PENDAHULUAN
Kondisi perairan laut saat ini sebagian
besar sudah mengalami degradasi lingkungan. Salah satu penyebabnya adanya
kegiatan- kegiatan rumah tangga dan industri yang limbanhnya mengarah ke
perairan laut. Sehingga untuk melakukan kegiatan pembesaran ikan di KJA perlu
suatu kajian teknis, untuk mengatasi carrying capacity yang mulai
menurun.
Saat ini untuk melakukan pembesaran ikan
kakap putih dalam keramba jaring apung pada perairan laut murni (salinitas
diatas 25 ppt) membutuhkan perhatian khusus , karena untuk mendapatkan tingkat
kelulushidupannya (SR) diatas 50% tidak semudah tahun 2004 dan tahun tahun
sebelumnya.
A. Persiapan KJA dan Jaring
Wadah yang digunakan selama proses
produksi berupa KJA, ukuran bingkai karamba yang digunakan minimal berukuran 3
x 3 meter. Material bingkai KJA dapat terbuat dari bahan kayu, galvanis, besi,
dan HDPE. Pelampung yang digunakan bisa berupa drum plastik atau
styrofoam.
Jaring yang digunakan terbuat dari
bahan polyethylene dengan ukuran minimal 3 x 3 x 3 meter dengan mata jaring ¾ -
1 inchi, ukuran benang D15 untuk masa penggelondongan. Sedangkan
untuk masa pembesaran menggunakan kantong jaring berukuran minimal 3 x 3
x 3 meter dengan mata jaring 1,5 - 2 inchi, ukuran benang berkisar
D18 - D21. Pergantian jaring dilakukan secara kondisional (maksimal 2
minggu sekali).
B. Persiapan Benih
1. Ukuran Tebar
Penundaan ukuran tebar benih ke
KJA menjadi 10 – 12 cm atau dengan berat 15 – 20 gram akan
meningkatkan kelulushidupan dan memperpendek masa panen.
2. Vaksinasi
Benih yang ditebar hendaknya sudah
divaksin terlebih dahulu. Vaksin yang digunakan adalah vaksin steptococcus atau vibrio polyvalen. Metode vaksinasi
yang digunakan adalah injeksi intraperitonial dengan dosis 1 cc per ekor ikan.
C. Penebaran Benih
1. Aklimatisasi
Aklimatisasi adalah suatu upaya
penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap
lingkungannya yang baru. Penebaran Benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau
sore hari, hal tersebut untuk menghindari suhu matahari tinggi yang akan
menyebabkan benih ikan yang dipelihara menjadi stress.
2. Padat Tebar
Padat tebar berkaitan erat dengan
pertumbuhan dan angka kelulushidupan.
Tabel 1. Padat Tebar Benih Pada
Pembesaran Ikan Kakap putih
Ukuran Tebar ( gram)
|
Ukuran Tebar ( cm)
|
Padat Tebar ( ekor/m3)
|
10 – 25
|
10 – 12
|
60 – 70
|
40 – 50
|
14 – 15
|
50 – 60
|
75 – 100
|
17 – 20
|
40 – 50
|
150 – 200
|
20 – 25
|
25 – 30
|
300 – > 500
|
>25
|
10 – 20
|
Sumber : BPBL Batam (2015)
D. Pemeliharaan Ikan
1. Manajemen Pakan
Jenis pakan yang diberikan dalam
pemeliharaan ikan kakap putih bisa berupa ikan rucah (ikan segar) dan pellet
komersial atau kombinasi dari kedua jenis pakan tersebut. Dosis pemberian
pakan untuk ikan kakap putih yang berbobot kurang dari 100 gram berkisar
5 – 10 % dari total berat badan, dan 3 – 5 % dari total berat badan untuk
ikan kakap putih yang berbobot lebih besar dari 100 gram. Pada tahap awal
pemeliharaan, frekuensi pemberian pakan minimal 4-5 kali sehari atau sampai
ikan kenyang. Frekuensi pemberian pakan dapat dikurangi seiring dengan
pertumbuhan ikan.
2. Aplikasi Probiotik, Vitamin dan
Multivitamin
Probiotik sebagai makanan tambahan (feed suplement) berupa sel-sel
mikroba hidup yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang
mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba intestinalnya. Dosis
penambahan probiotik terhadap ransum pakan sebesar 2 gram/kg pakan, dengan
frekuensi pemberian sebanyak 2 kali dalam seminggu.
Penambahan vitamin C dan multivitamin
terhadap ransum pakan ikan yang dipelihara dapat menambah daya tahan tubuh
ikan, mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan angka kelulushidupannya (SR).
Dosis yang diberikan adalah sebanyak 2 gram/kg pakan dengan frekuensi pemberian
adalah setiap hari untuk ikan berukuran kurang dari 50 gram dan 2 kali seminggu
untuk ikan yang berukuran lebih besar dari 50 gram.
3. Sampling dan Grading
Sampling ikan adalah pengambilan contoh
ikan secara acak minimal 5% – 10”% kemudian dilakukan pengukuran bobot maupun
panjang ikan yang dipelihara. Sampling ikan dilakukan sebulan sekali untuk ikan
yang berukuran di atas 100 gram, sedangkan untuk ikan yang berukuran di bawah
100 gram antara 2 – 3 kali dalam sebulan.
Grading ikan adalah penyeragaman ukuran
ikan dengan cara memilah-milah ikan berdasarkan ukuran berat maupun panjang.
Grading dilakukan setiap 2 minggu sekali pada ukuran ikan dibawah 50 gram, dan
1 bulan sekali untuk ukuran ikan di atas 50 gram.
E. Pengendalian Penyakit
Ikan dan Kesehatan Lingkungan
1. Pemantauan Kualitas air
Pemantauan kualitas air dengan cara
melakukan pengukuran parameter meliputi salinitas, pH, suhu, oksigen terlarut,
phosphat, amoniak, nitrit, nitrat, Pengukuran parameter kualitas air dilakukan
minimum 2 kali seminggu.
2. Pecegahan Penyakit
Tindakan pencegahan sebenarnya merupakan
tujuan utama dalam rencana pengendalian penyakit. Adapun tindakan
pencegahan yang dilakukan antara lain :
·
Melakukan pergantian dan pencucian jaring secara rutin
·
Pengaturan padat tebar yang sesuai ukuran ikan karena kepadatan yang tinggi
ikan stres dan mudah terserang penyakit
·
Pemberian pakan yang optimal baik jumlah maupun nutrisinya
·
Perendaman ikan dengan air tawar dan pemberian antiseptik sesuai dengan
dosis.
·
Perendaman ikan dengan formalin teknis 60% dengan dosis 100 – 150 ppm
·
Penambahan vitamin C, multivitamin dan probiotik pada pakan.
·
Tidak membuang sampah/limbah organik di sekitar lokasi budidaya
3. Pengobatan penyakit ikan
Penyakit yang menyerang pada ikan kakap
putih yaitu penyakit yang disebabkan oleh bakteri, parasit, dan Virus. Jenis
obat yang sering digunakan adalah antiseptic dan antimicrobial yang
direkomendasikan.
F. Pemanenan
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari untuk mengurangi stress selama pemanenan. Alat panen yang
digunakan untuk ikan konsumsi berupa scoop net. Ukuran panen
ikan kakap putih konsumsi memiliki bobot minimal 500 gr. Sebelum dilakukan
pemanenan ikan terlebih dahulu dipuasakan selama satu hari.
Sistem pengangukutan ikan konsumsi ada
sistem terbuka dan ada sistem tertutup. Pengangkutan ikan hidup sistem terbuka
dilakukan secara langsung menebar ikan komsumsi di palka yang tersedia air
mengalir sehingga kualitas air dapat terjaga baik selama perjalanan. Sedangkan
sistem pengangkutan tertutup dengan cara pengemasan menggunakan box/styrofoam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar