Senin, 06 April 2020

INDIKASI PENYAKIT



INDIKASI PENYAKIT
Enterocytozoon hepatopenaei

Tanda-tanda klinis     Melambatnya pertumbuhan udang yang diindikasikan oleh perbedaan mencolok pada ukuran udang dalam satu kolam yang sama. Pada beberapa kasus tertentu, punggung udang mengalami perubahan warna putih khususnya di bagian pencernaannya seperti pada berak putih.

Metode diagnosa        :  Dapat dilakukan di laboratorium dengan uji real time PCR (gen target small subunit ribosomal RNA), hibridisasi in situ, loop-mediated isothermal amplification (LAMP), pembuatan sample histologi dari hepatopankreas udang.


Sumber : Parasitology Research



A.    Patogen
Nama              : Enterocytozoon hepatopenaei
Tipe patogen  : Fungi (termasuk parasit mikrosporadian)
Sinonim          : -
Karakter        : Merupakan parasit endemik Australasia (salah satu wilayah di Oceania) yang dapat menginfeksi udang vannamei budidaya di Asia. Spora berukuran 1.1 ± 0.2 hingga 0.6-0.7 ± 0.1 µm dan dapat bertahan dalam waktu lama dalam air. Berasosiasi dengan penyakit WFS dan biasanya ikut teramati pada udang yang positif terinfeksi WFS.

B.     Dampak Patogen
  v  Toksisitas: 
Saat parasit ini menyerang udang, bahaya yang ditimbulkan adalah perbedaan laju pertumbuhan pada udang, membuat laju pertumbuhan pada udang jadi melambat dan jika dibiarkan akan lanjut pada fase kematian, walaupun fase mortalitas penyakit ini tidak separah penyakit yang lain, tetapi tetap saja merugikan para petambak.
  v  Faktor pre-disposing: 
Berasosiasi dengan WFS dan lemahnya sistem biosekuriti di tambak.
  v  Transmisi: 
Dapat langsung disebarkan secara horizontal melalui peristiwa kanibalisme dan vertikal melalui indukan ke anakan. Selain itu karena spora dari parasit keluar bersama feses dari udang, maka diduga air dan dasar kolam berpotensi menjadi media infeksi. 
  v  Epidemiologi: 
Parasit ini pertama kali ditemukan pada udang windu dari Thailand. Penyakit tersebar luas ke wilayah Asia seperti China, Indonesia, Malaysia, Vietnam, India dan Thailand.
  v  Inang atau vektor: 
Walaupun tidak memerlukan vektor untuk penyebarannya, namun dalam penelitian didapati bahwa EHP positif pada anggota polychaeta (cacing)
  v  Dosis infeksi: 
Belum pasti. Namun, diagnosis dengan PCR mendeteksi EHP positif dalam dosis rendah dan tinggi.
  v  Periode inkubasi: 
3-4 minggu.

C.    Stabilitas Dan Viabilitas
  v  Kerentanan terhadap obat: 
Belum terdapat obat untuk menangani penyakit ini.

  v  Kerentanan terhadap desinfektan/probiotik: 
Belum terdapat probiotik untuk menangani parasit ini.

  v  Inaktivasi fisik: 
Spora tidak dapat diinaktivasi dengan pengeringan.

D.    Penanganan
  v  Peringatan dini: 
Kandungan spora parasit dapat di cek melalui uji laboratorium dengan real time PCR pada udang terinfeksi white feces serta pada udang fase juvenil dan post-larva.

  v  Pencegahan: 
Meningkatkan manajemen biosekuriti di kolam tambak dan dengan menjaga air tetap bersih bila perlu menyiapkan ketersediaan air bersih yang cukup. Selain itu yaitu mengurangi jumlah padat tebar udang.

  v  Pengobatan: 
Belum ada pengobatan untuk parasit ini.

  v  Eradikasi: 
Jika kolam terkena penyakit EHP, langkah yang dapat dilakukan untuk kolam adalah penginaktivasian atau pembersihan spora dari kolam dengan melakukan pemberian kapur atau CaO dengan perhitungan 6 ton/ha lalu dibajak kedalam tanah 10-12 cm lalu diberi air dan biarkan meresap. Biarkan selama 1 minggu sebelum pengeringan, pada saat itu pH tanah akan naik ke 12 dan selama beberapa hari akan turun ke keadaan normal karena menyerap karbon dioksida dan menjadi CaCO3.

E.     Regulasi Dan Informasi Lain
Belum ada informasi lanjut mengenai penyakit ini.


Referensi

Annisa Fitriah Faisa dan Adi Pancoro. 2018. Deteksi Dini Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Menggunakan Metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Jurnal Riset Akuakultur. 13 (3), 267-275.
Chiarahkhongman, P. 2013. Tambak Bersih Kurangi Berak Putih. Symposium Udang 2013 dalam TROBOS Aqua Edisi 86 (VII) tahun 2019.
Diseases of Crustaceans ─ Hepatopancreatic microsporidiosis caused by Enterocytozoon hepatopenaei (EHP). Australian Government.
Rajendran, R.V., Shivam, S., Praveena, P.E., Rajan, J.J.S., Kumar, T.S., Avunje, S., Jagadeesan, V., Babu, S.V.A.N.V.P., Pande, A., Krishnan, A.N., Alavandi, S.V., Vijayan, K.K. 2015. Emergence of Enterocytozoon hepatopanaei (EHP) in farmed Penaeus (Litopenaeusvannamei in India. Aquaculture. doi: 10.1016/j.aquaculture.2015.12.034
The Fish Site. Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP) Diseases guide.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar