Senin, 13 April 2020

ALAT TANGKAP PANCING


ALAT TANGKAP PANCING




  1.      Pancing Ulur

Alat pancing ini paling sederhana karena hanya terdiri dari tali pancing, mata pancing dan umpan. Pada tali pancing dipasang satu mata pancing. Umpan yang digunakan adalah ikan mati, ikan hidup dan umpan hambur. Penangkapan tuna untuk perikanan skala kecil dengan pancing memiliki variasi umpan yang penggunaannya disesuaikan dengan waktu dan kondisi penangkapan di laut.

Variasi tersebut antara lain:
1. pancing ulur dengan umpan hidup
2. pancing ulur dengan umpan mati
3. pancing ulur dengan umpan buatan

Penangkapan dengan menggunakan pancing ulur dilakukan di area rumpon untuk menangkap ikan tuna yang berada pada kedalaman 100 m, atau dengan memotong jalur pergerakan tuna yang mencari makan di permukaan.

Umpan ikan hidup biasanya menggunakan cakalang, tongkol dan layang untuk penangkapan pada kedalaman lebih dari 80m. Kail disarankan untuk dikaitkan di punggung agar pergerakannya terlihat alami, serta memastikan bahwa umpan hidup lebih lama untuk terlihat dan ditangkap oleh ikan target tangkapan.


Umpan hambur atau Umpan Tobor



Umpan ikan mati terbagi menjadi tiga penggunaan; (i) ikan terbang mati yang diberi pemberat di dalam mulut, dijahit mulutnya dan dibentangkan sayapnya agar terlihat seperti ikan hidup, kemudian kait dipasang di punggung untuk ditenggelamkan pada kedalaman lebih dari 80m, (ii) ikan cakalang dan tongkol yang dirucah berukuran kecil, digunakan untuk penangkapan dengan cara dihamburkan di kedalaman lebih dari 80 m atau sering disebut tobor, serta (iii) cumi yang digunakan untuk menangkap tuna yang berada di permukaan, dengan menghadang di depan kawanan tuna yang sedang bergerak untuk mencari makan.




   2.      Pancing Layang-layang

Cara ini dilakukan dengan menaikkan sebuah layang-layang yang terbuat dari plastik dan diterbangkan dengan menggunakan tali senar.
Konstruksi alat pancing terdiri dari senar utama yang menghubungkan antara nelayan dengan kail dan dilengkapi umpan buatan. Pada jarak 50 m (30-40 depa) dari kail, dipasang kilikili/swivel yang dihubungkan dengan tali senar
ke layang-layang sepanjang 8 m (5-6 depa).


Kapal bergerak dengan kecepatan 8 - 11 knot jika tidak ada angin, dan lebih lambat jika ada angin. Pinggiran layang-layang perlu dilubangi untuk mengurangi potensi robek jika tiba-tiba terkena angin kencang.

Pancing layang-layang


Umpan buatan ini menggunakan logam, plastik mika atau benda berkilat lain yang dipasang pada kait yang ditenggelamkan. Kait dipasang menggunakan janur kelapa yang diikatkan pada batu pemberat, senar pancing disentakkan agar lepas dari batu pemberat ketika sudah mencapai kedalaman 80m, untuk kemudian ditarik-tarik untuk menarik perhatian ikan target.



Penangkapan dilakukan ketika Tuna sedang mencari makan dan dekat. berada di permukaan Pergerakan perahu menyesuaikan sehingga umpan selalu berada di depan kelompok tuna yang sedang bergerak maju. Ketika umpan tergigit ikan target, kecepatan perahu ditambah agar ikan target benar-benar terkait. Setelah itu perahu dihentikan dan mengambil hasil tangkapan.





   3.      Pancing Hanyut

Alat pancing ini memiliki konstruksi seperti pancing ulur, terdiri dari pelampung, tali pancing dan mata pancing.

Pelampung terhubung dengan tali pancing sepanjang 200 m yang dililitkan pada pelampung sepanjang 120 m, 80 m sisanya dibiarkan menjuntai ke kolom air dengan umpan hidup maupun mati. Satu set pancing hanyut dilemparkan dengan jarak 100 m dengan set pancing hanyut berikutnya. Pelampung dibiarkan hanyut mengikuti arus laut.


Umpan hanyut


Penangkapan dilakukan ketika tuna berada di kolom air, dengan mengikuti atau memotong jalur pergerakan lumba-lumba yang biasa bergerombol dengan tuna untuk mencari makan atau saat lumba lumba sedang berada di rumpon




Tidak ada komentar:

Posting Komentar