Selasa, 07 April 2020

INDIKASI PENYAKIT Yellow Head Disease


INDIKASI PENYAKIT

Yellow Head Disease atau kepala udang berwarna kuning





Tanda-tanda klinis  :  Hepatopankreas berubah warna menjadi kekuningan. Seperti nama penyakitnya, cephalothorax berwarna kekuningan dan membengkak.

Metode diagnosa     :  Ekor udang tampak kemerah-merahan disertai warna kuning menyala pada kepala udang dan warna insang pada udang berwarna pucat atau kecoklatan. Tanda-tanda ini bisa saja tidak muncul pada udang yang telah terinfeksi, sehingga penting untuk mengkonfirmasi diagnosa dengan pewarnaan insang dan pengecekan hemolimfa. Diagnosa lebih lanjut adalah mengunakan RT-PCR.
yellow head disease. sumber: isw.co.id


A.    Patogen


Nama             :  Yellow Head Virus (YHV)
Tipe patogen Virus
Sinonim         :  Udang Kepala Kuning, Yellow-head baculovirus (YBV), Yellow-head disease baculovirus (YHDBV).
Karakter       :  Termasuk ssRNA, berbentuk batang berukuran (44 ± 6 x 173 ±13 nm), virus ini memiliki sitoplasma terbungkus. Virus ini termasuk dalam virus patogen kategori C-1, yaitu kategori yang dapat menyebabkan kematian masal dan dapat menyebar dalam suatu wilayah serta sulit untuk disembuhkan.

B.     Dampak Patogen

v  Toksisitas:
Jika penyakit ini menginfeksi udang, mortalitas atau tingkat kematiannya meningkat menjadi 100% dalam jangka waktu 3 hingga 5 hari setelah terjangkit. Adapun penyakit ini tercatat dapat muncul pada hari ke 50-70 setelah tebar saat udang berukuran 5-15 gram.
v  Faktor pre-disposing:
Perubahan pH atau DO secara mendadak.
v  Transmisi:
Umumnya terjadi secara horizontal melalui peristiwa kanibalisme atau melalui air dan menginfeksi telur. Dapat juga terjadi secara vertikal, yaitu dari indukan ke anakannya. Virus masih dapat menginfeksi jika masih ada di air selama 72 jam.

v  Epidemiologi:
Pertama kali muncul terdapat di Thailand, dan penyebarannya telah mencapai Sri Lanka, Indonesia, Filipina, China, Taiwan dan Malaysia. 
v  Inang atau vektor:
Dapat menyebar melalui inang, indukan atau benur yang tidak tersertifikasi, beberapa jenis udang budidaya (Penaeus monodon, P. japonicus, P. vannamei, dan P. stylirostris) dapat menjadi inang. Beberapa diantaranya dapat menjadi karier atau pembawa virus.
v  Dosis infeksi:
Belum ada data.
v  Periode inkubasi:
Tanda-tanda klinis muncul setelah 2-4 hari infeksi, butuh waktu 3 hingga 5 hari mencapai kematian.

C.    Stabilitas Dan Viabilitas

v  Kerentanan terhadap obat:
Belum ada data.
v  Kerentanan terhadap desinfektan/probiotik:
Belum ada data.
v  Inaktivasi fisik:
Dapat diinaktivasi dengan pemanasan pada suhu 60°C selama 15 menit atau dengan memberikan perlakuan pemberian klorin 30 ppm.

D.    Penanganan

v  Peringatan dini:
Pada awalnya, nafsu makan meningkat tetapi kemudian menurun drastis hingga fase akhir terjadinya penyakit. Deteksi secara fisik dapat dilihat dengan perubahan warna pada kepala udang menjadi kuning cerah.
v  Pencegahan:
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah menjaga agar udang tidak stres dengan memantau PH air agar tetap dikondisi optimal. Setelah pemanenan udang, sedimen dan organik material harus dihilangkan dengan cermat dan hati hati. Pemilihan benur udang yang tersertifikasi bebas virus.
v  Pengobatan:
Jika terjadi penyakit, kolam diberi klorin 30 ppm untuk membunuh udang dan karier potensial. Udang yang mati diambil dan dikubur atau dibakar. Selain itu belum ada metode vaksinasi yang dikembangkan..
v  Eradikasi:
Udang yang mati dikubur atau dibakar kemudian kolam dikeringkan. Kolam didesinfeksi menggunakan klorin setidaknya 4 hari. Air kemudian juga diberi perlakuan desinfeksi untuk menghilangkan potensi adanya organisme pembawa dengan menambahkan 20-30 ppm.

E.     Regulasi Dan Informasi Lain

Belum ada informasi.\

Referensi

FAO. FAO Fisheries Technical Paper 402/2.
Flegel, T.W., D.F. Fegan, S. Kongsom, S. Vuthikomudomkit, S. Sriurairatana, S. Boonyaratpalin, C. Chantanachookhin, J.E. Vickers and O.D. Macdonald. 1992. Occurrence, diagnosis and treatment of shrimp diseases in Thailand. In: W. Fulks and K.L. Main (eds.). Diseases of Cultured Penaeid Shrimp in Asia and the United States. The Oceanic Institute, Honolulu, p. 57-112.
Ganjoor, M. 2015. A Short Review on Infectious Viruses in Cultural Shrimps (Penaeidae Family). Journal of Fisheries Science. 9 (3): 9-33.
Lotz, J.M. 1997. Special Topic Review: Viruses, Biosecurity and Specific Pathogen-free Stocks in Shrimp Aquaculture. World Journal of Microbiology & Biotechnology. 13: 406-413.
OIE. 2009. Manual of Diagnostic Tests for Aquatic Animals: Yellow Head Disease.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar