaran tali cabang dilakukan hati-hati untuk mencegah terbelitnya tali cabang dan mata pancing. Untuk mendapatkan daerah penangkapan selain berdasarkan informasi dari nelayan setempat, menggunakan peta laut atau dengan menggunakan alat navigasi elektronik “fish finder” dalam mendeteksi topografi ,dasar laut dan kedalaman laut sekaligus mengetahui kelompok ikan penghuni daerah tersebut.
  • Penarikan alat Tangkap (Hauling)
Penarikan Alat tangkap dapat dilakukan dengan alat line hauler  tetapi bisa juga secara manual.
Penarikan dilakukan mulai dari penaikkan pelampung, pemberat kemudian tali utama. Tali utama dilepaskan dari tali pelampung dan pemberat, kemudian tali utama tersebut langsung ditata pada box tali kemudian diikuti dengan tali cabang, jika tali cabang menggunakan snap maka tali cabang dilepaskan dari tali utama begitu seterusnya jika terdapat hasil tangkapan maka bisa langsung dilepaskan dulu. Setelah selesai melakukan hauling maka selanjutnya seluruh alat tangkap dicuci dengan air tawar. Kemudian ditata kembali untuk persiapan pengoperasian selanjutnya.

Sumber : Modul : Daerah, Metode Dan Teknik Penangkapan Ikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar