Kamis, 17 Juni 2021

PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN

 PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN


Benih ikan kerapu yang telah dipanen selanjutnya akan dipelihara di karamba jaring apung (KJA) laut. Lokasi pendederan benih ikan kerapu dengan lokasi pembesaran ikan kerapu ini tidak selalu berdekatan. Oleh karena itu dibutuhkan waktu pengangkutan untuk mencapai lokasi pembesaran dan harus disiapkan bagaimana cara mengemas benih ikan kerapu dengan benar agar sampai di tujuan dengan kondisi yang tetap sehat serta kelangsungan hidup yang tinggi.

Pengemasan benih ikan kerapu hasil pendederan ini sebaiknya harus memperhatikan jarak dan waktu tempuh, serta jumlah benih yang diangkut dalam wadah. Kondisi parameter kualitas air yang penting selama pengangkutan adalah suhu, salinitas, oksigen terlarut dan pH air di dalam wadah pengangkutan. Suhu air yang baik untuk pengemasan ikan hidup adalah 15–200C dan pH air 7–8. Jumlah oksigen yang ditambahkan pada wadah pengemasan harus 3 kali jumlah air.

Pengemasan benih ikan kerapu bebek dapat dilakukan dengan sistem pengemasan terbuka atau tertutup. Sistem pengemasan terbuka digunakan untuk ikan yang akan diangkut dengan cara angkutan terbuka, sedangkan sistem pengemasan tertutup digunakan untuk ikan kerapu yang akan diangkut dengan cara angkutan tertutup.

Persiapan Pengemasan

1.      Ikan yang akan dikemas dipuasakan terlebih dahulu sekitar 12-24 jam.

2.      Ikan yang akan dikemas ukurannya harus seragam untuk menghindari kanibalisme.

3.    Air laut yang akan digunakan untuk pengangkutan harus jernih dan mempunyai salinitas yang sama dengan media budidaya.

4.       Siapkan bahan dan peralatan pengemasan yaitu oksigen murni, kantong plastik, karet pengikat, stirofom, es batu, wadah/ember dan lakban.

 

A. Sistem Pengemasan Terbuka

Sistem ini biasanya digunakan untuk pengangkutan melalui jalur darat dan jarak yang akan ditempuh relatif dekat. Pengemasan tertutup dilakukan dengan cara sebagai berikut:

         1.         Isilah wadah pengangkutan berupa drum plastik atau fiberglass dengan air laut hingga ½ atau 2/3 bagian wadah disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan diangkut.

         2.     Oksigen dialirkan ke dalam wadah melalui selang oksigen yang telah diberi pemberat dan batu aerasi serta dilengkapi dengan regulator yang berfungsi mengatur keluarnya oksigen.

         3.         Masukkan ikan yang akan diangkut

         4.         Masukkan es yang dibungkus kantong plastik untuk menghindari menurunnya salinitas akibat mencairnya es.

Sistem pengemasan terbuka

B. Sistem Pengemasan Tertutup

Sistem ini merupakan sistem pengemasan yang dianggap paling aman untuk digunakan, baik untuk pengangkutan jarak pendek maupun jarak jauh. Pengemasan terbuka dilakukan dengan cara sebagai berikut:

         1.         Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah oksigen murni, kantong plastik, karet, stirofom, es batu dan lakban.

       2.         Kantong plastik dengan ukuran 150 cm diikat pada bagian tengahnya sehingga terbagi dua bagian, setelah itu bagian yang satu dibalik sehingga plastik nampak terlihat rangkap.

         3.         Air laut dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak sepertiga bagian dari volume kantong plastik untu kepadatan benih 110-120 ekor/wadah.

        4.         Udara yang ada di dalam kantong plastik dibuang dan kemudian dimasukkan oksigen murni ke dalamnya melalui selang yang yang disambungkan dengan tabung oksigen.

         5.         Kantong plastik kemudian diikat dengan karet dan hindari adanya gelembung udara.

         6.         Kantong plastik dimasukkan ke dalam stirofom dengan posisi kantong plastik ditidurkan

         7.         Untuk mempertahankan suhu, dimasukkan es batu yang sudah dibungkus plastik ke dalam stirofom.


 Sistem pengemasan tertutup

Sumber : Modul Pemanenan dan Pengemasan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan DIRJEN Pendidikan Dasar dan menengah,Departemen Pendidikan Nasional, 2003


Tidak ada komentar:

Posting Komentar