TEKNOLOGI PENDEDERAN KERAPU
PERSYARATAN TEKNIS:
A. PENDEDERAN
DI TANGKI
Sarana yang
diperlukan
o
Ruangan
beratap atau shelter untuk
menghindari sinar matahari langsung yang dapat mempercepat kondisi tangki
pemeliharaan ikan cepat kotor.
o
Tangki
pemeliharaan dapat dibuat dari beton atau fiber dengan ukuran bervariasi
disesuaikan dengan kebutuhan. Tangki bisa berbentuk bulat, persegi empat atau
empat persegi panjang.
o
Pompa air sebagai
sarana pensuplai air dari laut menuju tangki pemeliharaan. Air diusahakan cukup
dan bisa mengalir secara terus-menerus selama 24 jam selama pendederan ikan.
o
Blower sebagai
sumber oksigen dalam tangki pemeliharaan
o
Saringan
pasir (sand filter), sebagai
penyaring air laut sebelum masuk ke tangki-tangki pendederan untuk menyaring
kotoran berupa partikel kecil dan pasir dari laut.
o
Ember-ember
plastik yang diberi lubang dialiri air dari pipa-pipa, sarana ini untuk grading
benih.
Pengelolaan
pendederan dalam tangki
Air laut dengan bantuan pompa
dialirkan ke dalam saringan pasir (sand
filter), konstruksi saringan dengan
memanfaatkan tenaga gravitasi melalui pasir, batu koral dan batu. Kemudian air
laut didistribusikan dari sand filter
ke tangki-tangki pemeliharaan benih.
Selama pemeliharaan benih
kerapu, air harus disirkulasi secara terus-menerus dengan pergantian air tidak
kurang dari 300% per hari. Pada pagi hari air diturunkan sampai kurang dari
separuh. Tangki pemeliharaan juga disipon setiap pagi dan sore untuk
membersihkan sisa pakan atau kotoran. Bak pemeliharaan benih harus segera
diganti dengan yang bersih jika telah kelihatan kotor hal ini untuk menghindari
timbulnya penyakit. Caranya dengan memindahkan benih ke bak lain yang air nya
bersih, tangki kemudian dibersihkan dan dikeringkan sebelum dipakai kembali.
Usaha pendederan di
tangki menggunakan pakan rebon/jambret dibeli dari petambak atau pengumpul.
Rebon diberikan pada pagi dan sore hari dalam jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan yaitu sampai ikan tak mau makan lagi saat pemberian pakan. Rebon ini
dalam keadaan hidup. Rebon diangkut dengan kantong plastik diberi oksigen agar
rebon tetap hidup sampai ke tempat tujuan.
Pakan umumnya terdiri
dari ikan lemuru, kembung, tongkol, tuna dll. Biasanya ikan rucah sebagai pakan
di buang kepala dan durinya kemudian daging dicincang dengan ukuran yang
disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Pakan yang diberikan harus dalam kondisi
segar, agar tetap segar disimpan dalam freezer – 5-20 oC. Pemberian pakan
sebaiknya dilakukan secara perlahan-lahan hingga kenyang 2 kali sehari. Pakan
diusahakan jangan sampai tersisa dan jatuh di dasar bak karena ikan tidak mau
makan pakan yang telah di dasar.
Jika benih kerapu hanya
akan diberi pakan buatan berupa pelet, benih harus dilatih dari mulai juvenil.
Pelet diberikan sesering mungkin dengan ukuran disesuaikan mulut ikan. Agar
ikan terbiasa dengan pakan pelet, maka benih kerapu tidak diberi pakan rebon.
Awalnya ikan kanibal akan banyak terjadi tetapi setelah terbiasa diberi pakan
dengan pelet sifat kanibal ini akan berkurang.
A. PENDEDERAN
DI TAMBAK DAN LAUT
Sarana yang
diperlukan
Tambak yang digunakan
bisa tambak udang atau bandeng yang di dalamnya hidup udang-udang kecil
(rebon/jambret) sebagai pakan dan air dalam tambak dapat diganti dengan air pasang
surut atau dengan pompa.
Ukuran tambak 500 - 800 m2
atau disesuaikan dengan yang sudah ada. Jumlah jaring untuk pemeliharaan
sebaiknya kurang dari sepertiga bagian tambak untuk menjaga kualitas air dalam
tambak tetap baik. Pergantian air di tambak diusahakan cukup.
Tempat pendederan di laut
yang disarankan yaitu di laut yang terlindung dari gelombang, dengan pasang
surut tidak terlalu tinggi, arus yang cukup dan jauh dari pencemaran.
Pada pendederan ikan
ukuran kecil (2,5-3 cm), jaring/waring yang dipakai berukuran kecil yang
dikenal secara lokal kelambu warna hijau dengan ukuran mata lubang 1 mm (1,8
x1,0 x 0,6 m) atau waring hitam dengan ukuran mata lubang 4 mm (2,5 x 1,25 x
0,8 m) atau ukuran yang lain. Untuk benih yang lebih besar diatas 8 cm, jaring
yang dipakai berukuran (2 x 2 x 1 m) atau ukuran yang lain dengan ukuran mata
jaring disesuaikan ukuran ikan.
Konstruksi jaring
tancap/apung memerlukan sarana (bambu, kayu, drum, pelampung, tali dan
lain-lain)
Dekat dengan sumber pakan
(pelet, rebon dan ikan rucah) dan akses transportasi mudah.
Shelter untuk peneduh
yang dipasang diatas karamba jaring apung/tancap.
Alat grading ( keranjang,
ember, jaring).
Pengelolaan
pendederan di tambak dan laut
Pendederan ikan dengan
ukuran 2,5-3,0 cm menggunakan waring hijau, hingga ukuran 5-6 cm (10-15 hari).
Selanjutnya benih dipindahkan ke waring hitam dengan ukuran mata jaring yang
lebih besar dan seterusnya disesuaikan dengan ukuran ikan. Jaring harus
dibersihkan dari kotoran secara teratur, karena jaring yang kotor akan
menghambat sirkulasi air ke dan dari jaring. Penggantian jaring disesuaikan
pada saat grading, yang dilakukan
setiap 4-5 hari sekali atau jika ukuran sudah tidak sama.
Pakan utama benih di
pendederan di tambak yaitu udang rebon dan ikan-ikan kecil yang ditangkap dari
sekitar tambak. Setelah ikan tumbuh besar, pakan yang diberikan yaitu ikan yang
dicincang. Jika tidak tersedia rebon di tambak, maka pakan yang digunakan bisa
berupa pakan pelet atau ikan rucah saja (pemberian sama dengan pengelolaan
pendederan di tangki).
A.
PENEBARAN BENIH UNTUK
PENDEDERAN
Benih yang ditebar untuk dipelihara dalam tangki, tambak dan laut mulai
ukuran 2,5 cm atau ukuran yang lain dipilih. Benih harus sehat, tidak cacat dan
berukuran seragam. Perkiraan kepadatan benih kerapu untuk pendederan diatur
berdasarkan ukuran benih (Tabel 1).
Tabel 1. Kepadatan benih kerapu pada
wadah pendederan 2 x 2 x 1 m (Ismi dkk., 2013) .
Panjang total
(cm)
|
Kepadatan (jumlah ikan/m3)
|
|
Tangki
|
Keramba
|
|
2.5-4
|
1.000-1.500
|
1.500-2.000
|
4-5
|
750-1.000
|
1.000-1.500
|
5-7
|
500-750
|
750-1.000
|
7-9
|
400-500
|
500-750
|
9-11
|
300-400
|
300-500
|
11-13
|
250-300
|
250-300
|
13-15
|
150-200
|
150-200
|
Tabel 2. Kualitas air yang direkomendasikan
untuk pendederan kerapu
Parameter
|
Kisaran
kualitas air
|
Suhu
|
28-32°C
|
Salinitas
|
20-32
ppt
|
Oksigen
terlarut
|
4-6 mg/l
|
pH
|
7,5-8.0
|
NH3-N
|
<
0,02 mg/l
|
B.
SELEKSI UKURAN/GRADING
Kerapu adalah ikan laut yang mempunyai sifat kanibalisme yang tinggi.
Salah satu cara untuk menekan kanibalisme adalah dengan menempatkan ukuran yang
seragam dalam satu wadah dengan seleksi ukuran/grading yang dilakukan setiap
4-5 hari sekali atau jika ukuran sudah tidak seragam.
Kanibal sering terjadi pada ikan dengan ukuran yang berbeda yaitu ikan
yang lebih besar menelan yang lebih kecil dan terkadang tidak hanya terjadi
pada ukuran yang lebih kecil tetapi juga terjadi pada ukuran yang sama. Apabila
saling memakan dari depan atau kepala maka kedua ikan tersebut akan mati dan
jika tidak bisa memakan dari arah depan ikan akan mengigit temannya dari
belakang/ekornya atau arah samping yaitu insangnya. Ikan yang telah kena
gigitan, umumnya akan lemah dan mudah diburu yang lain dan pada akhirnya stres
dan mati.
Wadah
untuk seleksi berupa ember plastik yang sudah diberi lubang untuk air mengalir
yang dipasok dari pipa paralon yang dilubangi. Tempat seleksi bisa juga
dilakukan dalam tangki beton dengan sistem air mengalir, dengan menempatkan
ikan di dalam tudung saji plastik agar air mudah untuk bersirkulasi dan ikan di
dalamnya mempunyai cukup oksigen
selama seleksi berlangsung. Cara grading ukuran menggunakan saringan atau dipilih secara manual satu
persatu dan hasilnya dikelompokan sesuai ukuran. Sedangkan untuk memisahkan
benih yang cacat, benih harus dipilih secara manual dan benih yang cacat
dibuang.
C.
PAKAN PADA PENDEDERAN KERAPU
Untuk pembesaran ikan kerapu biasanya diberi pakan pelle yang telah
diproduksi secara komersil. Ukuran pelet disesuaikan dengan ukuran juvenil dan
pemberian pakan dilakukan sesering mungkin agar kematian akibat kanibalisme
dapat ditekan.
Dalam
budidaya yang tidak menggunakan pakan pelet, maka untuk menekan sifat kanibal
ikan ukuran kecil 2,5 – 3.0 cm diberikan pakan udang kecil yang sering disebut
jambret atau rebon dalam kondisi hidup. Dengan diberi jambret dalam jumlah yang cukup,
juvenile kerapu macan disibukkan dengan memakan jambret sehingga pemangsaan
terhadap ikan yang ukuran lebih kecil (sesamanya) berkurang. Pemberian jambret
pagi dan sore, diatur jangan sampai habis hingga matahari tenggelam dan jambret
harus telah tersedia saat matahari terbit (terang). Pada saat ukuran tersebut
biasanya jika pakan jambret tidak mencukupi kematian benih ikan akan banyak
terjadi. Setelah ikan berukuran 4 cm jika jambret tidak mencukupi, ikan mulai
diberi makan dengan ikan rucah yang dicincang sesuai dengan ukuran mulut ikan.
Pakan rucah harus dalam kondisi yang bersih tanpa kepala dan tulang, ikan yang
akan diberikan sebagai pakan harus dalam keadaan segar yang ditambah vitamin C
dan Vitamin mix (campuran beberapa vitamin yang sudah tersedia di pasaran).
D.
PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN
Dalam
usaha pendederan ikan kerapu, perlu diwaspadai adanya serangan penyakit.
Serangan penyakit dapat timbul karena lingkungan, kondisi ikan dan penyakit
sebagai bagian dalam satu ekosistem yang tidak seimbang. Untuk menjaga
keseimbangan antara bagian satu dengan lain perlu penanganan manajemen
lingkungan, manajemen pemeliharaan benih dan manajemen kontrol penyakit dengan
tepat. Penanganan manajemen lingkungan dapat dilakukan melalui monitoring
kualitas air pemeliharaan, melakukan pembersihan dan atau pemindahan benih ikan
baik ke dalam bak maupun jaring yang bersih secara berkala, serta melakukan
desinfeksi prasarana yang digunakan selama pemeliharaan. Kualitas air pada
tangki pendederan harus selalu dijaga melalui penyiponan secara berkala setelah
pemberian pakan. Pembersihan dan pemindahan ikan ke dalam tangki yang baru
dilakukan secara berkala. Untuk memonitoring kualitas air dalam jaring apung
dilakukan dengan pembersihan dan penggantian jaring secara berkala agar
pergantian air ke dalam jaring apung lebih optimal. Pergantian jaring
bervariasi tergantung dari ukuran mata jaring. Semakin kecil ukuran mata jaring
semakin mudah mata jaring tersumbat sehingga penggantian dan pembersihan jaring
harus sering dilakukan.
Penanganan
manajemen pemeliharaan benih dilakukan melalui pemberian pakan yang berkualitas
dalam jumlah dan frekuensi yang tepat, melakukan kontrol perilaku ikan dalam
bak pemeliharaan, melakukan perendaman ikan dengan air tawar secara teratur
untuk membasmi parasit eksternal, dan meminimalkan stress saat grading. Pakan dengan kuantitas dan
kualitas yang baik diharapkan memberikan kecukupan nutrisi untuk pertumbuhan
dan pemeliharaan kondisi ikan. Perendaman dengan air tawar dilakukan dengan
menempatkan ikan dalam wadah kecil berisi air tawar selama kurang dari 15
menit.
Penanganan manajemen penyakit dilakukan dengan
pengisolasian ikan-ikan yang sehat dari i kan yang telah menunjukkan
terserang penyakit. Ikan yang sekarat (sudah hampir mati) harus segera dibunuh
dengan cara dibekukan. Ikan–ikan yang demikian membawa penyakit paling banyak
sehingga dengan dilakukan pengisolasian dapat mengurangi infeksi pada ikan
sehat lainnya.
ØDengan adanya teknologi
pendederan maka pasok benih sesuai ukuran dapat dipenuhi setiap saat bila
dibutuhkan.
ØTeknologi pendederan kerapu
sangat sederhana, mudah dilakukan masyarakat pembudidaya dan dapat dilakukan
sepanjang tahun.
ØPendederan kerapu tergolong
mudah dan efisien, menguntungkan dan layak dikembangkan karena dapat diterapkan
pada skala kecil hingga besar.
ØSebagai usaha alternatif dan
penghasilan tambahan bagi pembudidaya. Usaha pendederan dapat dilakukan secara
khusus yakni usaha pendederan saja atau sebagai lapangan pekerjaan baru.
Teknologi pendederan kerapu ini juga dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pembenihan atau budidaya di tambak/laut, sehingga dapat memberikan tambahan
penghasilan.
KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISA USAHA
Biaya investasi untuk sarana pendederan yang paling besar adalah
pendederan yang dilakukan di tangki beton/semen dibandingkan dengan yang lain.
Berikut adalah contoh dari analisa usaha dengan memakai sarana tangki beton:
Biaya
investasi
A. Biaya investasi
No.
|
Uraian
|
Vol.
|
Satuan
|
Harga
|
Jumlah (Rp)
|
satuan
|
|||||
1
|
Bak
pendederan uk2x2x0.75 m3
|
20
|
bh
|
4.000.000
|
80.000.000
|
2
|
Bak
fiter uk 3x3x2 m3
|
1
|
bh
|
25.000.000
|
25.000.000
|
3
|
Blower
|
2
|
bh
|
4.000.000
|
8.000.000
|
4
|
Pompa
air laut
|
2
|
|
4.500.00
|
9.000.000
|
5
|
Pompa
air tawar
|
1
|
|
750.000
|
750.000
|
6
|
Generator
10.000 watt
|
1
|
|
8.500.000
|
8.500.000
|
7
|
Sistem
pemipaan
|
2
|
sistem
|
20.000.000
|
40.000.000
|
8
|
Perlengkapan
aerasi dll
|
1
|
sistem
|
5.000.000
|
5.000.000
|
9
|
Perlengkapan
panen (ember,
|
|
|
|
3.000.000
|
|
jaring
dll)
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
179.250.000
|
Biaya
penyusutan dari investasi sebesar 10% setahun (Rp 17.925.000). Dalam setahun
terdapat 6 siklus pendederan. Sehingga biaya penyusutan tiap siklus adalah Rp.
2.987.500.
Contoh dari
pendederan 10.000 ekor benih kerapu cantang ukuran 3 cm hingga menjadi 8 cm
selama 30 hari
B. Biaya variabel (BV)
No
|
Uraian
|
Vol.
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Jumlah
(Rp)
|
1
|
Benih
cantang
|
10.000
|
ekor
|
3.000
|
30.000.000
|
2
|
Pakan
pelet
|
|
|
|
5.000.000
|
3
|
Listrik
2 bulan
|
|
|
|
4.000.000
|
4
|
Biaya
panen dll
|
|
|
|
2.000.000
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
41.000.000
|
|
|
|
|
||
C.
|
Tenaga Kerja
|
|
|
|
|
No.
|
Uraian
|
Vol.
|
Satuan
|
Harga Satuan
|
Jumlah
(Rp)
|
1
|
Tenaga
kerja (2 Orang)
|
|
|
|
|
X 2
bulan
|
4
|
bln
|
1.000.000
|
4.000.000
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
4.000.000
|
D.
|
Biaya Tetap
|
|
|
|
|
|
Upah
Tenaga Kerja+Biaya Penyusutan
|
|
6.987.500
|
||
E.
|
Biaya Total
|
|
|
|
|
|
Biaya
Tetap + Biaya Variabel
|
|
|
47.987.500
|
|
F.
|
Penerimaan
|
|
|
|
|
|
Asumsi
panen SR 80 %
|
|
|
|
|
|
Hasil panen benih (ekor)
|
|
|
|
8.000
|
|
Harga
Jual (Rp./ekor)
|
|
|
|
8.000
|
|
Jumlah
Penerimaan
|
|
|
|
64.000.000
|
G.
|
Analisa Laba/Rugi
|
|
|
|
|
|
Keuntungan=Penerimaan-Biaya
Total
|
|
16.012.500
|
||
H.
|
B/C Ratio
|
|
|
|
|
|
Penerimaan:Biaya
Total
|
|
|
|
1.33
|
I
|
PENGEMBALIAN MODAL (Siklus)
|
|
|
Biaya
Total:Keuntungan
|
2.99
|
J
|
BIAYA PRODUKSI (Rp/ekor)
|
|
|
Biaya
total:produksi
|
6000
|
BREAK EVENT POINT
Biaya
Total
|
47.987.500
|
Biaya
Tetap
|
6.987.500
|
Biaya
Variabel (BV)
|
41.000.000
|
Hasil
Panen (Ekor)
|
8.000
|
Penerimaan
|
64.000.000
|
BV :
Penerimaan
|
0.64
|
1 -
(BV:Penerimaan)
|
0.36
|
BEP
(Rp)
|
19.409.722
|
Dari contoh hasil
pendederan 10.000 ekor benih kerapu cantang dalam waktu 1 bulan dengan biaya
total Rp. 47.987.500 dapat memperoleh keuntungan Rp. 16.012.500.
Tabel 3. Perbandingan analisa usaha antara
pendederan di tangki dan di tambak/laut
Uraian
|
Tangki
|
Tambak/Laut
|
Biaya
Investasi
|
179.250.000
|
50.000.000
|
Biaya
Variabel
|
41.000.000
|
36.000.000
|
Tenaga
Kerja
|
4.000.000
|
4.000.000
|
Biaya
Tetap
|
6.987.500
|
4.850.000
|
Biaya
Total
|
47.987.500
|
40.850.000
|
Penerimaan
|
64.000.000
|
64.000.000
|
Keuntungan
|
16.012.500
|
23.150.000
|
Biaya
Produksi
|
6000
|
5100
|
Sumber : Buku Rekomendasi Teknologi 2015 KKP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar