Jumat, 01 Februari 2019

KONSTRUKSI DAN PEMASANGAN RUMPON





Rumpon atau Payos yang dikenal di Lombok dengan sebutan Rompoh dan di Filipina disebut Payaw merupakan alat bantu penangkapan ikan yang berfungsi untuk mengumpulkan atau memikat gerombolan ikan (Fish school) yang dipasang pada perairan tertentu.

Pada umumnya rumpon dipasang secara tetap, dimana pada bagian atasnya dipasangkan pelambung sebagai tanda  di permukaan air dan pada ujung bawahnya dipasangkan pemberat yang cukup kuat agar tidak bergeser. Diantara kedua bagian tersebut dihubungkan dengan tali ukuran tertentu dan sebagai pengikat ikan dibuatkan atraktor yang dipasang di salah satu ujung pelambung.
Jenis-jenis ikan yang tertarik untuk berkumpul di rumpon merupakan ikan-ikan permukaan (pelagis) baik pelagis besar maupun pelagis kecil yang bersifat migratory seperti jenis ikan tuna (Thunnus Sp), Cakalang (Katsuwonus pelamis), jenis-jenis tongkol, layang, lemadang, kwe dan lain-lain.
Alat tangkap yang umumnya digunakan untuk menangkap ikan-ikan di sekitar rumpon antara lain Pancing Huhate (Pole and Line ), Tonda (Trolling Line), Pancing Ulur (Hand Line), Pukat Cincin (Purse seine) dan lain-lain.
A.    RANCANG BANGUN DAN KOMPONEN-KOMPONEN
1.                  RANCANG BANGUN RUMPON
Rumpon mempunyai rancang bangun yang beranekan ragam, mulai dari bahan, ukuran sampai bentuknya mulai yang sederhana dengan lokasi pemasangan di perairan dangkal sampai rumpon modern yang dipasang di lokasi perairan yang cukup dalam.
Bagaimanapun bentuk, bahan dan ukurannya, pada dasarnya rancang bangun rumpon terdiri atas 4 (empat) bagian utama, yakni :
a.       Pelampung (Float) ;
b.      Tali Penghubung (Mooring Line) ;
c.       Pemberat/jangkar (Sinker/Anchor) ; dan
d.      Atraktor (Attractor)
Prinsip-prinsip dasar rancang bangun yang perlu diperhatikan dalam membuat dan memasang rumpon antara lain :
Ø  Daya apung (buoyancy force) dari pelampung rumpon dalam keadaan tidak mencapai dasar harus lebih besar dari daya tenggelamnya (sinking force)nya.
Ø  Perhitungan kekuatan bagian-bagian penghubung antara pelampung dan pemberat adalah pada kondisi dipasang (setting) dan pada kondisi terapung meskipun tidak mencapai dasar.
Ø  Dari bagian pelampung hingga mencapai kemampuan menyelam (kl.30 meter) harus aman dari kemungkinan terpotong oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Ø  Bagian-bagian tali penghubung diusahakan agar tidak dapat melintir.
Ø  Terdapatnya bagian yang dapat merangsang gerombolan ikan untuk berkumpul di sekitar rumpon, dan bagian ini (atraktor) diusahakan dalam posisi tegak.
Ø  Penggunaan tali dengan Berat Jenis (BJ) < 1 agar disusun dan diusahakan sehingga tidak memungkinkan mengapung di permukaan pada saat tidak ada atau kurang arus.
Ø  Agar permberat/jangkar mencapai dasar dan berkurangnya ketegangan pada begian tali penghubung akibat kekuatan arus, ditetepkan panjang tali 1,5 kali kedalaman perairan.
2.      KOMPONEN-KOMPONEN RUMPON
Komponen-komponen rumpon yang akan dikonstruksi dan dipasang Kantor Perikanan dan Kelautan Kota Mataram melalui pihak pelaksananya pada kedalaman perairan minimal 750 meter, berdasarkan spesifikasi untuk 1 unit rumpon sebagai berikut :
a.      Pelampung
Ø  Bahan utama : Plat besi ukuran ketebalan 5 mm
Ø  Berbentuk Pontoon dengan Panjang badan 2,5 m ditambah ujung (kerucut) 0,5 m. Diameter Pontoon 0,6 mm dan ujung kerucut 0,1 mm
Ø  Pada bagian atas, dibuatkan/dipasangkan tiang dari pipa besi diameter 1 inci, panjang 1 m untuk memasang bendera tanda.
Ø  Ruang silinder pontoon diisi styrofoam (solid styrofoam)
Ø  Pada bagian bawah pelampung dipasang minimal 2 (dua) buah ring besi berdiameter 5/8 inci dengan bersar lingkaran ring 15 cm
Ø  Seluruh badan pontoon dicat dengan cat anti karat warna merah..
b.      Tali Penghubung
Ø  Bahan utama tali penghubung adalah tali PE (Polyethylene Rope) dengan ukuran diameter 24 mm dan kawat baja/sling (SWR-Steel Wire Rope) berdiameter 16 mm
Ø  Panjang total tali PE 1000 m (200 m dipasang sebelum pemberat tengah dan 800 m setelahnya) dan SWR 80 m (50 m dipasang pada ujung atas tali penghubung (dipasang pada ring pelampung) dan 30 m dipasang di ujung bawah tali penghubung (dipasangkan pada pemberat).
c.       Pemberat
Ø  Pemberat utama yang berfungsi sebagai jangkar dibuat dari Semen cor (concret cement) sebanyak 2 buah @ 300 kg..
Ø  Jangkar besi 30 kg sebanyak 1 buah dengan rantai besi diameter 3/8 inci sepanjang 4 meter sebagai tambahan
Ø  Pemberat tengah/pengaman (suspension weight) sebanyak 1 buah dan 1 buah pemberat atraktor  dibuat dari semen cor @ 50 kg
d.      Atraktor
Ø  Atraktor yang digunakan adalah daun kelapa sebanyak 30 batang
Ø  Tali atraktor tempat diikatkannya daun kelapa digunakan tali PE berdiameter 12 mm sepanjang 50 m (ganda)
e.       Asesoris Sambungan
Ø  Assesoris sambungan merupakan komponen tambahan yang dibutuhkan dalam penyambungan antar komponen.
Ø  Kili-kili (swivel) dengan diameter 5/8 inci sebanyak 2 buah
Ø  Segel (sackle) dengan diameter 5/8 inci sebanyak3 buah
Ø  Timli (timble eye) dengan diameter 5/8 inci sebanyak 4 buah
Ø  Klip sling (wire clip) dengan diameter 5/8 inci sebanyak 12 buah

B.     METODE PERAKITAN DAN PEMASANGAN
1.      PERAKITAN RUMPON
Setelah semua komponen tersedia dalam keadaan siap rakit, pelaksanaan perakitan rumpon dilakukan diatas kapal pada saat sebelum atau saat berangkat menuju ke lokasi pemasangan
Hal-hal yang perku diperhatikan sebelum dan pada saat perakitan, antara lain :
a.      Semua komponen masing-masing unit yang akan dirakit harus diusahakan tersusun baik penempatannya sesuai urutan rangkaian pada rancang bangun yang direncanakan.
b.      Saat perakitan, semua komponen ditempatkan pada sisi lambung kapal guna memudahkan saat pemasangan, terutama bagian pelampung dan pemberat serta atraktor.
c.       Walaupun tali PE tidak perlu dibuka dari gulungannya, perlu diperhatikan cara membuka dan menyambungkannya dengan gulungan lainnya maupun dengan komponen lainnya agar tidak sampai berbelit atau saklah sambung.
d.      Rangkaian perakitan rumpon sesuai rancang bangun adalah sebagai berikut :
1)      Perakitan Atraktor
Ø  Atraktor diikatkan pada tali atraktor dengan jarak masing-masing 1 depa (kl. 1,5 m) dan disusun rapi di tempat yang direncanakan.
Ø  Ujung tali setelah atraktor diikatkan, dipasangkan pemberat dan ditempatkan diatas susunan atraktor
2)      Penyambungan Atraktor dan Pelampung
Ø  Ujung tali atraktor lainnya diikatkan pada ring di pelampung yang ditempatkan berdekatan dengan atraktor yang telah dirakit
3)                  Perakitan Tali Penghubung
Ø  Masing-masing ujung kawat sling dibutkan mata dan didalamnya dipasangkan timli serta lipatan matanya diikat dengan 2 buah klip sling.
Ø  Salah satu mata ujung sling disambungkan dengan kuat dengan ujung bagian dalam gulungan pertama tali PE (1 gulungan tali PE diasumsikan 200 m)
Ø  Ujung bagian luar gulungan pertama tali PE diikatkan pada ring/pegangan pemberat pengaman bagian atas
Ø  Pada ring bawah pemberat pengaman diikatkan ujung dalam gulungan ke 2 tali PE
Ø  Ujung luar tali PE gulungan kedua disambungkan dengan ujung dalam tali PE gulungan ke 3.
Ø  Dengan cara penyambungan yang sama antara tali PE gulungan ke 2 dan ke 3, dilanjutkan untuk gulungan ke 4 dan ke 5
Ø  Antara tali PE gulungan ke 3 dan ke 4, pada penyambungannya ditambahkan 1 buah kili-kili.
4)                  Penyambungan Tali Penghubung dan Pelampung
Ø  Ujung atas tali penghubung berupa sling yang telah dibuatkan mata, dipasangkan dengan salah satu ring pelampung, pada penyambungannya ditambahkan 1 buah kili-kili
5)                  Perakitan Pemberat
Ø  Pada salah satu ujung dari dua buah sling masing-masing 15 meter, dibuatkan mata yang di dalamnya dipasangkan timli.
Ø  Masing-masing sling, salah satu ujungnya (tanpa mata), diikatkan pada ring di salah satu pemberat utama (300 kg) dan masing-masing lipatan sling diikat/dimatikan  dengan 2 buah klip sling
Ø  Jangkar besi diikatkan pada rantainya dan ujung rantai dipasangkan pada ring salah satu pemberat utama dimana pada penyambungannya ditambahkan segel
6)                  Penyambungan Tali Penghubung dan Pemberat
Ø  .Dua mata ujung sling yang telah dirakit dengan pemerat utama, dipasangkan dengan ujung bawah tali penghubung
Ø  Pada penyambungan sling pemberat dengan tali penghubung dtambahkan segel.
Guna membantu dalam pelaksanaan perakitan rumpon, dapat digunakan gambar rancang bangun yang telah dibuat.
2.      PEMASANGAN (INSTALLING) RUMPON
Dalam menciptakan efektivitas pelaksanaan pemasangan rumpon. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
a.       Sebelum pelaksanaan pemasangan, lokasi pemasangan serta koordinat posisi yang direncanakan sudah harus ditentukan, walaupun pada saat pemasangan terjadi sedikit pergeseran.
b.      Perencsnaan posisi pemasangan bisa ditentukan dengan memperhatikan kedalaman perairan yang terdapat di peta laut, dan akan lebih sempurna bila didukung dengan melakukan survei/sounding terlebih dahulu.
c.       Penggunaan alat penentu posisi (GPS-Global Positioning System) sangat diperlukan guna ketepatan dalam mencari dan memastikan posisi yang direncanakan.
d.      Proses pemasangan/penurunan (installing) rumpon setelah kapal sampai di lokasi yang direncanakan adalah sebagai berikut :
1)      Penurunan Pelampung dan Atraktor
Ø  Kondisi kapal stop (berhenti)
Ø  Pemberat atraktor diturunkan
Ø  Satu per satu daun kelapa (atraktor) diturunkan
Ø  Setelah atraktor habis, pelampung diturunkan.


2)      Penurunan Tali Penghubung
Ø  Kondisi kapal bergerak maju perlahan
Ø  Tali penghubung yang dimulai dengan kawat sling diarea, diikuti tali PE sampai gulungan tali habis diarea termasuk pemberat pengaman yang dipasang diantara sambungan tali PE.
Ø  Setelah tali penghubung habis diturunkan, kapal kembali berhenti untuk bersiap-siap menurunkan pemberat utama
3)      Penurunan Pemberat / Jangkar
Ø  Dengan hati-hati kedua pemberat utama yang telah dirangkai dengan tali penghubung serta jangkar diturunkan secara bersamaan
Ø  Tali penghubung akan turun cepat terbawa pemberat utama dan pelampung akan terlihat bergerak terseret gerakan turunnya tali penghubung.
Kapal kembali bergerak menuju pelampung untuk memeriksa posisi pelampung dan kondisi atraktor.
Dengan menggunakan GPS, posisi rumpon diplot guna mengetahui koordinat posisi yang pasti (fixed position)

C.    WAKTU
Pelaksanaan konstruksi dan pemasangan 6 (enam) unit rumpon untuk model rancang bangun seperti dijelaskan diatas membutuhkan waktu sekitar 42 hari, dengan rincian sebagai berikut :
1.      Pengadaan bahan dan pembuatan komponen                   : 30 hari
Ø  Pembuatan Pelampung                                                      :
Ø  Pembuatan Pemberat
Ø  Pengadaan Tali Penghubung dan assesoris sambungan
2.      Perencanaan lokasi pemasangan                                         :  6 hari
Ø  Plotting rencana posisi di pete
Ø  Survei lokasi/sounding
3.      Perakitan dan Pemasangan                                                 :  6 hari
Ø  Penyiapan kapal dan pemuatan komponen-komponen
Ø  Perakitan dan pemasangan 6 (enam) unit rumpon




 SKETSA RUMPON / PAYAOS / FAD (1000 M depth)



SKETSA RUMPON / PAYAOS / FAD (1000 M depth)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar