Sudah menjadi rahasia umum kalau prospek usaha budidaya udang vannamei begitu menjanjikan. Keuntungan menggiurkan tak elak membuat banyak orang mencoba peruntungan di bisnis ini. Nyata terlihat dengan semakin banyaknya tambak baru dibuat di berbagai lokasi. Hal ini diungkapkan Suseno Direktur PT Prima Dwimitra (Konsultan Tambak), saat ini banyak pemain baru yang melirik untuk membuat tambak.
”Kami melihat semakin banyak
areal tambak baru dibuka misalnya di daerah Pantai Selatan dan Sumatera bagian
Barat yang kondisi lingkungannya masih bagus,” ujar Seno. Tambahnya, tidak
hanya pemain lama saja yang meningkatkan skala usaha tapi juga banyak pemain
baru yang menjajal membangun tambak seperti Makasar, Mamuju, Lampung, dan
daerah lainnya.
Meskipun tidak ia pungkiri
selain banyak tambak baru yang bermunculan juga ada tambak milik salah satu
perusahaan besar yang coleps. Karena itu dari awal membuat tambak sudah harus
diperhatikan betul pemilihan lokasi dan juga konstruksi tambaknya, agar bisa
terus langgeng dalam waktu yang lama atau berkelanjutan.
Konstruksi tambak
Pemilihan lokasi menjadi
salah satu aspek penting dalam budidaya udang vannamei. Salah satu aspek yang
harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi selain adanya sumber air yang masih
baik, tingkat elevasi lahan juga patut dipertimbangkan termasuk juga
ketersediaan listrik dan jalan untuk mengangkut hasil panen dan
mendistribusikan pakan yang masuk.
Seno mencontohkan, misalnya
lokasi tambak yang lebih rendah dari air laut berarti harus dibantu pompa untuk
pembuangan airnya. ”Elevasi atau ketinggian harus diperhatikan agar air
yang masuk dan keluar mengalir dengan lancar, walaupun secara konstruksi kita
bisa rancang bagaimanapun tingkat elevasinya hanya saja biaya yang diperlukan
akan lebih besar, sebaiknya minimal 1,5 meter lebih tinggi dari air pasang
tertinggi air laut untuk pemilihan lokasi tambaknya” ungkap Seno.
Terkait biaya untuk membangun
tambak, dari sisi biaya konstruksi persiapan lahan hingga siap beroperasi
budidaya besarannya berbeda bergantung pada kualitas sarana dan prasarana yang
digunakan dan juga kondisi lahannya. Secara umum dia menginformasikan, untuk
biaya membangun tambak dengan kualitas yang mumpuni dari sarana kolam seperti
kincir, genset, plastik HDPE, termasuk pembuatan IPAL (Instalasi Pembuangan Air
Limbah) diperlukan biaya rata-rata sekitar Rp 1,5 – 2 miliar per hektar.
“Itu juga harus diingat dari 1 hektar lahan tidak semua digunakan untuk
kolam budidaya, hanya 50 % - 60 % saja yang digunakan untuk kolam budidaya
komersilnya, sisanya untuk IPAL, tanggul, rumah penyimpanan pakan, dan
lainnya,” terang Seno.
Lanjutnya, jika lahan 1 hektar
maka lahan efektif yang digunakan untuk budidaya hanya 5.000 – 6.000 m2. Untuk
biaya itu menyesuaikan dengan kualitas konstruksinya, serta sarana dan
prasarana yang digunakan. Idealnya untuk kualitas yang sangat baik berkisar Rp
500 ribu per m2, untuk lahan 1 hektar dengan efektif kolam budidaya seluas
5.000 m2 idealnya butuh biaya hingga Rp 2,5 miliar.
Tapi biaya yang sangat besar
tersebut sebanding dengan keuntungan yang akan diperoleh petambak jika usahanya
berjalan dengan baik. Untuk memastikan keberhasilan budidaya dari awal dibangun
konstruksi tambak sudah mesti dipersiapkan dengan baik dan diperhitungkan.
Terutama dari sisi inlet dan outlet nya, kualitas air yang masuk dan keluar
dari tambak. Karena kunci dalam budidaya adalah menajemen air.
”Jangan asal cetak tanah saja,
kita harus memperhatikan lingkungan agar budidaya bisa berkelanjutan, jangan
sampai baru 5 - 10 tahun produksinya udah anjlok karena lingkungan tidak mendukung,”
tukas Seno. Menurutnya pertama yang harus diperhatikan untuk mendirikan
tambak adalah lokasinya harus bagus, kedua kualitas airnya, setelah itu baru
mulai dilakukan pengukuran desain.
Pengelolaan Air
Tidak hanya mencetak tambak saja,
tapi sustainibility (keberlanjutan) lingkungan juga menjadi hal penting yang
harus diperhatikan. ”Untuk instalasi pengolahan air limbah ditambak tentunya
harus ada kolam pengendapan saat air laut masuk, kemudian juga ada kolam
penyaringan, baru nantinya air yang sudah bagus bisa masuk ke tambak,” papar
Seno.
SUMBER : MAJALAH TRUBUS Edisi-60/15
Mei – 14 Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar