BEBERAPA METODE BUDIDAYA KERANG HIJAU
Manfaat kerang hijau tidak hanya
sebagai bahan pangan manusia, tapi juga dapat menjadi bahan baku pakan ternak
dan perikanan,
seperti untuk induk ikan dan lobster. Kerang dapat pula sebagai biofilter atau organisme penyaring yang
mampu meningkatkan kualitas lingkungan. Hal ini tergambarkan dalam konsep IMTA (Integrated Multi-Trophic Aquaculture), yaitu metode budidaya yang
memafaatkan kerang sebagai organisme perbaikan lingkungan.
Perairan Indonesia yang luas
merupakan potensi dalam pengembangan budidaya kerang hijau. Atas dasar itulah
penyusunan panduan praktik budidaya kerang hijau sebagai pedoman untuk
melaksanakan praktik budidaya kerang hijau yang bertanggungjawab dan
berkelanjutan.
Berdasarkan jenis kolektor yang
dipakai dan pembesarannya, maka dikenal 4 (empat) metode budidaya kerang hijau,
yaitu : metode tancap, metode rakit, metode rak, dan metode tali rentang (long line).
1. Metode
Tancap/bagan
Metode tancap dapat digunakan
untuk usaha pengumpulan benih dari alam, pembesaran hingga panen kerang hijau.
Beberapa batang bambu berdiameter kurang lebih 15- 20 cm diruncingkan di bagian
pangkalnya, lalu ditancapkan ke dasar perairan secara teratur. Panjang bambu
yang digunakan tergantung pada kedalaman perairan saat surut terendah, ditambah
bagian yang ditancapkan ke dasar dan bagian yang menjulang di atas permukaan
laut (+ 50 – 100 cm). Bagian yang berada di atas permukaan air berfungsi
sebagai tanda, agar mudah dilihat dari jauh dan mudah dicabut pada saat panen.
Pada bagian atas unit kolektor, dapat pula dibuatkan pondok tempat para pekerja
beristirahat dan pengamatan terhadap kolektor.
Untuk menguatkan bambu-bambu
dari pengaruh arus dan gelombang, maka pada bagian yang menjulang diperkuat
dengan bambu yang diikat, dipasang sejajar dengan permukaan air. Pada bagan
bambu, dapat pula dilengkapi dengan tali-tali tambang yang menghubungkan antar
bambu di dalam air. Pada tali ini spat kerang hijau akan menempel dan akan
memperbanyak jumlah kerang.
Jarak antara bambu bervariasi antara 0,5 – 1 m, tergantung pada kesuburan perairan, luas areal budidaya dan banyaknya kolektor yang dipasang. Apabila pemasangan kolektor ini lebih dari satu unit (terdiri dari 4 – 5 baris), maka perlu diperhatikan populasinya, laju pertumbuhan dan jarak antar unit. Satu unit pemeliharaan dapat berukuran 15 x 20 m. Kayu ditancapkan 1 – 2 bulan sebelum musim pemijahan, waktu pemijahan berbeda-beda di setiap lokasi. Penjarangan kolektor dilakukan setiap 2 bulan, dengan cara dikerok lalu dimasukkan dalam rakit, kemudian ditempelkan dengan menggunakan kantong dan dijaga
Konstruksi kolektor dengan metode tancap, terdapat tali tambang yang
melintang horizontal
antar bamboo
2. Metode
Rakit
Metode rakit digunakan pada lokasi yang dikhususkan untuk pembesaran kerang hijau, bukan lokasi sumber benih. Rakit dibuat dari bambu atau kayu atau kombinasi keduanya. Agar rakit tidak mudah rusak dan tenggelam pada waktu pembudidaya bekerja di atasnya, sebaiknya rakit disanggah oleh beberapa drum kosong yang sudah dicat anti karat atau dengan mengunakan drum plastik, kemudian rakit dilengkapi dengan jangkar. Dengan metode rakit ini benih-benih kerang hijau dapat dikumpulkan dengan mengunakan kolektor jaring atau tali. Keuntungan dengan mengunakan metode ini adalah lebih mudah dalam pemanenannya.
Rakit dapat berukuran 7x7 m, terbuat dari bambu dan drum plastik digunakan sebagai pelampungnya. Kolektor-kolektor yang digantungkan sebanyak 56 buah, terbuat dari tali PE berdiameter 2 cm dan panjang 1,5 m. Benih yang berasal dari kolektor tancap ditransplantasikan ke lokasi pembesaran. Pengangkutan dilakukan dengan sistem kering atau tanpa air. Ketahanan teknis pemakaian rakit apung kira-kira 2 – 2,5 tahun
kerang hijau dengan metode rakit,
kantong benih digantung di rakit
3. Metode
Rak
Rak terbuat dari batang–batang
bambu atau kayu, agar tahan lama dapat dibuat dari besi siku tahan karat. Pada
rak ini kolektor-kolektor dipasang atau digantungkan. Pemasangan kolektor dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu digantung dan dipasang horizontal. Pemasangan
kolektor secara horizontal biasanya dilakukan terhadap rak-rak yang seluruh
bangunannya terbenam di dalam laut. Hasil penjarangan dimasukkan atau ditempelkan
pada kolektor gantung
Metode rak
terbuat dari batang bambu atau kayu membentuk rak. Lalu dipasangkan kolektor
dengan cara menggantung kolektor
4. Metode
Tali Rentang (Long Line)
Metode tali rentang (long line) dilakukan dengan merentang 2
(dua) utas tali penggantung kolektor di antara 2 drum pelampung. Apabila kita
memiliki persediaan drum cukup banyak dapat dirangkai memanjang, sehingga
kolektor yang akan digantungkan jumlahnya dapat lebih besar. Jarak antara pelampung maksimal
10 m.
Masing-masing kolektor memiliki berat 30 – 40 m. Jarak antar kolektor gantung yaitu 1 m. Kolektor gantung dapat berupa asbes, tempurung kelapa, tali tambang untuk lokasi sumber benih atau pun kolektor kantung benih, dimana benih sudah dimasukkan sebelumnya dalam kantong untuk lokasi pembesaran kerang hijau.
Kolektor yang paling efektif dan banyak
digunakan yaitu Menggunakan
bambu dengan metode tancap. Permukaan bamboo Yang
kasar memudahkan spat menempel pada bambu. Satu bamboo Dapat menghasilkan kerang konsumsi hingga 10
kg.
Sumber : Seri
Panduan Perikanan Skala Kecil BUDIDAYA KERANG HIJAU, WWF Edisi Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar