Ekosistem terumbu karang Indonesia menyediakan sumber makanan yang penting
berupa ikan, krustasea, dan moluska. Produksi ikan karang Indonesia dapat
mencapai 30 ton/km2/tahun. Hal inilah yang membuat perikanan terumbu
karang merupakan salah satu sumber penghidupan utama bagi masyarakat pesisir
dan pulau-pulau kecil. Ikan karang adalah sumber daya yang dapat terbaharukan.
Secara alami ikan-ikan dapat memperbarui kondisi stoknya dengan cara
bereproduksi. Seekor induk ikan karang dapat menghasilkan anak dalam
jumlah yang cukup besar, namun sifat ikan karang yang bertumbuh secara
lambat, membuat stok ikan karang sangat rentan terhadap upaya penangkapan
berlebih.
Agar sumber daya ikan karang dapat tetap lestari upaya pengelolaan yang
bertanggung jawab harus ditegakkan dengan cara menggunakan alat tangkap yang
ramah lingkungan.
Macam Alat Tangkap Ikan di Daerah Terumbu Karang
1. Gill net
Gillnet / Pinterest
Gillnet atau dalam bahasa sehari-hari yang dikenal masyarakat dengan jaring
insang karena gill berarti insang dan net berarti jaring, adalah suatu jenis
alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang
dimana mata jaring (mesh) dari bagian jaring utama ukurannya
sama. Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan di
bagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers),
sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang
dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak. Dalam pengoperasian
gill net biasanya terdiri dari beberapa tinting jaring yang digabung menjadi
satu unit jaring yang panjang, dioperasikan dengan dihanyutkan atau dipasang
secara menetap pada suatu perairan. Contohnya jaring insang hanyut (drift
gillnet), jaring insang tetap (setgillnet), jaring insang lingkar
(encircling gillnet), jaring insang klitik (shrimp gillnet), dan trammel
net. Gillnet yang merupakan alat pasif dan selektif yang
dikategorikan sebagai alat yang ramah lingkungan. Namun gillnet menjadi
tidak ramah lingkungan apabila dioperasikan di perairan berkarang pada saat air
surut karena berpeluang besar untuk berbenturan karang.
2. Pancing
Pancing / id.aliexpress.com
Pancing merupakan salah satu alat tangkap yang banyak digunakan oleh para nelayan
tradisional untuk menangkap ikan karang. Peralatan pancing sendiri tidak
merusak karang tetapi benturan jangkar perahu yang digunakan pada saat
memancing yang merusak karang. Untuk dapat meningkatkan keramahan alat pancing
yang dioperasikan di perairan terumbu karang, modifikasi yang dilakukan bukan
pada alatnya tetapi metode penangkapan yang digunakan.
Di daerah-daerah konservasi terumbu karang, misalnya di Taka Bonerate,
Kabupaten Selayar telah dilakukan pemasangan jangkar permanen di beberapa tempat
untuk dapat digunakan oleh para nelayan pemancing menambatkan perahunya saat
melakukan operasi penangkapan sehingga para nelayan tidak lagi membuang jangkar
di sembarang tempat yang dapat mengakibatkan kehancuran karang.
3. Bubu
Bubu / dictio.id
Saat ini bubu (trap) adalah sejenis alat yang paling banyak
digunakan untuk menangkap ikan karang dan telah banyak dioperasikan di
Indonesia dengan hasil yang memuaskan. Akan tetapi kedua alat ini memiliki
banyak keterbatasan. Hasil tangkapan per unit bubu relatif sangat terbatas dan
pada pengoperasiannya umumnya menggunakan terumbu karang untuk alat kamuflase.
Oleh karena hasil tangkapan per unit bubu terbatas akibat sifat kejenuhan alat,
maka dioperasikan sekaligus cukup banyak bubu yang diikatkan pada satu untaian
tali. Dengan cara ini pada saat penurunan dan penarikan alat sering
terjadi benturan antara bubu dengan dasar perairan yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada dasar perairan terutama apabila terdapat terumbu karang.
Sehingga kerusakan terumbu karang bukan disebabkan karena pengoperasian alat
tangkap ini, namun disebabkan oleh tindakan manusia pada saat pengoperasian
alat tangkap bubu dengan cara tidak benar.
4. Fyke Net
Fyke net / fipec.qc.ca
Fyke net adalah sejenis perangkap ikan yang banyak dioperasikan di perairan
dangkal oleh para nelayan di seluruh dunia. Fyke net dioperasikan
dengan menggunakan sayap yang panjang untuk menangkap flounder dan
ikan demersal lainnya. Kelebihan fyke netterhadap bubu
dilihat dari segi konstruksi Fyke net yang memiliki ruang
penampungan ikan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan apa yang dimiliki
oleh bubu sehingga kemampuan tangkapnya juga relatif lebih besar dibandingkan
dengan kemampuan bubu ditinjau dari segi kejenuhan alat. Dengan demikian
alat ini tidak perlu dioperasikan sekaligus dalam jumlah yang banyak seperti
pada bubu yang sering menimbulkan permasalah dengan terbenturnya bubu pada
terumbu karang.
Alat ini secara hipotesis bersifat ramah terhadap lingkungan terumbu karang
karena sifatnya yang pasif terhadap ikan target sehingga kecil peluang bagi
alat ini untuk membentur terumbu karang, sebagaimana halnya pada alat
penangkapan ikan yang bersifat pasif yang menjadikan ikan yang aktif bergerak
sebagai target penangkapannya. Alat tangkap ikan ini ada di dunia yang secara
hipotesis mampu menangkap ikan karang dalam jumlah yang memadai dari segi
ekonomis. Hasil tangkapan mencapai 5-8 kg per hari operasi dan tidak merusak
stok ikan karang maupun terumbu karang sebagai habitat ikan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar