Kamis, 26 Maret 2020

SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA BAWAL BINTANG


SARANA DAN PRASARANA

BUDIDAYA BAWA BINTANG



A. LATAR BELAKANG


Penyediaan sarana dan prasarana dalam usaha pembesaran ikan Bawal Bintang, merupakan persyaratan mutlak untuk menunjang keberhasilan usaha. Ada beberapa bentuk keramba jaring apung yang biasa digunakan untuk budidaya ikan laut, antara lain karamba yang berbentuk empat persegi dan karamba yang berbentuk bulat lingkaran. Ukuran karamba juga bervariasi, ada yang berukuran 5 x 5 meter, 5 x 8 meter, dan 8 x 8 meter. Sedangkan untuk karamba yang berbentuk lingkaran biasaya terbuat dari bahan pipa galvanis dengan ukuran diameter 5 meter sampai dengan 15 meter. Keramba berbentuk lingkaran ini umumnya digunakan di negara-negara seperti Jepang dan Eropa. Di Indonesia, bentuk dan ukuran karamba yang umum digunakan adalah berbentuk persegi dengan ukuran 8 x 8 meter yang terdiri dari 4 kotak dengan ukuran 3 x 3 meter untuk masing-masing kotaknya. Dalam tulisan ini penulis mencoba memberikan informasi tentang sarana dan prasarana yang digunakan dalam budidaya ikan laut terutama ikan Bawal Bintang.



1.  Sarana Pokok a. Rakit

Rakit adalah bingkai atau frame yang dilengkapi dengan pelampung untuk tempat melekatkan atau mengikatkan waring dan jaring. Rakit dapat dibuat dari bambu, kayu, pipa galvanis, dan pollyethelene. Namun bahan pembuat rakit yang umum digunakan adalah dari bambu maupun kayu. Ada tiga jenis kayu yang baik dan tahan digunakan untuk pembuatan bingkai rakit yaitu kayu gelam, kayu serdang dan kayu dari batang kelapa yang tua. Kayu kelapa yang tua selain kuat, kayu kelapa ini mudah didapat dan murah harganya. Ukuran rakit bervariasi tergantung dari skala usaha. Untuk pembesaran ikan Bawal Bintang, ukuran bingkai rakit yang umum digunakan adalah ukuran 8 x 8 meter yang terbagi menjadi empat kotak dengan ukuran 3 x 3 meter per kotaknya. Dari empat kotak 
ukuran 3 x 3 meter bisa dibagi lagi menjadi 16 kotak ukuran 1 x 1 meter yang biasa digunakan untuk penempatan waring dan jaring pendederan dan penggelondongan. Saat ini di berbagai daerah untuk pembesaran ikan laut, sudah menggunakan karamba yang terbuat dari HDPE (High Density Polyethelene) yang memiliki umur teknik lebih lama, sekitar 15 tahun. (Gambar 1).

   


Gambar 1. Rakit untuk budidaya ikan Bawal Bintang


Untuk membuat 1 unit rakit dibutuhkan sebanyak 14 batang kayu balok dengan rincian 12 batang untuk bingkai rakit dan 2 batang dipotong-potong (ukuran 50 cm) untuk tempat pemakuan papan pijakan dan dibutuhkan 24 keping papan dengan tebal 3 – 4 cm untuk pijakan. Untuk mengapungkan rakit dapat digunakan pelampung. Ada tiga jenis pelampung yang umum digunakan yaitu pelampung dari sterofoam, drum plastik dan drum oli atau minyak . Dari ketiga jenis pelampung ini yang paling baik adalah pelampung dari sterofoam, karena daya apungnya tinggi (gambar 3), namun harganya sangat mahal dibandingkan dengan dua jenis pelampung lainnya yakni drum plastik dan drum oli/minyak. Untuk satu unit rakit ukuran 8 x 8 dibutuhkan 12 buah pelampung. Dalam pengoperasian, rakit dilengkapi dengan jangkar dan tali jangkar (gambar 3). Untuk satu unit rakit diperlukan 4 buah jangkar dengan berat 25 – 50 kg yang terbuat dari besi yang diikatkan pada tiap sudut rakit dengan menggunakan tali jangkar yang terbuat dari bahan polyetheline (PE) berdiameter 4 cm. Panjang tali jangkar yang diperlukan untuk satu sudut rakit adalah 2,5 - 3 kali kedalaman perairan, sehingga untuk satu unit rakit yang terdiri dari empat sudut memerlukan panjang tali jangkar 4 X 3 kali kedalaman perairan.


 
Gambar 2. Penempatan KJA di laut

b.   Waring


Waring adalah bahan yang digunakan untuk membuat kantong pemeliharaan. Kantong yang terbuat dari bahan waring ini umumnya digunakan untuk pemeliharaan Bawal Bintang phase pendederan di KJA. Waring sering juga disebut hapa atau jaring bagan. Waring ini terbuat dari bahan polyetheline berwarna hitam dengan ukuran mata waring 4 mm. Bentuk kantong waring bervariasi ada yang berbentuk empat persegi panjang dan ada yang berbentuk empat persegi atau kubus dengan ukuran yang juga bervariasi. Umumnya ukuran kantong waring yang digunakan untuk pemeliharaan pada phase pendederan adalah 1 x 1 x 1,5 meter. Untuk lebih jelasnya bentuk kantong waring pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 3

 Gambar 3. Bentuk waring pemeliharaan





c.    Jaring


Ada beberapa jenis jaring yang dapat digunakan untuk pembuatan kantong pemeliharaan. Namun yang biasa digunakan adalah jaring yang terbuat dari polyetheline. Tabel 4 menunjukkan beberapa jenis bahan jaring, kekuatan, lama waktu pemakaian, resistensi abrasi serta pertimbangan harganya.


Tabel 4. Jenis bahan jaring, kekuatan, lama waktu pemakaian dan harga

Type
Kekuatan
Lama Waktu
Resistensi
Perbanding
Pemakaian
Abrasi
an Harga







PE (polyetheline)
Kuat
Sedang
Tinggi
Paling Murah
PA(polyamide)
Sangat kuat
Sedang
Paling tinggi
Paling Mahal
PES (polyester)
Kuat
Lama
Tinggi
Paling Mahal
PP (polyproline)
Sangat kuat
Rendah-sedang
Sedang
Mahal
PVC(polyvinyl chlorid)
Rendah
Sangat lama
Tinggi
Mahal
PVD(polyvinylidene)
Rendah
Tinggi
Tinggi
Mahal
PVA(polyvinyl alcohol)
Sedang
Tinggi
Tinggi
Mahal







Kantong yang terbuat dari jaring digunakan untuk pemeliharaan pada phase penggelondongan dan pembesaran. Ukuran kantong jaring untuk pemeliharaan penggelondongan adalah 1 x 1 x 1,5 meter dengan ukuran mata jaring 0,5 inchi. Sedangkan untuk pembesaran menggunakan kantong jaring berukuran 3 x 3 x 3 meter dengan ukuran mata jaring 1 sampai dengan 1,25 inchi. Ukuran benang jaring yang digunakan untuk penggelondongan adalah D 12 dan D 21 untuk pembesaran. Saat ini di beberapa pembudidaya sudah menggunakan karamba bulat, sehingga jaring yang dibutuhkan tergantung berapa diameter karamba tersebut.


2. Sarana Penunjang


a. Perahu

Perahu atau motor tempel diperlukan sebagai alat transportasi setiap hari dalam rangka pembelian pakan, penggantian jaring, perbaikan rakit, membawa jaring kotor dan bersih dan membawa benih atau hasil penen. Besarnya perahu yang digunakan tergantung dari kebutuhan. Biasanya untuk penggunaan transportasi dari darat ke karamba bisa  digunakan perahu motor tempel dengan mesin 5 – 10 PK. Untuk efisiensi pembuatan perahu, dapat dilapisi dengan fiber glass, sehingga umur teknisnya lebih tinggi.


b.    Freezer / Cool box

Freezer selain digunakan untuk mempertahankan kesegaran pakan ikan rucah, juga digunakan sebagai tempat penyimpanan stok pakan. Saat ini sebagian besar pembudidaya Bawal Bintang di KJA sebagian besar menggunakan pakan buatan komersil, yang menunjukkan pertumbuhan yang baik. Untuk antisipasi pakan apabila akan menyimpan pakan rucah dalam jumlah sedikit dapat menggunakan cool box.


c.   Mesin Penyemprot Jaring

Mesin semprot jaring merupakan sarana penunjang yang sangat membantu dalam usaha budidaya ikan menggunakan karamba jaring apung. Mesin ini sangat efektif dan membantu dalam mempercepat pembersihan jaring sehingga penggantian jaring yang kotor selama pemeliharaan bisa cepat diganti. Peletakan mesin semprot jaring dapat di darat maupun di laut. Untuk peletakan di laut, perlu dipertimbangkan arah arusnya.


d. Peralatan kerja lapangan

Peralatan kerja lapangan meliputi : peralatan sampling yang terdiri dari timbangan, penggaris, skop-net, ember, gayung dan aerator / kompresor. Timbangan merupakan peralatan penunjang kerja yang sangat membantu terutama dalam melakukan sampling berat ikan yang dipelihara dan juga untuk menentukan dosis atau jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan. Skop-net sangat membantu kerja pada saat seleksi atau grading ikan serta pada saat penggantian jaring serta untuk pemanenan ikan peliharaan. Skop-net yang digunakan untuk pembesaran ikan Bawal Bintang ada dua jenis yaitu skop-net halus yang terbuat dari bahan yang halus, biasanya banyak dijual di toko-toko penjual aquarium dan ikan hias. Skop-net ini digunakan pada saat ikan masih kecil atau pada masa awal pemeliharaan. Skop-net kain kasa yang biasanya dibuat dari bahan kain kasa dengan ukuran besar. Skop-net ini biasanya digunakan untuk menyeleksi atau grading ikan ukuran besar atau juga pada saat pemindahan ikan dari jaring yang lama ke jaring yang baru. Skop-net ini juga digunakan selama pemanenan. (lihat Gambar 4).



Gambar 4. Skop-net


e. Aerator/kompresor

Aerator adalah alat penambah oksigen. Alat ini digunakan pada saat dilakukan pengobatan ikan yang terserang penyakit. Aerator yang biasa digunakan selama pengobatan ikan umumnya adalah aerator baterai, karena aerator baterai ini lebih fleksibel. Apabila memungkinkan untuk pengangkutan benih dari darat ke KJA, dapat menggunakan kompresor, yang dilengkapi aerasi.


B. PRASARANA


Usaha pembesaran ikan Bawal Bintang akan lebih baik bila didukung dengan prasarana yang meliputi : tersedianya jalan, guna memperlancar transportasi darat. Tersedianya lisrtik baik dari perusahaan listrik negara ataupun generator listrik (Genset) untuk penerangan terutama pada malam hari dan untuk menghidupkan freezer serta menghidupkan aerasi selama sampling. Jika hanya untuk penerangan dapat menggunakan listrik tenaga surya (LTS). Tersedianya sumber air tawar untuk kebutuhan sehari-hari para pekerja, seperti untuk mencuci peralatan kerja, memasak, minum dan untuk perendaman parasit / mengobati ikan yang sakit. Tersedianya telepon untuk memudahkan komonikasi dengan dunia luar seperti untuk transaksi pengadaan benih, dan penjualan ikan hasil panen serta untuk memonitor harga benih dan harga jual ikan konsumsi.





DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S, Sudjiharno, dan Sunaryat, Kakap Putih (Lates calcarifer, No. X. 1998, Pendederan dan Penggelondongan Ikan Bloch) di Karamba Jaring Apung, Warta Mina,

Akbar, S dan Sudaryanto, 2001, Pembenihan dan Pembesaran Bawal Bintang, Penebar Swadaya, Jakarta.

 Anonymous, 1988, Training Manual on Marine Finfish Netcages Culture in Singapore, Prepared For The Marine Finfish Netcages, Training Course, Conducted by Primary Production Departement (Republic of Singapore) and Organized by RAS/86/024 Coorporation With RAS/84/016.

Anonymous, 1991, Operasional Pembesaran Ikan Bawal Bintang Dalam Karamba Jaring Apung, Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai, Maros.



Budiman, A, A, dan Hadirini, E, R, 1991, Petunjuk Budidaya Ikan di Jaring Apung di Perairan Pantai Singapura, INFIS Manual Series, No. 24, Direktorat Jenderal Perikanan Kerja sama Dengan International Development Research Center.

Rahardjo, B, B. P, Hartono, dan Runtuboy, N, 1999, Sarana dan Prasarana Budidaya Ikan Kakap Putih di Karamba Jaring Apung, Balai Budidaya Laut, Lampung.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar