INDIKASI PENYAKIT
Yellow Head Disease atau kepala udang berwarna kuning
Tanda-tanda klinis : Hepatopankreas berubah warna menjadi kekuningan. Seperti
nama penyakitnya, cephalothorax berwarna kekuningan dan membengkak.
Metode diagnosa : Ekor udang tampak
kemerah-merahan disertai warna kuning menyala pada kepala udang dan warna
insang pada udang berwarna pucat atau kecoklatan. Tanda-tanda ini bisa
saja tidak muncul pada udang yang telah terinfeksi, sehingga penting untuk
mengkonfirmasi diagnosa dengan pewarnaan insang dan pengecekan hemolimfa.
Diagnosa lebih lanjut adalah mengunakan RT-PCR.
yellow head disease. sumber: isw.co.id
A. Patogen
Nama : Yellow Head
Virus (YHV)
Tipe patogen : Virus
Sinonim : Udang Kepala
Kuning, Yellow-head baculovirus (YBV), Yellow-head disease baculovirus (YHDBV).
Karakter : Termasuk ssRNA,
berbentuk batang berukuran (44 ± 6 x 173 ±13 nm), virus ini memiliki sitoplasma
terbungkus. Virus ini termasuk dalam virus patogen kategori C-1, yaitu kategori yang dapat
menyebabkan kematian masal dan dapat menyebar dalam suatu wilayah serta sulit
untuk disembuhkan.
B. Dampak
Patogen
v
Toksisitas:
Jika penyakit ini menginfeksi udang,
mortalitas atau tingkat kematiannya meningkat menjadi 100% dalam jangka waktu 3
hingga 5 hari setelah terjangkit. Adapun penyakit ini tercatat dapat muncul
pada hari ke 50-70 setelah tebar saat udang berukuran 5-15 gram.
v
Faktor pre-disposing:
Perubahan pH atau DO secara mendadak.
v
Transmisi:
Umumnya terjadi secara horizontal
melalui peristiwa kanibalisme atau melalui air dan menginfeksi telur. Dapat
juga terjadi secara vertikal, yaitu dari indukan ke anakannya. Virus masih
dapat menginfeksi jika masih ada di air selama 72 jam.
v
Epidemiologi:
Pertama kali muncul terdapat di
Thailand, dan penyebarannya telah mencapai Sri Lanka, Indonesia, Filipina,
China, Taiwan dan Malaysia.
v
Inang atau vektor:
Dapat menyebar melalui inang, indukan
atau benur yang tidak tersertifikasi, beberapa jenis udang budidaya (Penaeus
monodon, P. japonicus, P. vannamei, dan
P. stylirostris) dapat menjadi inang. Beberapa diantaranya dapat
menjadi karier atau pembawa virus.
v
Dosis infeksi:
Belum ada data.
v
Periode inkubasi:
Tanda-tanda klinis muncul setelah 2-4
hari infeksi, butuh waktu 3 hingga 5 hari mencapai kematian.
C. Stabilitas
Dan Viabilitas
v
Kerentanan terhadap obat:
Belum ada data.
v
Kerentanan terhadap desinfektan/probiotik:
Belum ada data.
v
Inaktivasi fisik:
Dapat diinaktivasi dengan pemanasan
pada suhu 60°C selama 15 menit atau dengan memberikan perlakuan pemberian
klorin 30 ppm.
D. Penanganan
v
Peringatan dini:
Pada awalnya, nafsu makan meningkat
tetapi kemudian menurun drastis hingga fase akhir terjadinya penyakit. Deteksi
secara fisik dapat dilihat dengan perubahan warna pada kepala udang menjadi
kuning cerah.
v
Pencegahan:
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah
menjaga agar udang tidak stres dengan memantau PH air agar tetap dikondisi
optimal. Setelah pemanenan udang, sedimen dan organik material harus
dihilangkan dengan cermat dan hati hati. Pemilihan benur udang yang tersertifikasi bebas virus.
v
Pengobatan:
Jika terjadi penyakit, kolam diberi
klorin 30 ppm untuk membunuh udang dan karier potensial. Udang yang mati
diambil dan dikubur atau dibakar. Selain itu belum ada metode vaksinasi yang
dikembangkan..
v
Eradikasi:
Udang yang mati dikubur atau dibakar
kemudian kolam dikeringkan. Kolam didesinfeksi menggunakan klorin setidaknya 4
hari. Air kemudian juga diberi perlakuan desinfeksi untuk menghilangkan potensi
adanya organisme pembawa dengan menambahkan 20-30 ppm.
E. Regulasi
Dan Informasi Lain
Belum ada informasi.\
Referensi
Bower, S.M. 1996. Synopsis of Infectious Disease and Parasites
of Commercially Exploited Shellfish: Yellow-head Virus Disease (YHD) of Penaeid
Shrimp. Fisheries and Oceans Canada.
FAO. FAO Fisheries Technical Paper 402/2.
Flegel, T.W., D.F. Fegan,
S. Kongsom, S. Vuthikomudomkit, S. Sriurairatana, S. Boonyaratpalin, C.
Chantanachookhin, J.E. Vickers and O.D. Macdonald. 1992. Occurrence, diagnosis and treatment
of shrimp diseases in Thailand. In: W. Fulks and K.L. Main (eds.). Diseases
of Cultured Penaeid Shrimp in Asia and the United States. The Oceanic
Institute, Honolulu, p. 57-112.
Ganjoor, M. 2015. A Short Review on Infectious Viruses in Cultural
Shrimps (Penaeidae Family). Journal of Fisheries Science. 9 (3):
9-33.
Lotz, J.M. 1997. Special Topic Review: Viruses, Biosecurity
and Specific Pathogen-free Stocks in Shrimp Aquaculture. World Journal
of Microbiology & Biotechnology. 13: 406-413.
OIE. 2009. Manual of Diagnostic Tests for
Aquatic Animals: Yellow Head Disease.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar