ALAT TANGKAP PANCING
1.
Pancing
Ulur
Alat pancing ini paling sederhana karena hanya terdiri dari tali
pancing, mata pancing dan umpan. Pada tali pancing dipasang satu mata pancing.
Umpan yang digunakan adalah ikan mati, ikan hidup dan umpan hambur. Penangkapan tuna untuk perikanan skala kecil dengan pancing
memiliki variasi umpan yang penggunaannya disesuaikan dengan waktu dan kondisi
penangkapan di laut.
Variasi tersebut antara lain:
1. pancing ulur dengan umpan
hidup
2. pancing ulur dengan umpan mati
3. pancing ulur dengan umpan buatan
2. pancing ulur dengan umpan mati
3. pancing ulur dengan umpan buatan
Penangkapan dengan menggunakan pancing ulur dilakukan di area rumpon untuk menangkap ikan tuna yang berada pada kedalaman 100 m, atau dengan memotong jalur pergerakan tuna yang mencari makan di permukaan.
Umpan ikan hidup biasanya menggunakan cakalang, tongkol dan
layang untuk penangkapan pada kedalaman lebih dari 80m. Kail disarankan untuk
dikaitkan di punggung agar pergerakannya terlihat alami, serta memastikan bahwa
umpan hidup lebih lama untuk terlihat dan ditangkap oleh ikan target tangkapan.
Umpan hambur atau Umpan Tobor
Umpan ikan mati terbagi menjadi tiga penggunaan; (i) ikan
terbang mati yang diberi pemberat di dalam mulut, dijahit mulutnya dan
dibentangkan sayapnya agar terlihat seperti ikan hidup, kemudian kait dipasang di
punggung untuk ditenggelamkan pada kedalaman lebih dari 80m, (ii) ikan cakalang
dan tongkol yang dirucah berukuran kecil, digunakan untuk penangkapan dengan
cara dihamburkan di kedalaman lebih dari 80 m atau sering disebut tobor, serta
(iii) cumi yang digunakan untuk menangkap tuna yang berada di permukaan, dengan
menghadang di depan kawanan tuna yang sedang bergerak untuk mencari makan.
2.
Pancing
Layang-layang
Cara ini dilakukan dengan menaikkan sebuah layang-layang yang
terbuat dari plastik dan diterbangkan dengan menggunakan tali senar.
Konstruksi alat pancing terdiri dari senar utama yang
menghubungkan antara nelayan dengan kail dan dilengkapi umpan buatan. Pada
jarak 50 m (30-40 depa) dari kail, dipasang kilikili/swivel yang dihubungkan
dengan tali senar
ke layang-layang sepanjang 8 m (5-6 depa).
ke layang-layang sepanjang 8 m (5-6 depa).
Kapal bergerak dengan kecepatan 8 - 11 knot jika tidak ada angin, dan lebih lambat jika ada angin. Pinggiran layang-layang perlu dilubangi untuk mengurangi potensi robek jika tiba-tiba terkena angin kencang.
Pancing layang-layang
Umpan buatan ini menggunakan logam, plastik mika atau benda
berkilat lain yang dipasang pada kait yang ditenggelamkan. Kait dipasang menggunakan
janur kelapa yang diikatkan pada batu pemberat, senar pancing disentakkan agar lepas
dari batu pemberat ketika sudah mencapai kedalaman 80m, untuk kemudian
ditarik-tarik untuk menarik perhatian ikan target.
Penangkapan
dilakukan ketika Tuna sedang mencari makan dan dekat. berada di permukaan Pergerakan
perahu menyesuaikan sehingga umpan selalu berada di depan kelompok tuna yang
sedang bergerak maju. Ketika umpan tergigit ikan target, kecepatan perahu
ditambah agar ikan target benar-benar terkait. Setelah itu perahu dihentikan
dan mengambil hasil tangkapan.
3.
Pancing
Hanyut
Alat pancing ini memiliki konstruksi seperti pancing ulur,
terdiri dari pelampung, tali pancing dan mata pancing.
Pelampung terhubung dengan tali pancing sepanjang 200 m yang
dililitkan pada pelampung sepanjang 120 m, 80 m sisanya dibiarkan menjuntai ke
kolom air dengan umpan hidup maupun mati. Satu set pancing hanyut dilemparkan
dengan jarak 100 m dengan set pancing hanyut berikutnya. Pelampung dibiarkan
hanyut mengikuti arus laut.
Umpan hanyut
Penangkapan dilakukan ketika tuna berada di kolom air, dengan
mengikuti atau memotong jalur pergerakan lumba-lumba yang biasa bergerombol
dengan tuna untuk mencari makan atau saat lumba lumba sedang berada di rumpon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar