Jumat, 27 Maret 2020

PAKAN FORMULA


NUTRISI DAN TEKNIK PEMBUATAN
PAKAN FORMULA




A. LATAR BELAKANG


Ikan merupakan salah satu organisme air yang memiliki kandungan protein tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pangan bagi manusia. Naylor et al. (2009) menyatakan bahwa total ikan yang dikonsumsi manusia sekitar 50% sumbangan dari akuakultur dan produksi akuakultur akan terus meningkat seiring dengan peningkatan permintaan dan populasi dunia.


Faktor yang menjadi penentu kesinambungan produksi akuakultur, salah satunya yaitu ketersediaan pakan buatan. Para pembudidaya lebih memilih menggunakan pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami (ikan segar), oleh karena pakan buatan mempunyai keunggulan antara lain: ketersediaannya sepanjang tahun, mudah dan tahan lama dalam penyimpanan, mudah dalam aplikasi pemberian pakan serta kebutuhan nutrisinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan ikan.


Dengan membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiap saat. Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria, antara lain: kandungan nutrisi pakan terutama protein sesuai dengan kebutuhan ikan, ukuran pakan sesuai dengan bukaan mulut ikan, mudah dicerna dan diserap, memiliki rasa dan bau yang disukai ikan dan kadar abu rendah.


B. KEBUTUHAN NUTRISI


Ikan Bawal Bintang, seperti hewan lainnya membutuhkan keseimbangan dalam pakannya untuk dapat tumbuh dan hidup sehat. Kelengkapan nutrisi dalam pakan mutlak diperlukan untuk menjaga agar pertumbuhan ikan dapat berlangsung secara normal. Kebutuhan nutrisi yang meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam pakan ikan, berbeda menurut jenis dan ukurannya.



 1. Protein


Protein adalah nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah besar pada formulasi pakan ikan. Nutrien dibutuhkan sebagai: bahan-bahan pembentuk jaringan tubuh yang baru (pertumbuhan) atau pengganti jaringan tubuh yang rusak, sebagai bahan baku untuk pembentukan enzim, hormon, antibodi dan bahan baku untuk penyusun protein plasma serta sebagai sumber energi. Kebutuhan ikan akan protein dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain ukuran ikan, suhu air, kandungan energi dalam pakan yang dapat dicerna dan kualitas protein. Protein yang dibutuhkan oleh ikan peliharaan sangat erat hubungannya dengan tingkat protein optimum (optimum protein level) dalam pakan ikan tersebut. Ikan-ikan kecil (larva) membutuhkan tingkat protein yang lebih tinggi dibandingkan ikan yang relatif besar. Lingkungan juga mempengaruhi tingkat protein yang dibutuhkan.


Keseimbangan antara energi dan kadar protein sangat penting dalam laju pertumbuhan, karena apabila kebutuhan energi kurang, maka protein akan dipecah dan digunakan sebagai sumber energi. Pemakaian sebagian protein sebagai sumber energi ini akan menyebabkan pertumbuhan ikan terhambat (Buwono 2000). Protein dalam pakan dengan nilai biologis tinggi akan memacu penimbunan protein tubuh lebih besar dibanding dengan protein yang bernilai biologis rendah. Peningkatan kelebihan energi dari pakan yang dikonsumsi menyebabkan jumlah total protein yang ditimbun menurun, akan tetapi bagian energi yang diretensi akibat meningkatnya energi yang dikonsumsi menyebabkan terjadinya penimbunan lemak tubuh. Atas dasar ini maka pemberian protein pada pakan ikan harus berada pada batas tertentu agar dapat memberikan pertumbuhan maksimum bagi ikan dan efisiensi pakan yang tinggi.


Setiap ikan membutuhkan kadar protein yang berbeda-beda untuk pertumbuhannya dan dipengaruhi oleh umur/ukuran ikan, namun pada umumnya ikan membutuhkan protein sekitar 35–50% dalam pakannya (Hepher 1990). Kualitas protein pakan, terutama ditentukan oleh kandungan asam amino esensialnya, semakin rendah kandungan asam amino esensialnya maka mutu protein semakin rendah pula. Penentuan kualitas protein







dapat dilakukan dengan membandingkan komposisi asam amino essensial yang dikandung pakan dengan standar kebutuhan asam amino essensial ikan.


Apabila protein dihidrolisis dengan larutan asam atau basa atau enzim akan didapat lebih kurang 20 asam amino yang berbeda. Dari 20 asam amino tersebut telah diketahui hanya 10 asam amino yang sangat penting dan harus tersedia dalam pakan ikan yaitu : Leucine, Methionine, Isoleucine, Triptophan, Valine, Arginine, Threonine, Histidine, Phenylalamine dan Lysine (Tabel 1).


Kebutuhan ikan terhadap asam amino tergantung pada jenis ikan, ukuran ikan dan lingkungan dimana ikan tersebut hidup. Tacon (1986) telah membuat parameter tentang kebutuhan asam amino essensisl untuk ikan-ikan karnivora yang dapat dipakai sebagai panduan dalam menentukan kisaran asam amino essensial yang diperlukan untuk pembuatan pakan ikan laut yang dibudidayakan.


Tabel 7. Kebutuhan Asam Amino Esensial untuk Ikan-ikan Karnivora (Tacon 1986)


Jenis

Ukuran Ikan



Asam Amino






Benih
Gelondongan
Juwana
Pembesaran
Induk










Leucine
2,66
2,05
2,40
2,30
2,4

Methionine
1,00
0,94
0,9
0,87
0,9

Isoleucine
1,46
1,37
1,32
1,26
1,32

Triptophan
1,67
1,58
1,57
1,45
1,5

Valine
0,31
0,29
0,28
0,27
0,28

Arginine
2,24
2,11
2,02
1,94
2,02

Threonine
1,2
1,13
1,09
1,04
1,09

Histidine
0,95
0,89
0,85
0,82
0,85

Phenylalamine
1,57
1,42
1,36
1,31
1,36

Lysine
3,08
2,90
2,78
2,66
2,78









2. Lemak


Lemak merupakan senyawa yang tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik seperti bensin atau ether. Keberadaan lemak dapat digunakan sebagai sumber Asam Lemak Esensial (EFA), energi dan pembawa vitamin yang larut dalam lemak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebutuhan lemak pada ikan berbeda untuk setiap spesies. Defisiensi asam lemak pada pakan dapat menimbulkan sifat- sifat pathologis seperti laju pertumbuhan yang rendah dan konversi pakan yang jelek yang akhirnya menimbulkan mortalitas.


Lemak pada pakan mempunyai peranan penting bagi ikan, karena berfungsi sebagai sumber energi dan asam lemak esensial, memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan sel yang penting bagi organ tubuh tertentu, membantu dalam penyerapan vitamin yang terlarut dalam lemak, bahan baku hormon dan untuk mempertahankan daya apung tubuh (NRC 1993).


Lemak dalam satu unit yang sama mengandung energi dua kali lipat dibandingkan dengan protein dan karbohidrat. Jika lemak yang dikonsumsi dapat memberikan energi yang cukup untuk kebutuhan metabolisme, maka sebagian protein yang di konsumsi dapat digunakan tubuh untuk pertumbuhan dan bukan digunakan sebagai sumber energi (NRC 1993). Kebutuhan ikan laut terhadap asam lemak essensial lebih tinggi dibandingkan dengan air tawar. Sampai saat ini para peneliti belum menemukan pengganti minyak ikan sebagai penyuplai utama asam lemak omega-3 rantai panjang yang tidak jenuh highly unsaturated fatty acids (HUFA) terutama asam eikosapentanat (EPA, C20:5n-2) dan dokosaheksanat (DHA, C22:6n-3), baik untuk ikan budidaya maupun untuk konsumsi manusia. Kedua asam lemak tersebut sangat dibutuhkan oleh ikan budidaya laut untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhannya (Alimuddin, 2005).


3. Karbohidrat


Karbohidrat secara sederhana didefinisikan sebagai bahan organik yang mengandung unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O) dengan perbandingan yang berbeda. Monosakarida merupakan unit dasar penyusunan karbohidrat. Jenis karbohidrat lainnya adalah disakarida yang terdiri dari 2 monosakarida, oligosakarida dari 3-6 monosakarida dan polisakarida yang memiliki lebih dari 6 monosakarida.


Karbohidrat merupakan sumber energi yang murah dan umumnya melimpah pada pakan hewan. Meskipun karbohidrat merupakan sumber energi yang penting, namun  diperlukan dalam jumlah yang relatif kecil dalam pakan. Karbohidrat dalam pakan dapat berupa serat kasar yang tidak dapat dicerna serta BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) yang dapat dicerna (NRC, 1983).


4. Vitamin
  
Vitamin adalah bahan organik komplek yang memiliki ukuran molekul kecil dengan jumlah yang kecil dalam pakan. Vitamin dibutuhkan untuk pertumbuhan normal, maintenance dan reproduksi. Defisiensi vitamin pada pakan ikan dapat menimbulkan gangguan yang spesifik pada ikan.


Vitamin dibagi dua bagian yaitu yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam air digunakan dalam bentuk langsung atau sebagai enzim tertentu, misalnya Pyridoxal Phospate yang berfungsi sebagai koenzim pada seluruh transportasi asam amino dan Thiamine sebagai ko-enzim untuk co-carboxylase. Sedangkan hampir tidak ada vitamin yang larut dalam lemak berfungsi sebagai koenzim. Vitamin A berfungsi sebagai pigmen penglihatan dan terlibat dalam metabolisma mucopolysaccharida. Vitamin E merupakan antioksidan. Vitamin D untuk homeostasis Kalsium dan vitamin K yang berperan dalam transpot elektron.


Dalam pembuatan pakan kekurangan vitamin dapat diatasi dengan pemberian vitamin tambahan yang dapat diperoleh dari toko-toko penjual pakan yang dikemas dalam bentuk premix. Jumlah penggunaan premix vitamin dan mineral dalam ramuan makanan ikan cukup 1-2% saja (Mudjiman, 2002).


Kebutuhan terhadap suatu vitamin dipengaruhi oleh komposisi pakannya. Sebagai contoh, tingkat kebutuhan vitamin E akan meningkat dengan meningkatnya kandungan asam lemak tidak jenuh pada pakan. Dalam budidaya ikan, vitamin biasa diberikan dalam bentuk vitamin premix atau multivitamin. Dosis yang biasa diberikan dalam penyusunan pakan buatan adalah 0,2 – 0,5 % (Lovel, 1988).


5. Mineral

Mineral pada pakan ikan dibutuhkan dalam jumlah kecil namun ketersediannya dalam jumlah cukup sangat diperlukan. Berbagai fungsi umum mineral terutama dalam pembentukan kulit dan tulang, berperan dalam pengaturan tekanan osmotik dan pengaturan perubahan air yang masuk dan keluar tubuh, mengatur kontraksi otot, mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh mengatur pH darah serta komponen penting untuk enzim, vitamin, hormon, pewarnaan dan sebagai katalis dan aktivator enzim. Kekurangan mineral pada tubuh dapat menyebabkan beberapa disfungsi pada sistem metabolisme tubuh ikan. Beberapa disfungsi tersebut diantaranya : struktur tubuh yang menyimpang, symptom tubuh umum, disfungsi mata, anemia dan menghambat fungsi beberapa vitamin di tubuh.

Mineral-mineral yang diperlukan tubuh diantaranya Kalsium, Khlor, Magnesium, Phospor, Natrium, Besi, Tembaga, Iodin, mangan, Selenium dan Seng. Semua mineral tersebut dinamakan Trace Element. Sangat sulit untuk menentukan tingkat kebutuhan mineral pada tubuh, sebab keterbatasan konsentrasi dari mineral itu sendiri pada tubuh. Dalam penyusunan komposisi pakan buatan ikan kerapu, mineral biasanya diberikan dalam bentuk mineral premix dengan dosis 0,2% (Watanabe, 1988).


C. TEKNIK PEMBUATAN PAKAN

Teknik pembuatan pakan untuk ikan Bawal Bintang pada prinsipnya sama dengan pembuatan pakan untuk ikan/udang lainnya. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat pakan ikan Bawal Bintang antara lain :


1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan terbagi atas dua jenis yaitu bahan utama dan bahan penunjang (feed additives). Bahan pakan utama adalah bahan yang secara langsung menjadi komponen utama pakan dan dalam proporsi yang besar. Bahan ini biasanya memiliki kadar nutrisi (protein, lemak, karbohidrat) yang menunjang pertumbuhan ikan. Termasuk dalam jenis bahan utama yaitu tepung ikan, tepung rebon, tepung kedelai, dan tepung lainnya, serta minyak ikan.

Tiap jenis ikan memerlukan bahan baku yang berbeda. Hal ini karena tiap ikan memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Bahan utama digunakan dalam pakan sebagai komponen yang memiliki porsi berbeda dari pakan satu dengan pakan lain sesuai dengan komoditas ikannya. Dalam penyusunan formulasi pakan, bahan pakan yang secara umum sama, dapat disubstitusi satu dengan yang lainnya untuk menyesuaikan dengan harga pasar, ketersediaan bahan lokal serta komposisi. Dalam mensubstitusi bahan pakan merujuk pada kandungan nutrisi bahan dan keseimbangan nutrien dalam formulasi serta masukan dari pemelihara ikan. Proporsi yang berbeda dari bahan dikombinasikan untuk memperoleh keseimbangan nutrien yang diinginkan.


Bahan pakan penunjang adalah bahan yang ditambahkan pada pakan dalam jumlah yang kecil. Berbagai fungsi bahan penunjang antara lain :

-       Untuk mendukung karakteristik kimia pakan (Antioksidan untuk mencegah oksidasi).

-       Mendukung karakteristik fisik pakan (binder berfungsi sebagai bahan pengikat pakan agar tidak mudah terurai).

-       Mendukung pertumbuhan ikan (hormon pemacu pertumbuhan),

-       Mendukung kemampuan pakan untuk diterima atau dikonsumsi ikan (pewarna pakan pada pakan ikan hias dan feeding stimulant yang memacu nafsu makan ikan).

-       Mensuplai kebutuhan nutrisi pakan sebagai penunjang bahan utama (vitamin dan mineral).


Seleksi bahan pakan meliputi seleksi fisik, kimia dan biologi. Seleksi fisik meliputi tekstur, bau dan penampakan. Pakan kualitas baik memiliki tekstur halus, bau yang khas bahan tersebut serta penampakan normal dalam arti tidak ada perubahan warna akibat serangan mikroorganisma. Seleksi fisik dapat dilakukan secara kasar melalui panca indera misalkan penglihatan dan penciuman.


Seleksi kimia meliputi kadar nutrisi bahan tersebut seperti protein (asam amino), karbohidrat dan lemak (asam lemak), abu dan air. Seleksi kimia dilakukan di laboratorium biokimia melalui analisis proksimat bahan. Sedangkan seleksi biologi berkaitan dengan seleksi fisik terutama adanya serangan organisma mikro dalam bahan sepert jamur atau kutu. Seleksi biologi dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui pemeriksaan mikrobiologi.


2. Teknik Penghitungan Formulasi Pakan

Metode yang sering digunakan dalam penyusunan formulasi pakan adalah metode kuadratik, metode worksheet dan metode linier dengan komputer, namun metode worksheet merupakan teknik baru dan lebih akurat dibandingkan dengan metode lainnya. Sebagai gambaran formulasi pakan menggunakan metode worksheet dapat dijelaskan sebagai berikut :

-          Hidupkan komputer dan pilih program exel

-          Pada layar komputer akan muncul kolom-kolom yang setiap kolomnya akan terlihat deretan abjad mulai dari A dan seterusnya.

-          Pada kolom A1 s/d Ax, ketik jenis bahan baku yang akan digunakan, kemudian pada kolom B1 masukan % dalam pakannya, serta komposisi nutrisinya dan seterusnya.

-          Untuk mendapatkan nilai protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, air dan abu dalam pakan digunakan rumus sebagai berikut :


% pakan
x % (protein, lemak, karbohidrat, serat, air dan abu) dalam bahan baku
100

-          Untuk mendapatkan nilai kalori dapat dihitung dengan cara menjumlahkan kadar kalori dari protein (5,1 kkal), lemak (9,0 kkal) dan karbohidrat (4,1 kkal) dalam pakan yang dibuat.


3. Prosedur Pembuatan Pakan


Pakan buatan yang baik diperoleh dari teknik pembuatan pakan yang baik. Secara garis besar teknik pembuatan pakan meliputi : penghalusan bahan, penimbangan bahan, pencampuran, pencetakan, pengeringan penambahan unsur penunjang, pendinginan dan terakhir packing dan penyimpanan.


D. EVALUASI PAKAN FORMULA IKAN BAWAL BINTANG


Pakan yang baik adalah pakan yang secara nutrisi memenuhi kebutuhan ikan dan secara ekonomis menguntungkan. Untuk mengetahui pakan yang baik perlu adanya evaluasi meliputi aspek fisik, kimia, biologi serta ekonomis pakan. Pakan yang siap diaplikasikan harus memiliki aspek fisik dan kimia seperti berikut : ukuran (size) yang sesuai dengan ukuran ikan yang dipelihara serta tekstur atau penampakan yang baik sesuai standar pakan dan kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan yang dipelihara. Aspek lainnya adalah ketahanan pakan untuk disimpan (durability) serta ketahanan pakan untuk terurai dalam air (water stability) yang berpengaruh terhadap kualitas perairan.

Aspek biologi pakan berkaitan dengan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan. Aspek tersebut meliputi kemampuan pakan untuk diterima ikan baik waktu dimakan maupun dicerna (acceptibility dan pallatability). Kedua hal tersebut berkaitan dengan karakter fisik bahan, bau (odour) dan rasa (taste) serta kesesuaian nutrisi pakan dengan daya cerna tubuh ikan. Secara keseluruhan, aspek-aspek di atas dikatakan berhasil bila ditunjang dengan manajemen pemberian pakan yang baik serta mampu memberikan keuntungan ekonomis yang tinggi.

Untuk mencapai aspek-aspek tersebut di atas, maka perlu adanya pengujian dari pakan yang akan diaplikasikan. Pengujian tersebut terutama bertujuan memperoleh pertumbuhan ikan yang optimal dengan menggunakan formulasi-formulasi yang telah disusun. Pengujian pakan buatan untuk ikan Bawal Bintang telah dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut hingga saat inidan akan terus dikembangkan. Pengujian tersebut dilaksanakan di bak terkendali maupun di karamba jaring apung.




DAFTAR PUSTAKA


Alimuddin, 2005. Memproduksi Ikan dengan “Ikan” Bisa Dihilangkan. Inovasi Online.


Akbar, S. 1991. Dietary Nutrient Requirement Review for Sea Bass (Lates calcarifer, Bloch.) and Grouper (Epinephelus spp). Institute of Aquaculture, University of Stirling. Scotland.


Giri, A.N. 1998. Aspek Nutrisi dalam Menunjang Pembenihan Ikan Kerapu. Makalah dalam Seminar Teknologi Budidaya Pantai. Departemen Pertanian dan Japan International Cooperation Agency.

Kompiang, I.P., 1999. Seminar dan Pameran Pengembangan Budidaya Laut di Indonesia dalam Mendukung Protekan 2003. Dirjen Perikanan, DKP.

Mudjiman, A., 2002. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta. Cetakan 16, Edisi Revisi.

186 halaman.

NRC. 1977. Nutrient Requirement of Warmwater Fish and Shellfish. National Academy of Sciences. Washington, D.C.

Sahwan, F., 1999. Pakan Ikan dan Udang : Formulasi- Pembuatan-Analisis Ekonomi.

Penebar Swadaya, Jakarta. Cetakan-1.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar