Rabu, 10 Februari 2021

PENGENDALIAN PENYAKIT

 

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA LOBSTER 


1.    Milky haemolymph disease (Milky disease) atau penyakit susu

Tanda-tanda klinis     : warna perut berubah dari bening menjadi opalescence (putih susu); otot perut berwarna keputihan; hemolimph milkfish (darah udang berwarna putih susu dan apabila udang dilukai, maka darah tetap cair/ tidak menjendal setelah lebih dari 1 menit), tidak beraroma. Lobster yang terinfeksi tidak mau makan dan akan mati dalam waktu 3-5 hari setelah muncul tanda-tanda klinis

 

. Agen penyebab   :    Bakteri yang menyerupai Rickettsia, agen parasitik intra seluler. Patogen oportunistik terkait dengan faktor-faktor degradasi lingkungan dan kondisi kesehatan lobster yang buruk.

Pengobatan           :    Pemberian Oxytetracycline Solution pada Lobster yang sakit dan permberian Oxytetracycline Solution dihentikan 1 bulan sebelum dipanen


Dosis Oxytetracycline yang digunakan


Ukuran Lobster

(gram)

Oxytetracycline

Solution (OS)

Diluted Solution (DS)

Injection Dose (mg

DS/100 g Lobster)

<500

20% (200 mg/ml)

1 ml OS + 9 ml Saline 9

ppt

0,1

10% (100 mg/ml)

2 ml OS + 8 ml Saline 9

ppt

0,1

≥500

20% (200 mg/ml)

2 ml OS + 8 ml Saline 9

ppt

0,05

10% (100 mg/ml)

4 ml OS + 6 ml Saline 9

ppt

0,05


2.    Sindrom kepala besar

Tanda-tanda klinis     :bagian karapas abnormal menjadi besar dan pertumbuhan lobster terhambat; lobster yang terinfeksi sulit untuk berganti kulit (moulting).

Agen penyebab           :    kekurangan nutrisi.

Pengobatan           :   harus diberikan pakan berkualitas tinggi yang dilengkapi dengan Vitamin C; harus dipastikan mendapat asupan pakan yang cukup

 

3.    Sindrom permen karet

Fenomena ini ditemukan terutama pada lobster betina dewasa (Ukuran >50 gram).

Agen penyebab     :    Lobster jantan.

Pencegahan          :    Pemisahan budidaya antara Jantan dan Betina.

 

4.    Sindrom kepala terlepas

Tanda-tanda klinis     : Bagian antara karapas dan abdomen terpisah dan menggembung karena adanya cairan di bawah epiderma.

Agen penyebab     :    salinitas rendah (<25 ppt).

Pengobatan           :    memindahkan lokasi budidaya lobster ke lokasi dengan salinitas yang lebih tinggi dan stabil (≥25 ppt).

5.    Sindrom moulting yang tidak tuntas

Sindrom ini ditemukan pada semua spesies yang dibudidayakan pada semua tahap, namun terutama menyerang pada tahap awal

Agen penyebab     :    belum diketahui, namun demikian pakan (baik kuantitas dan kualitas) diduga menjadi faktor yang paling mempengaruhi.

Pencegahan          :      meningkatkan kualitas pakan dan kuantitasnya cukup serta memastikan semua parameter kualitas air dalam rentang adaptif untuk lobster


Sumber : SOP Budidaya Lobster, DJPB KKP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar