Шаблоны Joomla здесь.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sumberdaya perikanan yang sangat besar. Sumbangan PDB perikanan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan perikanan budidaya, yang tumbuh secara signifkan dari tahun ke tahun. Ketika perikanan tangkap tumbuh hanya sekitar 25% dalam 9 tahun antara tahun 2000-2008, produksi perikanan budidaya telah melonjak hampir mencapai 400% pada periode yang sama.
Dalam laporan FAO bahwa apa yang sudah dikembangkan dalam pembangunan budidaya di Indonesia masih jauh tertinggal dari apa yang sudah dikembangkan oleh China. Total produksi budidaya China tahun 2008 yaitu 42.669,7 ribu ton sedangkan total produksi budidaya Indonesia yaitu 3.835,2 ribu ton pada tahun yang sama.
Di sisi lain, berdasarkan berbagai laporan FAO, konsumsi per kapita ikan masyarakat Indonesia tertinggal hampir dari semua negara di ASEAN, bahkan per kapita konsumsi ikan Malaysia dan Singapura lebih dari dua kali masyarakat Indonesia. Tahun 2009, tercatat tingkat konsumsi ikan Indonesia sebesar 29,08 kg per kapita dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 30,48 kg per kapita. Rendahnya tingkat konsumsi ikan Indonesia ini disebabkan kondisi ekonomi masyarakat, dan masih sulitnya mendapat ikan di daerah pelosok. Karena arus distribusi lambat, ikan segar tidak lagi murah sampai ke tangan konsumen. Disisi lain, meskipun tingkat konsumsi ikan per kapita Indonesia masih rendah, namun perkembangannya menunjukkan peningkatan. Memang pertumbuhannya tidak terlalu tinggi seperti Kamboja atau Singapura, tetapi masih lebih tinggi dibanding Brunei, Thailand, dan China (Tabel 1).
Meskipun tingkat konsumsi ikan penduduk Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan China, namun kontribusi protein ikan terhadap total protein hewani lebih baik yaitu mencapai lebih dari 50% (Tabel 2). Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang memiliki tingkat konsumsi ikan lebih tinggi dari Indonesia, kontribusi pasokan protein ikan masyarakat Indonesia terhadap total protein hewani ini masih lebih tinggi dibanding Malaysia, Philippines, Thailand, Vietnam dan Myanmar. Bahkan untuk tahun 2008 dan 2009, kontribusinya mencapai 2/3 dari total konsumsi protein hewani (Tabel 3). Namun, ketika pasokan protein dari ikan tersebut dibandingkan dengan total protein (termasuk protein nabati), komposisi pasokan protein dari ikan masih di bawah 15%.
Berdasarkan kelompoknya, pasokan konsumsi protein ikan sebagian besar berasal dari konsumsi protein ikan dan udang segar yaitu lebih dari 43% sedangkan kontribusi dari konsumsi protein ikan dan udang diawetkan sekitar 22%. Sementara itu, kontribusi dari protein hewani selain ikan yang dominan adalah telur ayam ras/ kampung dan daging ayam ras/kampung (Tabel 4). Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin, dan mineral yang sangat baik dan prospektif.
Keunggulan utama protein ikan dibandingkan dengan produk lainnya adalah kelengkapan komposisi asam amino dan kemudahannya untuk dicerna. Mengingat besarnya peranan gizi bagi kesehatan, ikan merupakan pilihan tepat untuk diet di masa yang akan datang. Dengan sumber daya perikanan yang besar, Indonesia memiliki lebih banyak kesempatan untuk menjadi produsen terkemuka produk perikanan di dunia dan sebagai eksportir potensial. Sumber daya ini juga seharusnya dapat terus meningkatkan kontribusi ikan dalam memasok total konsumsi protein di Indonesia.
SUMBER : http://www.wpi.kkp.go.id/index.php/84-serial-manfaat-ikan/86-ikan-penyuplai-protein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar