Keterangan Foto :
Harniati menyusun kerupuk cangkang kepiting yang sudah siap jual. Usaha
cangkang kepiting ini menambah penghasilan rumah tangga para perempuan di Desa
Paremas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.
NUSRAMEDIA.COM, LOMBOK TIMUR — Aroma bawang
putih tercium dari teras ibu Harniati. Ia dan beberapa perempuan lainnya tengah
berjibaku dengan bahan-bahan untuk membuat kerupuk.
Ada yang tengah sibuk
membuat adonan sembari menunggu adonan yang sedang dikukus mateng. Ada pula
yang sibuk memotong adonan yang telah matang. Sedangkan kerupuk setengah kering
masih terjemur dibawah terik matahari.
Seperti inilah
aktivitas sehari-hari kelompok usaha perempuan di Dusun Keranji, Desa Paremas,
Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. Kelompok usaha ini terdiri dari
enam orang, yang diketuai oleh ibu Harniati.
Usaha yang menjadikan
limbah cangkang kepiting sebagai bahan dasar ini baru berlangsung selama empat
bulan, namun telah terasa dampaknya bagi perempuan-perempuan yang tergabung
dalam kelompok usaha ini.
“Senang sekali rasanya
ada usaha seperti ini,” ujar Siti Faizah, salah satu anggota kelompok.
Ibu dua anak
mengatakan, melalui usaha kerupuk cangkang kepiting ini perempuan-perempuan di
dusun tersebut memiliki kegiatan tambahan selain mengurus rumah. Senada dengan
siti, Raihan juga merasa terbantu secara financial dengan adanya kegiatan
seperti ini.
“Ada kita dapat
tambahan untuk belanja” celetuknya.
Beberapa anggota
kelompk usaha ini memang menggantungkan hidup dari kiriman suami yang tengah
bekerja sebagai TKI. Anggota kelompok lainnya, Rumini, ibu dua anak yang masih
memiliki balita ini sedang ditinggal suami ke Malaysia. Rumini mengaku usaha
kerupuk cangkang kepting ini dapat membantunya memenuhi kebutuhannya.
Menurut Harniati,
beberapa perempuan di dusun tersebut juga mulai tertarik untuk belajar cara
pembuatan kerupuk cangkang kepiting ini. Artinya, pemberdayaan berjalan dan
berkembang. Misalnya saja,Sumiati, angota yang ditunjuk jadi sekertaris berniat
untuk membuat kelompok baru. “Banyak yang minta diajarin cara buat kerupuk
ini,” katanya.
Ketua kelompok usaha
ini juga mengungkapkan, selain gaji harian yang ia bagi ke anggota-anggotanya,
keuntungan usaha yang ia simpan juga biasa ia pinjamkan ketika ada yang
membutuhkan.“Kadangan saya pinjamkan ke anggota, tapi ada juga selain anggota
yang minjam,” tandasnya.
“DAPAT UNTUNGNYA,
LESTARI ALAMNYA”
Enam orang wanita
tengah sibuk dengan pisau kecilnya. Benda tajam itu dengan cekatan digunakan
untuk menyisir setiap ruas tubuh kepiting rajungan, kepiting dengan ukuran
kecil. Setiap harinya, sekitar sepuluh orang perempuan bekerja di PT ini untuk
memilah daging kepiting rajungan. Dalam dua hari, mereka bisa menguliti sekiar
100 kg kepiting rajungan untuk diambil dangingnya.
Salah satu pekerja
di tempat usaha tersebut mengungkapkan dari 100 kg kepiting rajungan,
hanya sekitar 23 kg yang berisi daging kepiting.
“Dari 1 kwintal,
paling cuma 23 kg isinya. Tergantung bagus atau gaknya rajungan itu” Ujar
perempuan yang sudah bekerja untuk PT ini sejak tahun 2000. Saat ditanya
terkait penggunaan cangkang kepiting, mereka serempak mengatakan biasanya
dibuang. Kalau ada yang memasan baru dibungkus jadi makanan ayam.
Di tempat usaha
inilah Harniati dan anggota kelompoknya mengambil cangkang kepiting untuk
bahan baku kerupuk. Harniati mengatakan, Ia bisa mendapatkan satu karung
cangkang kepiting hanya dengan merogoh kocek sebesar Rp 25.000.
“ kan dulunya dibuang
jadi sampah, sekarang kita bisa olah. Sekarung itu kita bayar 25 ribu”
terangnya.
Upaya kelompok usaha
perempuan ini mampu merungah limbah cangkang kepiting menjadi komoditas yang
memiliki nilai jual. Ini tak hanya membawa keuntungan bagi kelompok usahanya,
akan tetapi juga bagi penyedia bahan baku PT Sinar Selatan.
Selain itu, seperti
yang diungkapkan para pekerja di perusahaan tersebut, dari 100 kg rajungan
hanya 23 kg daging kepiting yang bisa diambil. Sehingga, bisa diperkirakan
kurang lebih 77 kg yang berupa kulit kepiting menjadi limbah. Pemanfaatan
cangkang kepiting menjadi olahan kerupuk mampu mengurangi limbah cangkang
kepiting, yang tentunya baik untuk lingkungan. (*)
Sumber : https://www.nusramedia.com/ekonomi-bisnis/keren-emak-emak-sulap-limbah-kepiting-jadi-duit-4856.html