Rabu, 03 Juni 2020

TEKNOLOGI PENDEDERAN KERAPU

TEKNOLOGI PENDEDERAN KERAPU


PERSYARATAN TEKNIS:

A.  PENDEDERAN DI TANGKI
Sarana yang diperlukan
o   Ruangan beratap atau shelter untuk menghindari sinar matahari langsung yang dapat mempercepat kondisi tangki pemeliharaan ikan cepat kotor.
o   Tangki pemeliharaan dapat dibuat dari beton atau fiber dengan ukuran bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan. Tangki bisa berbentuk bulat, persegi empat atau empat persegi panjang.
o   Pompa air sebagai sarana pensuplai air dari laut menuju tangki pemeliharaan. Air diusahakan cukup dan bisa mengalir secara terus-menerus selama 24 jam selama pendederan ikan.
o   Blower sebagai sumber oksigen dalam tangki pemeliharaan
o   Saringan pasir (sand filter), sebagai penyaring air laut sebelum masuk ke tangki-tangki pendederan untuk menyaring kotoran berupa partikel kecil dan pasir dari laut.
o   Ember-ember plastik yang diberi lubang dialiri air dari pipa-pipa, sarana ini untuk grading benih.

Pengelolaan pendederan dalam tangki
Air laut dengan bantuan pompa dialirkan ke dalam saringan pasir (sand filter), konstruksi saringan dengan memanfaatkan tenaga gravitasi melalui pasir, batu koral dan batu. Kemudian air laut didistribusikan dari sand filter ke tangki-tangki pemeliharaan benih.

Selama pemeliharaan benih kerapu, air harus disirkulasi secara terus-menerus dengan pergantian air tidak kurang dari 300% per hari. Pada pagi hari air diturunkan sampai kurang dari separuh. Tangki pemeliharaan juga disipon setiap pagi dan sore untuk membersihkan sisa pakan atau kotoran. Bak pemeliharaan benih harus segera diganti dengan yang bersih jika telah kelihatan kotor hal ini untuk menghindari timbulnya penyakit. Caranya dengan memindahkan benih ke bak lain yang air nya bersih, tangki kemudian dibersihkan dan dikeringkan sebelum dipakai kembali.

Usaha pendederan di tangki menggunakan pakan rebon/jambret dibeli dari petambak atau pengumpul. Rebon diberikan pada pagi dan sore hari dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan yaitu sampai ikan tak mau makan lagi saat pemberian pakan. Rebon ini dalam keadaan hidup. Rebon diangkut dengan kantong plastik diberi oksigen agar rebon tetap hidup sampai ke tempat tujuan.


Pakan umumnya terdiri dari ikan lemuru, kembung, tongkol, tuna dll. Biasanya ikan rucah sebagai pakan di buang kepala dan durinya kemudian daging dicincang dengan ukuran yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Pakan yang diberikan harus dalam kondisi segar, agar tetap segar disimpan dalam freezer – 5-20 oC. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan secara perlahan-lahan hingga kenyang 2 kali sehari. Pakan diusahakan jangan sampai tersisa dan jatuh di dasar bak karena ikan tidak mau makan pakan yang telah di dasar.

Jika benih kerapu hanya akan diberi pakan buatan berupa pelet, benih harus dilatih dari mulai juvenil. Pelet diberikan sesering mungkin dengan ukuran disesuaikan mulut ikan. Agar ikan terbiasa dengan pakan pelet, maka benih kerapu tidak diberi pakan rebon. Awalnya ikan kanibal akan banyak terjadi tetapi setelah terbiasa diberi pakan dengan pelet sifat kanibal ini akan berkurang.

A.     PENDEDERAN DI TAMBAK DAN LAUT

Sarana yang diperlukan

Tambak yang digunakan bisa tambak udang atau bandeng yang di dalamnya hidup udang-udang kecil (rebon/jambret) sebagai pakan dan air dalam tambak dapat diganti dengan air pasang surut atau dengan pompa.

Ukuran tambak 500 - 800 m2 atau disesuaikan dengan yang sudah ada. Jumlah jaring untuk pemeliharaan sebaiknya kurang dari sepertiga bagian tambak untuk menjaga kualitas air dalam tambak tetap baik. Pergantian air di tambak diusahakan cukup.

Tempat pendederan di laut yang disarankan yaitu di laut yang terlindung dari gelombang, dengan pasang surut tidak terlalu tinggi, arus yang cukup dan jauh dari pencemaran.

Pada pendederan ikan ukuran kecil (2,5-3 cm), jaring/waring yang dipakai berukuran kecil yang dikenal secara lokal kelambu warna hijau dengan ukuran mata lubang 1 mm (1,8 x1,0 x 0,6 m) atau waring hitam dengan ukuran mata lubang 4 mm (2,5 x 1,25 x 0,8 m) atau ukuran yang lain. Untuk benih yang lebih besar diatas 8 cm, jaring yang dipakai berukuran (2 x 2 x 1 m) atau ukuran yang lain dengan ukuran mata jaring disesuaikan ukuran ikan.

Konstruksi jaring tancap/apung memerlukan sarana (bambu, kayu, drum, pelampung, tali dan lain-lain)

Dekat dengan sumber pakan (pelet, rebon dan ikan rucah) dan akses transportasi mudah.

Shelter untuk peneduh yang dipasang diatas karamba jaring apung/tancap.

Alat grading ( keranjang, ember, jaring).

Pengelolaan pendederan di tambak dan laut

Pendederan ikan dengan ukuran 2,5-3,0 cm menggunakan waring hijau, hingga ukuran 5-6 cm (10-15 hari). Selanjutnya benih dipindahkan ke waring hitam dengan ukuran mata jaring yang lebih besar dan seterusnya disesuaikan dengan ukuran ikan. Jaring harus dibersihkan dari kotoran secara teratur, karena jaring yang kotor akan menghambat sirkulasi air ke dan dari jaring. Penggantian jaring disesuaikan pada saat grading, yang dilakukan setiap 4-5 hari sekali atau jika ukuran sudah tidak sama.


Pakan utama benih di pendederan di tambak yaitu udang rebon dan ikan-ikan kecil yang ditangkap dari sekitar tambak. Setelah ikan tumbuh besar, pakan yang diberikan yaitu ikan yang dicincang. Jika tidak tersedia rebon di tambak, maka pakan yang digunakan bisa berupa pakan pelet atau ikan rucah saja (pemberian sama dengan pengelolaan pendederan di tangki).


A.      PENEBARAN BENIH UNTUK PENDEDERAN

Benih yang ditebar untuk dipelihara dalam tangki, tambak dan laut mulai ukuran 2,5 cm atau ukuran yang lain dipilih. Benih harus sehat, tidak cacat dan berukuran seragam. Perkiraan kepadatan benih kerapu untuk pendederan diatur berdasarkan ukuran benih (Tabel 1).

Tabel 1. Kepadatan benih kerapu pada wadah pendederan 2 x 2 x 1 m (Ismi dkk., 2013) .


Panjang total (cm)
Kepadatan (jumlah ikan/m3)
Tangki
Keramba
2.5-4
1.000-1.500
1.500-2.000
4-5
750-1.000
1.000-1.500
5-7
500-750
750-1.000
7-9
400-500
500-750
9-11
300-400
300-500
11-13
250-300
250-300
13-15
150-200
150-200

Tabel 2. Kualitas air yang direkomendasikan untuk pendederan kerapu

Parameter
Kisaran kualitas air
Suhu
28-32°C
Salinitas
20-32 ppt
Oksigen terlarut
4-6 mg/l
pH
7,5-8.0
NH3-N
< 0,02 mg/l

   
B.      SELEKSI UKURAN/GRADING

Kerapu adalah ikan laut yang mempunyai sifat kanibalisme yang tinggi. Salah satu cara untuk menekan kanibalisme adalah dengan menempatkan ukuran yang seragam dalam satu wadah dengan seleksi ukuran/grading yang dilakukan setiap 4-5 hari sekali atau jika ukuran sudah tidak seragam.

Kanibal sering terjadi pada ikan dengan ukuran yang berbeda yaitu ikan yang lebih besar menelan yang lebih kecil dan terkadang tidak hanya terjadi pada ukuran yang lebih kecil tetapi juga terjadi pada ukuran yang sama. Apabila saling memakan dari depan atau kepala maka kedua ikan tersebut akan mati dan jika tidak bisa memakan dari arah depan ikan akan mengigit temannya dari belakang/ekornya atau arah samping yaitu insangnya. Ikan yang telah kena gigitan, umumnya akan lemah dan mudah diburu yang lain dan pada akhirnya stres dan mati.

Wadah untuk seleksi berupa ember plastik yang sudah diberi lubang untuk air mengalir yang dipasok dari pipa paralon yang dilubangi. Tempat seleksi bisa juga dilakukan dalam tangki beton dengan sistem air mengalir, dengan menempatkan ikan di dalam tudung saji plastik agar air mudah untuk bersirkulasi dan ikan di dalamnya mempunyai cukup oksigen


selama seleksi berlangsung. Cara grading ukuran menggunakan saringan atau dipilih secara manual satu persatu dan hasilnya dikelompokan sesuai ukuran. Sedangkan untuk memisahkan benih yang cacat, benih harus dipilih secara manual dan benih yang cacat dibuang.

C.      PAKAN PADA PENDEDERAN KERAPU
Untuk pembesaran ikan kerapu biasanya diberi pakan pelle yang telah diproduksi secara komersil. Ukuran pelet disesuaikan dengan ukuran juvenil dan pemberian pakan dilakukan sesering mungkin agar kematian akibat kanibalisme dapat ditekan.

Dalam budidaya yang tidak menggunakan pakan pelet, maka untuk menekan sifat kanibal ikan ukuran kecil 2,5 – 3.0 cm diberikan pakan udang kecil yang sering disebut jambret atau rebon dalam kondisi hidup. Dengan diberi jambret dalam jumlah yang cukup, juvenile kerapu macan disibukkan dengan memakan jambret sehingga pemangsaan terhadap ikan yang ukuran lebih kecil (sesamanya) berkurang. Pemberian jambret pagi dan sore, diatur jangan sampai habis hingga matahari tenggelam dan jambret harus telah tersedia saat matahari terbit (terang). Pada saat ukuran tersebut biasanya jika pakan jambret tidak mencukupi kematian benih ikan akan banyak terjadi. Setelah ikan berukuran 4 cm jika jambret tidak mencukupi, ikan mulai diberi makan dengan ikan rucah yang dicincang sesuai dengan ukuran mulut ikan. Pakan rucah harus dalam kondisi yang bersih tanpa kepala dan tulang, ikan yang akan diberikan sebagai pakan harus dalam keadaan segar yang ditambah vitamin C dan Vitamin mix (campuran beberapa vitamin yang sudah tersedia di pasaran).

D.      PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN

Dalam usaha pendederan ikan kerapu, perlu diwaspadai adanya serangan penyakit. Serangan penyakit dapat timbul karena lingkungan, kondisi ikan dan penyakit sebagai bagian dalam satu ekosistem yang tidak seimbang. Untuk menjaga keseimbangan antara bagian satu dengan lain perlu penanganan manajemen lingkungan, manajemen pemeliharaan benih dan manajemen kontrol penyakit dengan tepat. Penanganan manajemen lingkungan dapat dilakukan melalui monitoring kualitas air pemeliharaan, melakukan pembersihan dan atau pemindahan benih ikan baik ke dalam bak maupun jaring yang bersih secara berkala, serta melakukan desinfeksi prasarana yang digunakan selama pemeliharaan. Kualitas air pada tangki pendederan harus selalu dijaga melalui penyiponan secara berkala setelah pemberian pakan. Pembersihan dan pemindahan ikan ke dalam tangki yang baru dilakukan secara berkala. Untuk memonitoring kualitas air dalam jaring apung dilakukan dengan pembersihan dan penggantian jaring secara berkala agar pergantian air ke dalam jaring apung lebih optimal. Pergantian jaring bervariasi tergantung dari ukuran mata jaring. Semakin kecil ukuran mata jaring semakin mudah mata jaring tersumbat sehingga penggantian dan pembersihan jaring harus sering dilakukan.

Penanganan manajemen pemeliharaan benih dilakukan melalui pemberian pakan yang berkualitas dalam jumlah dan frekuensi yang tepat, melakukan kontrol perilaku ikan dalam bak pemeliharaan, melakukan perendaman ikan dengan air tawar secara teratur untuk membasmi parasit eksternal, dan meminimalkan stress saat grading. Pakan dengan kuantitas dan kualitas yang baik diharapkan memberikan kecukupan nutrisi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kondisi ikan. Perendaman dengan air tawar dilakukan dengan menempatkan ikan dalam wadah kecil berisi air tawar selama kurang dari 15 menit.

 Penanganan manajemen penyakit dilakukan dengan pengisolasian ikan-ikan yang sehat dari i kan yang telah menunjukkan terserang penyakit. Ikan yang sekarat (sudah hampir mati) harus segera dibunuh dengan cara dibekukan. Ikan–ikan yang demikian membawa penyakit paling banyak sehingga dengan dilakukan pengisolasian dapat mengurangi infeksi pada ikan sehat lainnya.

          KEUNGGULAN TEKNOLOGI :

ØDengan adanya teknologi pendederan maka pasok benih sesuai ukuran dapat dipenuhi setiap saat bila dibutuhkan.
ØTeknologi pendederan kerapu sangat sederhana, mudah dilakukan masyarakat pembudidaya dan dapat dilakukan sepanjang tahun.
ØPendederan kerapu tergolong mudah dan efisien, menguntungkan dan layak dikembangkan karena dapat diterapkan pada skala kecil hingga besar.
ØSebagai usaha alternatif dan penghasilan tambahan bagi pembudidaya. Usaha pendederan dapat dilakukan secara khusus yakni usaha pendederan saja atau sebagai lapangan pekerjaan baru. Teknologi pendederan kerapu ini juga dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan pembenihan atau budidaya di tambak/laut, sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan.




KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISA USAHA

Biaya investasi untuk sarana pendederan yang paling besar adalah pendederan yang dilakukan di tangki beton/semen dibandingkan dengan yang lain. Berikut adalah contoh dari analisa usaha dengan memakai sarana tangki beton:

Biaya investasi

A. Biaya investasi


No.
Uraian
Vol.
Satuan
Harga
Jumlah (Rp)
satuan
1
Bak pendederan uk2x2x0.75 m3
20
bh
4.000.000
80.000.000
2
Bak fiter uk 3x3x2 m3
1
bh
25.000.000
25.000.000
3
Blower
2
bh
4.000.000
8.000.000
4
Pompa air laut
2

4.500.00
9.000.000
5
Pompa air tawar
1

750.000
750.000
6
Generator 10.000 watt
1

8.500.000
8.500.000
7
Sistem pemipaan
2
sistem
20.000.000
40.000.000
8
Perlengkapan aerasi dll
1
sistem
5.000.000
5.000.000
9
Perlengkapan panen (ember,



3.000.000

jaring dll)





JUMLAH



179.250.000


Biaya penyusutan dari investasi sebesar 10% setahun (Rp 17.925.000). Dalam setahun terdapat 6 siklus pendederan. Sehingga biaya penyusutan tiap siklus adalah Rp. 2.987.500.
Contoh dari pendederan 10.000 ekor benih kerapu cantang ukuran 3 cm hingga menjadi 8 cm selama 30 hari
B. Biaya variabel (BV)

No
Uraian
Vol.
Satuan
Harga Satuan
Jumlah (Rp)
1
Benih cantang
10.000
ekor
3.000
30.000.000
2
Pakan pelet



5.000.000
3
Listrik 2 bulan



4.000.000
4
Biaya panen dll



2.000.000

JUMLAH



41.000.000




C.
Tenaga Kerja




No.
Uraian
Vol.
Satuan
Harga Satuan
Jumlah (Rp)
1
Tenaga kerja (2 Orang)




X 2 bulan
4
bln
1.000.000
4.000.000

JUMLAH



4.000.000
D.
Biaya Tetap





Upah Tenaga Kerja+Biaya Penyusutan

6.987.500
E.
Biaya Total





Biaya Tetap + Biaya Variabel


47.987.500
F.
Penerimaan





Asumsi panen SR 80 %





Hasil panen benih (ekor)



8.000

Harga Jual (Rp./ekor)



8.000

Jumlah Penerimaan



64.000.000
G.
Analisa Laba/Rugi





Keuntungan=Penerimaan-Biaya Total

16.012.500
H.
B/C Ratio





Penerimaan:Biaya Total



1.33

I
PENGEMBALIAN MODAL (Siklus)


Biaya Total:Keuntungan
2.99
J
BIAYA PRODUKSI (Rp/ekor)


Biaya total:produksi
6000

   BREAK EVENT POINT

Biaya Total
47.987.500
Biaya Tetap
6.987.500
Biaya Variabel (BV)
41.000.000
Hasil Panen (Ekor)
8.000
Penerimaan
64.000.000
BV : Penerimaan
0.64
1 - (BV:Penerimaan)
0.36
BEP (Rp)
19.409.722

Dari contoh hasil pendederan 10.000 ekor benih kerapu cantang dalam waktu 1 bulan dengan biaya total Rp. 47.987.500 dapat memperoleh keuntungan Rp. 16.012.500.
   
Tabel 3. Perbandingan analisa usaha antara pendederan di tangki dan di tambak/laut


Uraian
Tangki
Tambak/Laut
Biaya Investasi
179.250.000
50.000.000
Biaya Variabel
41.000.000
36.000.000
Tenaga Kerja
4.000.000
4.000.000
Biaya Tetap
6.987.500
4.850.000
Biaya Total
47.987.500
40.850.000
Penerimaan
64.000.000
64.000.000
Keuntungan
16.012.500
23.150.000
Biaya Produksi
6000
5100



Sumber : Buku Rekomendasi Teknologi 2015 KKP




Tidak ada komentar:

Posting Komentar