Cara Pengoperasian Bagan Tancap
Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap
yang digunakan nelayan di tanah air untuk menangkap ikan pelagis kecil, pertama
kali diperkenal oleh nelayan Bugis-Makassar sekitar tahun 1950-an.
Selanjutnya dalam waktu relatif singkat sudah dikenal di seluruh
indonesia. Bagan dalam perkembangannya telah banyak mengalami
perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedekian rupa sehingga
sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya. Berdasarkan cara
pengoperasiannya bagan dikelompokkan ke dalam jaring angkat (lift net),
namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga
light fishing
Klasifikasi Bagan Tancap
Bagan tancap merupakan perkembangan dari
alat tangkap anco atau jodang, di mana letak perbedaannya adalah pada daerah
penangkapannya.
1.
mengklasifikasikan bagan tancap ke dalam liftnet dengan prinsip
dasar pengoperasiannya dilakukan dengan menurunkan serta menaikkan ke dalam
air.
2.
menggolongkan alat ini ke dalam “ mengajak atau menggiring “ lalu
menyesatkan ke dalam alat tangkap
3.
memasukkan bagan tancap ke dalam “ capture, then kill with trap and
net “ (mengklasifikasikan alat ini berdasarkan pemakaian net sebagai jebakan)
4.
mengelompokkan bagan tancap bersama Hanco (anco), Yotsudo ami, Bouke
ami (stick held dip net) ke dalam alat “menghamparkan alat” menunggu sampai
ikan berada atau berkumpul di atasnya, untuk kemudian diangkat atau ditarik ke
atas.
5.
dalam bukunya Fish Catching Methods of The World mengelompokkan bagan
tancap termasuk dalam lift net.
Ada dua jenis tipe bagan yang ada di
Indonesia. Yang pertama adalah bagan tancap yaitu bagan yang ditancapkan secara
tetap di perairan dengan kedalaman 5-10 meter, yang kedua adalah bagan apung,
yaitu bagan yang dapat berpindah dari satu fishing ground ke fishing ground
lainnya (Mulyono, 1999). Bagan terapung dapat diklasifikasikan lagi menjadi
bagan dengan satu perahu, bagan dua perahu dan bagan rakit.
Bagan tancap merupakan rangkaian atau
susunan bambu berbentuk segi empat yang ditancapkan sehingga berdiri kokoh
diatas perairan, dimana pada tengah bangunan tersebut dipasang jaring. Dengan
kata lain alat tangkap ini sifatnya inmobile. Hal ini karena alat tersebut
ditancapkan ke dasar perairan, yang berarti kedalaman laut tempat beroperasinya
alat ini menjadi sangat terbatas yaitu pada perairan dangkal yang subtrat baik
untuk pemasangan adalah lumpur campur pasir (Alam Ikan 9)
Cara pengoperasian bagan tancap adalah sebagai berikut :
·
Terlebih dahulu nelayan mempersiapkan perlengkapan yang akan di pergunakan
dalam operasi penangkapan. Perlengkapan tersebut dapat berupa ; perbekalan
pribadi nelayan, beberapa lampu pompa lengkap dengan cadangannya (kaos lampu,
minyak tanah, serta korek api), kapal dan perlengkapan yang di butuhkan
lainnya.
·
Sebaiknya sebelum matahari terbenam, dengan mempergunakan perahu nelayan
telah meninggalkan daratan untuk menuju ke bagan. Setelah tiba di bagan,
nelayan menambatkan perahunya pada salah satu tiang bagan. kemudian nelayan
dapat membawa seluruh perlengkapan yang diperlukan ke atas bagan.
·
Setelah sampai diatas bagan, jaring bagan kemudian diturunkan kedalam air.
Lalu menyalakan beberapa (3 – 4 buah) lampu pompa, dan menurunkan tali lampu
pompa tersebut hingga mendekati permukaan air, jarak lampu dengan permukaan
laut ± 0,5 - 3,5 m.
·
Kemudian dilakukan ialah setting, yaitu penurunan jaring bagan ke dalam
air. Lama setting pada tiap bagan berbeda-beda, tergantung pada kedalaman air
pada tiap bagan tancap serta tenaga dan jumlah orang yang melakukan penurunan
jaring tersebut.
·
Menurunkan tali lampu tekan petromak tersebut hingga mendekati permukaan
air. Jarak peletakan lampu tekan petromak dengan permukaan laut tergantung pada
keadaan gelombang dan angin. Peletakan lampu petromak pada bagan 2, 3, dan 4
berkisar 50 cm dari permukaan air.
·
Langkah selanjutnya yaitu immersing, yaitu perendaman jaring beberapa waktu
sampai ikan-ikan berkumpul. Setiap berkala dilakukan pengamatan terhadap
ikan-ikan yang berkumpul mendekati lampu dan masuk ke dalam jaring. Akan tetapi
ketentuan waktu tersebut tidak mengikat karena tergantung Bapak nelayannya.
Jaring bagan dapat segera diangkat, pada saat terdapat banyak ikan yang berada
didalam jaring, atau pada saat ikan telah mendekat dan
·
lampu petromak atau jenset dinaikkan dari permukaan air setelah
banyak ikan yang berkumpul.
·
Hauling, yaitu pengangkatan jaring setelah banyak gerombolan ikan yang
terkurung di jaring dengan menggunakan alat bantu penarik jaring (katrol) yang
terbuat dari bambu dengan cara memutar batang penggiling atau katrol, kemudian
jaring bagan secara perlahan-lahan naik ke atas sampai kerangka jaring bagannya
terangkat seluruhnya.
·
Ikan-ikan yang tertangkap dalam jaring kemudian diambil dengan menggunakan
alat “serok” atau scop net untuk di pindahkan kedalam keranjang ikan yang
telah dipersiapkan.
·
Pengoperasian berikutnya dilakukan seperti tahapan di atas dengan selang
waktu penangkapan berkisar 1 – 1,5 jam.
Kontruksi Bagan Tancap
Bagan terdiri dari komponen-komponen
penting, yaitu: jaring bagan, rumah bagan (anjang-anjang, kadang tanpa
anjang-anjang), serok dan lampu. Jaring bagan umumnya berukuran 9 x 9 m, # 0,5
– 1 cm, bahan dari benang katun atau nilon atau kadang menggunakan bahan dari
jaring karuna. Jaring tersebut diikatkan pada bingkai berbentuk bujur sangkar
yang terbuat dari bambu atau kayu, tapi kadang juga tanpa diberi bingkai (bagan
perahu). Rumah bagan (anjang-anjang) terbuat dari bambu atau kayu yang
berukuran bagian bawah 10 x 10 m, sedang bagian atas berukuran 9,5 x 9,5 m (itu
untuk tipe bagan tancap). Pada bagian atas rumah bagan (baca, plataran bagan)
terdapat alat penggulung (roller) yang berfungsi untuk menurunkan dan
mengangkat jaring bagan pada waktu penangkapan. Penangkapan dengan bagan hanya
dilakukan pada malam hari (light fishing) terutama pada hari gelap bulan dengan
menggunakan lampu sebagai alat bantu penangkapan
Bagian-bagian bagan menurut (Alam Ikan 8)
adalah sebagai berikut:
1.
Jaring : bahan dari waring berbentuk bujur sangkar.
2.
Bingkai (rangka) : bingkai (rangka) terbuat dari bambu atau bahan
lainnya berbentuk bujur sangkar yang berfungsi untuk menggantungkan jaring.
3.
Tali penarik jaring : tali yang terbuat dari Polyetheline (PE)
atau bahan lainnya yang berfungsi untuk menaikturunkan jaring bagan.
4.
Pemberat : bahan yang mempunyai daya tenggelam dipasang pada bingkai
dan bagian tengah jaring, berfungsi untuk menenggelamkan jaring.
5.
Lampu : alat penerangan berupa lampu tekan minyak atau lampu
penerangan lainnya berfungsi sebagai alat pengumpul ikan.
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar