Senin, 30 Maret 2020

Penanganan Ikan Produk Tuna Beku


Penanganan Ikan Produk Tuna Beku


Penanganan ikan tuna untuk produk beku (frozen fish) ditujukan untuk membuat ikan tersebut tahan disimpan dalam waktu yang lama. Kemudian produk ini disimpan dalam palkah yang berinsulasi dan berpendingin yang suhunya dapat mencapai hingga - 65oC (65 oC di bawah titik beku). Produk tuna beku dapat diolah menjadi makanan khas Jepang yaitu yang disebut dengan “sashimi”  (makan daging tuna mentah) ataupun produk lainnya. Adapun penanganan tuna untuk tujuan beku sebagai berikut:

Jumat, 27 Maret 2020

PAKAN FORMULA


NUTRISI DAN TEKNIK PEMBUATAN
PAKAN FORMULA




A. LATAR BELAKANG


Ikan merupakan salah satu organisme air yang memiliki kandungan protein tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pangan bagi manusia. Naylor et al. (2009) menyatakan bahwa total ikan yang dikonsumsi manusia sekitar 50% sumbangan dari akuakultur dan produksi akuakultur akan terus meningkat seiring dengan peningkatan permintaan dan populasi dunia.


Faktor yang menjadi penentu kesinambungan produksi akuakultur, salah satunya yaitu ketersediaan pakan buatan. Para pembudidaya lebih memilih menggunakan pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami (ikan segar), oleh karena pakan buatan mempunyai keunggulan antara lain: ketersediaannya sepanjang tahun, mudah dan tahan lama dalam penyimpanan, mudah dalam aplikasi pemberian pakan serta kebutuhan nutrisinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan ikan.


Dengan membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiap saat. Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria, antara lain: kandungan nutrisi pakan terutama protein sesuai dengan kebutuhan ikan, ukuran pakan sesuai dengan bukaan mulut ikan, mudah dicerna dan diserap, memiliki rasa dan bau yang disukai ikan dan kadar abu rendah.


B. KEBUTUHAN NUTRISI


Ikan Bawal Bintang, seperti hewan lainnya membutuhkan keseimbangan dalam pakannya untuk dapat tumbuh dan hidup sehat. Kelengkapan nutrisi dalam pakan mutlak diperlukan untuk menjaga agar pertumbuhan ikan dapat berlangsung secara normal. Kebutuhan nutrisi yang meliputi protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral dalam pakan ikan, berbeda menurut jenis dan ukurannya.

HAMA DAN PENYAKIT BAWAL BINTANG


HAMA DAN PENYAKIT

PADA BUDIDAYA BAWAL BINTANG



A. LATAR BELAKANG


Kendala utama pada usaha pembesaran ikan Bawal Bintang adalah terjadinya serangan hama, penyakit ikan dan infestasi parasit. Penyakit didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat menyebabkan ketidak normalan struktur dan fungsi atau terjadinya perubahan anatomi kimia ataupun fisiologis yang ditunjukkan oleh organisme melalui tanda-tanda yang spesifik maupun tidak spesifik. Penyakit terjadi akibat adanya interaksi antara inang, patogen dan lingkungan yang tidak seimbang. Kondisi lingkungan yang tidak optimum dapat menimbulkan stress dan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh ikan terhadap penyakit. Untuk itu perlu dilakukan monitoring secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan, sehingga dapat dilakukan upaya pengendalian sedini mungkin apabila terjadi serangan penyakit. Sedangkan serangan hama pada kegiatan budidaya ikan biasanya tidak separah serangan penyakit ikan.


Hama biasanya berukuran lebih besar dibandingkan ikan yang dibudidayakan dan secara langsung maupun tidak langsung dapat mengganggu, membunuh dan memangsa ikan. Hama yang biasa dijumpai pada pembesaran ikan Bawal Bintang dikatagorikan dalam jenis kompetitor (pesaing) dan predator (pemangsa).


Serangan hama dan penyakit pada pembesaran ikan Bawal Bintang apabila tidak segera dilakukan penanganan akan menyebabkan penurunan produksi sehingga akan merugikan para pembudidaya.


Kamis, 26 Maret 2020

SARANA DAN PRASARANA BUDIDAYA BAWAL BINTANG


SARANA DAN PRASARANA

BUDIDAYA BAWA BINTANG



A. LATAR BELAKANG


Penyediaan sarana dan prasarana dalam usaha pembesaran ikan Bawal Bintang, merupakan persyaratan mutlak untuk menunjang keberhasilan usaha. Ada beberapa bentuk keramba jaring apung yang biasa digunakan untuk budidaya ikan laut, antara lain karamba yang berbentuk empat persegi dan karamba yang berbentuk bulat lingkaran. Ukuran karamba juga bervariasi, ada yang berukuran 5 x 5 meter, 5 x 8 meter, dan 8 x 8 meter. Sedangkan untuk karamba yang berbentuk lingkaran biasaya terbuat dari bahan pipa galvanis dengan ukuran diameter 5 meter sampai dengan 15 meter. Keramba berbentuk lingkaran ini umumnya digunakan di negara-negara seperti Jepang dan Eropa. Di Indonesia, bentuk dan ukuran karamba yang umum digunakan adalah berbentuk persegi dengan ukuran 8 x 8 meter yang terdiri dari 4 kotak dengan ukuran 3 x 3 meter untuk masing-masing kotaknya. Dalam tulisan ini penulis mencoba memberikan informasi tentang sarana dan prasarana yang digunakan dalam budidaya ikan laut terutama ikan Bawal Bintang.


Selasa, 24 Maret 2020

PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA KERAPU


PEMILIHAN LOKASI
BUDIDAYA KERAPU


A.          LATAR BELAKANG

Ikan kerapu merupakan ikan ekonomis penting yang memiliki potensi pasar yang cukup baik dengan meningkatnya permintaan dari pasar domestik dan luar negeri. Dengan semakin banyaknya permintaan ikan kerapu untuk pasaran domestik dan internasional, maka membuka peluang usaha untuk penyediaan benih ikan kerapu.

Saat ini kemajuan teknologi produksi benih ikan kerapu secara masal sudah mantap

dan sudah diadopsi oleh para pelaku budidaya . Akan tetapi selain keberhasilan teknologinya , salah satu faktor pendukung yang menunjang dalam keberhasilan usaha pembenihan kerapu ini adalah penentuan pemilihan lokasi yang tepat. Pemilihan lokasi yang tepat akan memudahkan operasional serta menjamin keberlanjutan usaha . Oleh karena itu dalam pemilihan lokasi harus mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dengan persyaratan lokasi. secara umum dalam pemilihan lokasi harus mempertimbangkan faktor teknis dan non teknis.


PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA BAWAL BINTANG


PEMILIHAN LOKASI
BUDIDAYA BAWAL BINTANG

A. LATAR BELAKANG
  
Eksploitasi sumberdaya perikanan laut Indonesia sebagian besar masih dititik-beratkan pada kegiatan penangkapan. Upaya penangkapan ikan laut yang sangat intensif dapat mengganggu bahkan merusak kelestarian lingkungan sumberdaya hayati perairan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah melakukan kegiatan budidaya. Sebagaimana yang kita ketahui belakangan ini usaha pembudidayaan ikan Bawal Bintang di Karamba Jaring Apung sudah mulai berkembang seperti yang ada di Teluk Lampung dan beberapa daerah lain di Indonesia.


Untuk menunjang keberhasilan kegiatan yang akan dilakukan, pengkajian secara teknis maupun non-teknis sangat perlu dilakukan. Perhitungan yang kurang teliti dan adanya kekeliruan dalam menentukan lokasi budidaya dapat mengakibatkan resiko yang sangat tinggi, mengingat besarnya investasi yang ditanamkan. Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah bagaimana cara menentukan lokasi yang tepat untuk budidaya ikan Bawal Bintang di Karamba Jaring Apung.


Faktor non-teknis yang menjadi pertimbangan utama dalam menentukan lokasi adalah dari segi resiko dan adanya kemudah-kemudahan dalam operasionalnya. Sedang dari sisi teknis adalah faktor kualitas air dan sifat biologi ikan Bawal Bintang itu sendiri.


B. PERSYARATAN LOKASI

1. Faktor Resiko

Beberapa resiko yang perlu dipertimbangkan biasanya berkaitan dengan pencemaran, manusia, keamanan dan faktor adanya perbedaan kepentingan.

Senin, 23 Maret 2020

BIOLOGI KERAPU


BIOLOGI KERAPU




  
A. LATAR BELAKANG


Ikan kerapu tergolong dalam famili Serranidae, tubuhnya tertutup oleh sisik-sisik kecil. Kebanyakan hidup di perairan terumbu karang dan sekitarnya, adapula yang hidup disekitar muara sungai. Menurut Nontji (1987) nama kerapu biasanya digunakan untuk empat genus anggota famili Serranidae yaitu Epinephelus, Variola, Plectropomus dan Cromileptes. Sebagian besar Genus anggota famili Serranidae hidup di perairan relatif dangkal dengan dasar terumbu karang, tetapi beberapa jenis diantaranya dapat ditemukan pada kedalaman sekitar 300 meter. Dalam buku ini hanya diuraikan tentang 2 species kerapu yaitu Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis).


B. TAKSONOMI DAN MORFOLOGI KERAPU


Menurut Heemstra dan Randall (1993), sistematika Kerapu Macan adalah :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Osteichtyes

Subclass : Actinopterygii

Ordo : Percomorphi (Perciformes)

Sub ordo: Percoidea

Family: Serranidae

Genus : Epinephelus

Spesies: Epinephelus fuscoguttatus


   

BIOLOGI BAWAL BINTANG


BIOLOGI BAWAL BINTANG



A. LATAR BELAKANG


Bawal Bintang merupakan ikan jenis ikan pelagis dan perenang cepat yang sangat aktif. Tubuhnya berbentuk pipih dan diselimuti oleh sisik yang sangat halus berwarna abu-abu keperakan. Keunggulan ikan Bawal Bintang ini adalah mudah dibudidayakan, tidak memerlukan waktu yang lama dalam membesarkan hingga mencapai ukuran konsumsi, dan mempunyai harga yang relatif tinggi baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.


1.    Taksonomi


Bawal Bintang termasuk dalam famili Carangidae (Seabass dan Pompano), yang hidup didaerah karang dengan kedalaman kurang dari 7 meter (Paton, et.al. 1989).


Nama-nama yang umum dikenal adalah Asian Pompano, Buck-Nosed Trevally, Dart, Golden O, Moonfish, Ovate Pompano, Permit, Pompano, Pompio, Round Pompano, Silver Pampano, Silver Pompano, Snub-Nosed Dart, Snub-Nosed Swallowtail, Snubnose Dart, Snubnose Pampano, Snubnose Pompano, Spinous Dory, Tropical Permit, Tropical Pompano (Berry, F.H. and W.F. Smith-Vaniz (1978).


Bawal Bintang memiliki nama latin Trachinotus blochii, dan memilki taksonomi sebagai berikut


Filum                   : Chordata

Kelas                      : Actinopterygii

Ordo                      : Perciformes

Famili                    : Carangidae

Genus                         : Trachinotus

Spesies                : Trachinotus blochii (Lacepede, 1801)