SARANA
DAN PRASARANA
BUDIDAYA
BAWA BINTANG
A. LATAR BELAKANG
Penyediaan sarana dan prasarana
dalam usaha pembesaran ikan Bawal Bintang, merupakan persyaratan mutlak untuk
menunjang keberhasilan usaha. Ada beberapa bentuk keramba jaring apung yang
biasa digunakan untuk budidaya ikan laut, antara lain karamba yang berbentuk
empat persegi dan karamba yang berbentuk bulat lingkaran. Ukuran karamba juga
bervariasi, ada yang berukuran 5 x 5 meter, 5 x 8 meter, dan 8 x 8 meter.
Sedangkan untuk karamba yang berbentuk lingkaran biasaya terbuat dari bahan
pipa galvanis dengan ukuran diameter 5 meter sampai dengan 15 meter. Keramba
berbentuk lingkaran ini umumnya digunakan di negara-negara seperti Jepang dan
Eropa. Di Indonesia, bentuk dan ukuran karamba yang umum digunakan adalah
berbentuk persegi dengan ukuran 8 x 8 meter yang terdiri dari 4 kotak dengan
ukuran 3 x 3 meter untuk masing-masing kotaknya. Dalam tulisan ini penulis
mencoba memberikan informasi tentang sarana dan prasarana yang digunakan dalam
budidaya ikan laut terutama ikan Bawal Bintang.
1.
Sarana Pokok a. Rakit
Rakit adalah bingkai atau frame
yang dilengkapi dengan pelampung untuk tempat melekatkan atau mengikatkan
waring dan jaring. Rakit dapat dibuat dari bambu, kayu, pipa galvanis, dan
pollyethelene. Namun bahan pembuat rakit yang umum digunakan adalah dari bambu
maupun kayu. Ada tiga jenis kayu yang baik dan tahan digunakan untuk pembuatan
bingkai rakit yaitu kayu gelam, kayu serdang dan kayu dari batang kelapa yang
tua. Kayu kelapa yang tua selain kuat, kayu kelapa ini mudah didapat dan murah
harganya. Ukuran rakit bervariasi tergantung dari skala usaha. Untuk pembesaran
ikan Bawal Bintang, ukuran bingkai rakit yang umum digunakan adalah ukuran 8 x
8 meter yang terbagi menjadi empat kotak dengan ukuran 3 x 3 meter per
kotaknya. Dari empat kotak
ukuran 3 x 3 meter bisa dibagi lagi menjadi 16 kotak ukuran 1 x 1 meter
yang biasa digunakan untuk penempatan waring dan jaring pendederan dan
penggelondongan. Saat ini di berbagai daerah untuk pembesaran ikan laut, sudah
menggunakan karamba yang terbuat dari HDPE (High Density Polyethelene) yang
memiliki umur teknik lebih lama, sekitar 15 tahun. (Gambar 1).
Gambar 1. Rakit untuk budidaya ikan Bawal Bintang
Untuk membuat 1 unit rakit
dibutuhkan sebanyak 14 batang kayu balok dengan rincian 12 batang untuk bingkai
rakit dan 2 batang dipotong-potong (ukuran 50 cm) untuk tempat pemakuan papan
pijakan dan dibutuhkan 24 keping papan dengan tebal 3 – 4 cm untuk pijakan.
Untuk mengapungkan rakit dapat digunakan pelampung. Ada tiga jenis pelampung
yang umum digunakan yaitu pelampung dari sterofoam, drum plastik dan drum oli
atau minyak . Dari ketiga jenis pelampung ini yang paling baik adalah pelampung
dari sterofoam, karena daya apungnya tinggi (gambar 3), namun harganya sangat
mahal dibandingkan dengan dua jenis pelampung lainnya yakni drum plastik dan
drum oli/minyak. Untuk satu unit rakit ukuran 8 x 8 dibutuhkan 12 buah
pelampung. Dalam pengoperasian, rakit dilengkapi dengan jangkar dan tali
jangkar (gambar 3). Untuk satu unit rakit diperlukan 4 buah jangkar dengan
berat 25 – 50 kg yang terbuat dari besi yang diikatkan pada tiap sudut rakit
dengan menggunakan tali jangkar yang terbuat dari bahan polyetheline (PE)
berdiameter 4 cm. Panjang tali jangkar yang diperlukan untuk satu sudut rakit
adalah 2,5 - 3 kali kedalaman perairan, sehingga untuk satu unit rakit yang
terdiri dari empat sudut memerlukan panjang tali jangkar 4 X 3 kali kedalaman
perairan.
Gambar 2.
Penempatan KJA di laut
b. Waring
Waring adalah bahan yang
digunakan untuk membuat kantong pemeliharaan. Kantong yang terbuat dari bahan
waring ini umumnya digunakan untuk pemeliharaan Bawal Bintang phase pendederan
di KJA. Waring sering juga disebut hapa atau jaring bagan. Waring ini terbuat
dari bahan polyetheline berwarna hitam dengan ukuran mata waring 4 mm. Bentuk
kantong waring bervariasi ada yang berbentuk empat persegi panjang dan ada yang
berbentuk empat persegi atau kubus dengan ukuran yang juga bervariasi. Umumnya
ukuran kantong waring yang digunakan untuk pemeliharaan pada phase pendederan
adalah 1 x 1 x 1,5 meter. Untuk lebih jelasnya bentuk kantong waring
pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3. Bentuk waring pemeliharaan
c. Jaring
Ada beberapa jenis jaring yang
dapat digunakan untuk pembuatan kantong pemeliharaan. Namun yang biasa
digunakan adalah jaring yang terbuat dari polyetheline. Tabel 4 menunjukkan beberapa jenis bahan jaring, kekuatan, lama
waktu pemakaian, resistensi abrasi
serta pertimbangan harganya.
Tabel 4. Jenis bahan jaring, kekuatan, lama waktu
pemakaian dan harga
Type
|
Kekuatan
|
Lama Waktu
|
Resistensi
|
Perbanding
|
|
Pemakaian
|
Abrasi
|
an Harga
|
|||
PE (polyetheline)
|
Kuat
|
Sedang
|
Tinggi
|
Paling Murah
|
|
PA(polyamide)
|
Sangat
kuat
|
Sedang
|
Paling
tinggi
|
Paling
Mahal
|
|
PES
(polyester)
|
Kuat
|
Lama
|
Tinggi
|
Paling
Mahal
|
|
PP
(polyproline)
|
Sangat
kuat
|
Rendah-sedang
|
Sedang
|
Mahal
|
|
PVC(polyvinyl
chlorid)
|
Rendah
|
Sangat
lama
|
Tinggi
|
Mahal
|
|
PVD(polyvinylidene)
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Mahal
|
|
PVA(polyvinyl
alcohol)
|
Sedang
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Mahal
|
|
Kantong yang terbuat dari jaring
digunakan untuk pemeliharaan pada phase penggelondongan dan pembesaran. Ukuran kantong
jaring untuk pemeliharaan penggelondongan adalah 1 x 1 x 1,5 meter dengan
ukuran mata jaring 0,5 inchi. Sedangkan untuk pembesaran menggunakan kantong
jaring berukuran 3 x 3 x 3 meter dengan ukuran mata jaring 1 sampai dengan 1,25
inchi. Ukuran benang jaring yang digunakan untuk penggelondongan adalah D 12
dan D 21 untuk pembesaran. Saat ini di beberapa pembudidaya sudah menggunakan
karamba bulat, sehingga jaring yang dibutuhkan tergantung berapa diameter
karamba tersebut.
2. Sarana Penunjang
a. Perahu
Perahu atau motor tempel
diperlukan sebagai alat transportasi setiap hari dalam rangka pembelian pakan,
penggantian jaring, perbaikan rakit, membawa jaring kotor dan bersih dan
membawa benih atau hasil penen. Besarnya perahu yang digunakan tergantung dari
kebutuhan. Biasanya untuk penggunaan transportasi dari darat ke karamba bisa digunakan perahu motor tempel dengan mesin 5 – 10 PK. Untuk efisiensi
pembuatan perahu, dapat dilapisi dengan fiber glass, sehingga umur teknisnya
lebih tinggi.
b. Freezer / Cool
box
Freezer selain digunakan untuk
mempertahankan kesegaran pakan ikan rucah, juga digunakan sebagai tempat
penyimpanan stok pakan. Saat ini sebagian besar pembudidaya Bawal Bintang di
KJA sebagian besar menggunakan pakan buatan komersil, yang menunjukkan pertumbuhan
yang baik. Untuk antisipasi pakan apabila akan menyimpan pakan rucah dalam
jumlah sedikit dapat menggunakan cool
box.
c. Mesin Penyemprot Jaring
Mesin semprot jaring merupakan
sarana penunjang yang sangat membantu dalam usaha budidaya ikan menggunakan
karamba jaring apung. Mesin ini sangat efektif dan membantu dalam mempercepat
pembersihan jaring sehingga penggantian jaring yang kotor selama pemeliharaan
bisa cepat diganti. Peletakan mesin semprot jaring dapat di darat maupun di
laut. Untuk peletakan di laut, perlu dipertimbangkan arah arusnya.
d. Peralatan kerja lapangan
Peralatan kerja lapangan meliputi
: peralatan sampling yang terdiri dari timbangan, penggaris, skop-net, ember,
gayung dan aerator / kompresor. Timbangan merupakan peralatan penunjang kerja
yang sangat membantu terutama dalam melakukan sampling berat ikan yang
dipelihara dan juga untuk menentukan dosis atau jumlah pakan yang diberikan
selama pemeliharaan. Skop-net sangat membantu kerja pada saat seleksi atau
grading ikan serta pada saat penggantian jaring serta untuk pemanenan ikan
peliharaan. Skop-net yang digunakan untuk pembesaran ikan Bawal Bintang ada dua
jenis yaitu skop-net halus yang terbuat dari bahan yang halus, biasanya banyak
dijual di toko-toko penjual aquarium dan ikan hias. Skop-net ini digunakan pada
saat ikan masih kecil atau pada masa awal pemeliharaan. Skop-net kain kasa yang
biasanya dibuat dari bahan kain kasa dengan ukuran besar. Skop-net ini biasanya
digunakan untuk menyeleksi atau grading ikan ukuran besar atau juga pada saat
pemindahan ikan dari jaring yang lama ke jaring yang baru. Skop-net ini juga
digunakan selama pemanenan. (lihat Gambar
4).
Gambar 4.
Skop-net
e. Aerator/kompresor
Aerator adalah alat penambah
oksigen. Alat ini digunakan pada saat dilakukan pengobatan ikan yang terserang
penyakit. Aerator yang biasa digunakan selama pengobatan ikan umumnya adalah
aerator baterai, karena aerator baterai ini lebih fleksibel. Apabila memungkinkan
untuk pengangkutan benih dari darat ke KJA, dapat menggunakan kompresor, yang
dilengkapi aerasi.
B. PRASARANA
Usaha pembesaran ikan Bawal
Bintang akan lebih baik bila didukung dengan prasarana yang meliputi :
tersedianya jalan, guna memperlancar transportasi darat. Tersedianya lisrtik
baik dari perusahaan listrik negara ataupun generator listrik (Genset) untuk
penerangan terutama pada malam hari dan untuk menghidupkan freezer serta
menghidupkan aerasi selama sampling. Jika hanya untuk penerangan dapat
menggunakan listrik tenaga surya (LTS). Tersedianya sumber air tawar untuk
kebutuhan sehari-hari para pekerja, seperti untuk mencuci peralatan kerja,
memasak, minum dan untuk perendaman parasit / mengobati ikan yang sakit.
Tersedianya telepon untuk memudahkan komonikasi dengan dunia luar seperti untuk
transaksi pengadaan benih, dan penjualan ikan hasil panen serta untuk memonitor
harga benih dan harga jual ikan konsumsi.
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar, S, Sudjiharno, dan Sunaryat, Kakap Putih (Lates calcarifer, No. X. 1998, Pendederan dan Penggelondongan Ikan
Bloch) di Karamba Jaring Apung, Warta Mina,
Akbar, S dan Sudaryanto, 2001, Pembenihan dan Pembesaran
Bawal Bintang, Penebar Swadaya, Jakarta.
Anonymous, 1991, Operasional
Pembesaran Ikan Bawal Bintang Dalam Karamba Jaring Apung, Balai Penelitian
Perikanan Budidaya Pantai, Maros.
Budiman, A, A, dan Hadirini, E, R, 1991,
Petunjuk Budidaya Ikan di Jaring Apung di Perairan Pantai Singapura, INFIS
Manual Series, No. 24, Direktorat Jenderal Perikanan Kerja sama Dengan
International Development Research Center.
Rahardjo, B, B. P, Hartono, dan
Runtuboy, N, 1999, Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Kakap Putih di Karamba Jaring Apung,
Balai Budidaya Laut, Lampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar