LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan
Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu adalah tumbuhnya kelompok tani alumni
SLPHT yang mandiri. Mandiri, terutama dalam arti mampu merumuskan masalah,
mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan-kegiatan secara berkelompok. Karena itu, dalam kurikulum SLPHT,
materi Dinamika Kelompok sama pentingnya dengan materi-materi lainnya. Cukup
banyak materi Dinamika Kelompok yang telah kenali. Akan tetapi, materi-materi
tersebut akan menjadi mandul apabila dalam penggunaannya tidak memperhitungkan
tujuan kegiatannya atau tidak mengkaitkannya dengan perkembangan kelompok.
Kegunaan materi Dinamika
Kelompok cukup luas. Dari mulai yang paling sederhana, seperti menciptakan
suasana belajar yang nyaman, sampai yang paling rumit, seperti halnya
perencanaan. Bahkan, tidak sedikit yang mengandung dua atau lebih tujuan dalam
satu kegiatan. Oleh karenanya, dibutuhkan kreativitas pemandu untuk
memaksimalkan manfaat materi Dinamika Kelompok dalam mendukung pertumbuhan
kelompok.
Tujuan:
1. Membantu
pemandu SLPHT untuk memaksimalkan peranannya sebagai pemandu dalam mendukung
pertumbuhan kelompok SLPHT.
2. Meningkatkan
ketrampilan pemandu SLPHT dalam menentukan dan melaksanakan materi Dinamika
Kelompok, guna mendukung pertumbuhan kelompok SLPHT.
Langkah-langkah:
1. Lakukan
analisis mengenai keadaan kelompok SLPHT yang sedang Anda pandu, lalu tentukan
masalah yang mereka hadapi sebagai kelompok.
2. Gunakan
"Daftar Pertimbangan" untuk membantu Anda menentukan materi apa yang
perlu dibawakan pada pertemuan berikutnya.
3. Carilah
petunjuk lapangannya pada sumber-sumber yang ada, atau coba susun sendiri.
4. Sebelum
memulai kegiatan, jangan lupa untuk menjelaskan kepada peserta, tujuan dari kegiatan
tersebut, dan lakukan evaluasi ringkas di akhir kegiatan.
Bahan Pertimbangan
Penentuan Materi
Berikut ini, beberapa
pertimbangan yang bisa digunakan pemandu lapangan dalam memilih dan
mendayagunakan materi Dinamika Kelompok:
1. Materi
Dinamika Kelompok dimaksudkan untuk membantu perkembangan kelompok agar menjadi
kelompok yang mandiri. Karena itu, seorang pemandu lapangan dituntut untuk
melakukan pengamatan dan analisis terhadap perkembangan kelompok dan
anggotanya, sebelum menentukan materi yang akan disampaikan.
2. Pada
kegiatan-kegiatan awal SLPHT, sebaiknya memilih materi dinamika kelompok dengan
pokok bahasan: Pengakraban, Komunikasi, Kerjasama.
3. Pada
kegiatan-kegiatan yang menuntut ketekunan dan kesabaran dalam diskusi,
sebaiknya memilih materi dengan pokok bahasan: Kreatifitas, Komunikasi, Teknik
Diskusi, Umpan-balik, Kepemimpinan, dan Pengambilan Keputusan.
4. Pada
kegiatan menjelang dan saat akhir SLPHT, sebaiknya memilih materi dengan pokok
bahasan: Evaluasi dan Perencanaan.
5. Setiap
hendak memulai kegiatan, jangan lupa untuk menjelaskan tujuan dari kegiatan
tersebut kepada peserta, dan bersama-sama melihat hasilnya pada akhir kegiatan.
6. Apabila
kelompok mengalami hambatan dalam berdiskusi, ada baiknya mengajak peserta
untuk mengevaluasi proses diskusi mereka, sehingga kelompok bisa belajar dari
pengalaman mereka. Tapi usahakan agar tidak seorang pun dari peserta yang
merasa dipersalahkan. Cukup kalau peserta bisa melihat penyebab terhambatnya
proses diskusi. Masalahnya tidak terselesaikan dengan menunjuk kesalahan
seorang atau beberapa peserta
7. Apabila
peserta mulai mengalami kejenuhan, ajaklah mereka membahas keadaan tersebut,
mintalah mereka mengungkapkan perasaan dan pendapat mereka mengenai kegiatan
yang telah dilakukan. Setelah itu, cobalah bersama peserta mencari jalan
keluarnya.
KUMPULAN MATERI DINAMIKA
KELOMPOK
A.Perkenalan dan
Pengakraban
Pada awal pembentukan
kelompok, tugas utama pemandu adalah menciptakan suasana yang mendukung para
peserta untuk saling mengenal satu sama lain, termasuk pemandu sendiri.
Perkenalan yang baik akan menumbuhkan rasa kebersamaan yang menjadi landasan
bagi terciptanya suasana keterbukaan. Secara garis besar sasaran materi
ini adalah :
1. Agar
supaya peserta saling kenal nama, ciri-cirinya, sifat-sifatnya dan seterusnya,
agar peserta menjadi akrab sehingga mudah untuk bekerjasama.
2. Terjadinya
interaksi antar individu dalam kelompok secara lebih mendalam.
3. Peserta
saling mengenal dan memahami baik secara fisik, psikis dan sosilogis.
4. Terbentuknya
sikap kesetiakawanan, keterbukaan, dan kebersamaan antara seluruh peserta.
a. Rantai Nama
Tujuan :
Permainan ini dimaksudkan bagi kelompok yang belum saling kenal
nama masing-masing, agar lebih akrab, serta memberi pengalaman tampil di depan
forum.
Langkah-langkah:
1. Peserta bersama pemandu berdiri
dalam lingkaran.
2. Pemandu menjelaskan aturan
permainan, sebagai berikut:
Salah seorang menyebutkan namanya dengan suara keras agar
terdengar oleh setiap peserta, kemudian peserta yang berdiri di sebelahnya
(kiri atau kanan) menyebutkan nama peserta pertama tadi ditambah dengan namanya
sendiri. peserta ketiga menyebutkan nama peserta pertama dan kedua ditambah
dengan namanya sendiri, begitu seterusnya sampai selesai.
3.
Proses ini diulangi lagi dengan arah berlawanan, dimulai dari peserta yang
terakhir menyebutkan rantai nama tersebut.
Variasi:
Buat lingkaran, setiap peserta secara bergiliran menyebutkan
nama panggilan, umur, tempat asal, pekerjaan, lalu peserta yang lain
menirukan, begitu seterusnya sampai selesai satu putaran. Putaran kedua, semua
peserta mengulangi lagi secara bersama-sama data pribadi tersebut, dengan
urutan seperti semula.
b. Menggambar Wajah
Tujuan:
1. Membantu
peserta untuk memandang langsung ke dalam mata pasangannya, saling mengenal
ciri-ciri wajahnya, dengan harapan hal ini bisa membantu peserta untuk saling terbuka
dan tidak lagi kikuk satu dengan lainnya
2. Melatih
peserta satu cara sederhana tentang menggambar dan menghilangkan perasaan
peserta bahwa mereka tidak mampu menggambar
Langkah-langkah:
1. Dengan
sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah
pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama
sekali
2. Gerakkan
tangan mengikuti arah gerak pandangan yang menelusuri garis wajah pasangannya
Bahan: Kertas, krayon atau alat tulis lainnya
c. Buat Barisan
Tujuan:
Agar seluruh peserta bisa berkenalan lebih jauh, fisik maupun
sifat-sifat mereka, sekaligus melatih mereka bekerjasama dalam kelompok.
Langkah-langkah:
1.
Peserta dibagi dalam dua kelompok yang sama banyak (bila jumlah peserta ganjil,
seorang pemandu bisa masuk ke dalam salah satu kelompok)
2.
Pemandu menjelaskan aturan permainan, sebagai berikut:
Kedua kelompok akan berlomba menyusun barisan. Barisan disusun
berdasarkan aba-aba pemandu: tinggi badan, panjang rambut, usia dan seterusnya.
Pemandu akan menghitung sampai 10, kemudian kedua kelompok,
selesai atau belum, harus jongkok.
Setiap kelompok secara bergantian memeriksa apakah kelompok
lawan telah melaksanakan tugasnya dengan benar.
Kelompok yang menang adalah kelompok yang melaksanakan tugasnya
dengan benar dan cepat (bila kelompok dapat menyelesaikan tugasnya sebelum
hitungan ke sepuluh mereka boleh langsung jongkok untuk menunjukkan bahwa mereka
telah selesai melakukan tugas)
3. Sebelum
pertandingan di mulai bisa dicoba terlebih dahulu untuk memastikan apakah
aturan mainnya sudah dipahami dengan benar.
d. Kapal Tenggelam
Tujuan
Memberikan kegiatan untuk mengurangi kekikukan peserta dalam
berintegrasi dengan peserta lainnya dan menambah keterlibatan peserta dalam
proses belajar.
Langkah-langkah
1. Mintalah
peserta bediri dalam lingkaran.
2. Jelaskan
bahwa kegiatan berikut adalah permainan yang diberi nama Kapal Tenggelam.
3. Minta
peserta membayangkan bahwa mereka sedang naik kapal. Tiba-tiba kapal mau
tenggelam. Nakhoda memerintahkan seluruh penumpang untuk naik ke sekoci (perahu
penyelamat).
4. Nakhoda
adalah Anda (pemandu). Sekoci adalah anggota badan peserta yang saling dipertautkan
(saling bersentuhan).
5. Bila
pemandu mengatakan: "Jempol, lima!", artinya, lima peserta harus
saling mentautkan jempol mereka.
6. Peserta
yang kena hukuman adalah mereka yang tidak mendapatkan pasangan/kelompok atau
kelompok yang anggotanya lebih dari lima.
7. Pemandu
bisa melanjutkan permainan dengan memberikan perintah lainnya, seperti: sikut,
tiga!, artinya, tiga peserta harus saling mentautkan sikut mereka. Atau: pipi,
dua!
8. Teruskan
permainan sampai dirasakan cukup.
e.
Samson-Delilah
Tujuan:
Agar peserta bisa lebih akrab, berlatih bekerjasama dan
mengambil keputusan dalam kelompok, dengan santai dan gembira.
Langkah-langkah:
1. Peserta dibagi dalam dua kelompok.
2. Pemandu menjelaskan aturan main, sebagai berikut:
Kedua kelompok akan bertanding lewat permainan peragaan. Ada
tiga tokoh yang bisa diperagakan. Samson, Delilah dan Singa. Kelompok memilih
salah satu tokoh untuk diperagakan:
Kelompok yang memperagakan Samson akan menang bila kelompok
lawannya memilih Singa, tapi kalah bila lawannya memilih Delilah.
Kelompok yang memperagakan Singa akan menang bila lawannya
memperagakan Delilah, tapi kalah bila lawannya memperagakan Samson.
Kelompok yang memperagakan Delilah akan menang bila lawannya
memperagakan Samson dan kalah bila lawannya memperagakan Delilah.
Bila kedua kelompok memperagakan tokoh yang sama, hasilnya seri.
3. Masing-masing
kelompok berdiri berjejer dalam satu barisan berhadapan dengan lawannya.
4. Bila
pemandu memberikan aba-aba: siap!, maka kedua kelompok balik kanan dan mulai
menyepakati tokoh apa yang akan diperagakan.
5. Bila
pemandu memberikan aba-aba: mulai!, kelompok segera berbalik dan memperagakan
tokoh yang telah dipilih.
6. Kelompok
harus tetap dalam barisan yang lurus, peserta tidak diperkenankan keluar dari
barisan, baik sewaktu menyepakati pilihan maupun sewaktu peragaan.
7. Tokoh
Samson lambang orang kuat diperagakan seperti binaragawan yang sedang
memamerkan otot lengannya. Delilah lambang kelembutan diperagakan sebagai
perempuan yang malu- malu tapi mau. Singa diperagakan sedang siap menerkam.
B. Penyegar
Suasana
Penyegar Suasana adalah kegiatan yang dilakukan untuk memulihkan
suasana belajar dari situasi yang kurang mendukung proses belajar menjadi
suasana yang membantu anggota belajar untuk mengikuti proses dengan lebih
aktip.
Penyegar Suasana umumnya dibutuhkan pada saat proses belajar
sedang berlangsung, di saat-saat seperti: peserta mulai jenuh, peserta terlalu
tegang, dan sebagainya. Akan tetapi, kadang perlu juga melakukan Penyegar
Suasana di awal kegiatan apabila kegiatan sebelumnya telah banyak menguras
pikiran. Berikut ini beberapa contoh Penyegar Suasana:
a.
Tolong Tangkap!
Latar Belakang:
Pada saat pemandu membutuhkan perhatian seluruh peserta,
seringkali beberapa peserta asyik dengan kegiatannya sendiri. Bahkan ada pula
yang sampai mengganggu konsentrasi peserta lainnya. Diperlukan suatu Pemecah
Suasana agar perhatian peserta tidak pecah.
Tujuan:
Agar peserta yang sedang asyik sendiri bisa mengembalikan
perhatiannya pada proses yang sedang berlangsung, tanpa harus menegurnya.
Langkah-langkah:
1. Lemparlah
dengan spidol, atau apa saja yang kebetulan Anda pegang, peserta yang Anda
anggap sedang tidak mencurahkan perhatiannya pada proses belajar yang tengah
berlangsung. Katakan padanya: Tolong tangkap!
2. Beri
komentar: Oh, tidak bisa! Sekarang coba dengan peserta lainnya. Tapi kali ini
pastikan kesiapan dia menangkap spidol itu, katakan: Tolong tangkap!, Anda
sudah siap? Baru spidol Anda lempar, usahakan tepat ke arah tangannya. Beri
komentar: Berhasil!
3. Ajaklah
peserta membahas kenapa yang pertama gagal dan yang kedua berhasil. Lalu
kembali ke topik semula.
Bahan-bahan:
Spidol atau sesuatu yang mudah digenggam dan mudah diperoleh di tempat latihan.
b. Pecah Balon
Latar Belakang:
Bila peserta terlalu banyak menguras pikiran atau berdebat tanpa
penyelesaian yang memuaskan pada kegiatan sebelumnya, hal ini akan sangat
mempengaruhi konsentrasi mereka untuk mengikuti kegiatan berikutnya.
Tujuan:
Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan
emosinya.
Langkah-langkah:
1.
Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali rapia (kira-kira
sepanjang dua jengkal).
2.
Mintalah mereka meniup balon masing-masing.
3.
Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya.
4.
Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruang belajar.
5.
Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon orang
lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut.
6.
Beri aba-aba untuk mulai.
7.
Bahas bersama peserta apa saja yang mereka rasakan, lihat dan dengar selama
kegiatan tadi. Kenapa begitu? Apa kesimpulan yang bisa ditarik?
8.
Sekarang topik yang direncanakan sudah bisa dimulai.
Bahan-bahan: Balon dan tali rapia sebanyak jumlah
peserta.
c. Ikuti Saya!
Latar Belakang:
Bila kebanyakan peserta mengantuk, hampir dapat dipastikan bahwa
kegiatan tersebut tidak banyak bermanfaat. Dibutuhkan penyegaran sebelum
melanjutkan kegiatan tersebut, terutama agar peserta bisa kembali mencurahkan
perhatiannya pada topik yang sedang dibahas.
Tujuan:
Untuk menyegarkan tubuh peserta dengan sedikit gerak dan humor.
Langkah-langkah
1. Mintalah
seluruh peserta berdiri di tempat masing-masing.
2. Julurkan
kedua tangan Anda lurus kedepan dengan kedua telapaknya mengatup. Mintalah
peserta menirukannya.
3. Mintalah peserta mengikuti setiap gerakan
Anda. Mulailah bertepuk tangan dengan tangan yang tetap lurus ke depan.
Usahakan membuka tangan selebar mungkin. Mulai dengan pelan, kemudian
tingkatkan kecepatannya. Sampai kira-kira peserta mulai mekanis. Lalu buatlah
tepuk tangan Anda meleset. Biasanya sebagian peserta, kalau tidak seluruhnya,
masih tetap bertepuk.
4. Buatlah
reaksi heran, lalu tanyakan kenapa mereka tidak mengikuti gerakan Anda? Apakah
gerakan yang Anda lakukan sulit untuk ditirukan? Kalau tidak, kenapa tidak bisa
diikuti? Apa yang bisa disimpulkan?
5. Sekarang
Anda bisa kembali ke topik semula.
C. Kreatifitas
Latar
Belakang:
Sebagian besar masyarakat masih hidup terkurung dalam tradisi
yang kuat. Akibatnya, dalam memecahkan permasalahan, mereka sangat dipengaruhi
oleh adat istiadat dan kebiasaan yang ada. Mereka kurang kreatif dan kurang
berani keluar dari kebiasaan-kebiasaan yang kurang menguntungkan.
Tujuan:
1. Peserta
menyadari bahwa untuk memecahkan suatu masalah, seringkali orang harus keluar
dari lingkungan adat dan kebiasaan yang ada, dan harus mempertimbangkannya dari
berbagai segi.
2.
Peserta memahami prinsip-prinsip dasar kreativitas dan sikap kreatif, serta
menyadari faktor penghambatnya.
a. Sembilan Titik
Tujuan:
1. Peserta memehami prinsip dasar kreativitas dan sikap kreatif
2. Peserta menyadari faktor penghambat kreatifitas
Waktu: 30 menit
Peralatan: Papan tulis, spidol,
alat tulis untuk peserta
Proses:
1. Gambarkan
"sembilan titik" di papan tulis.
2. Mintalah
peserta untuk menghbungkan kesembilan titik tersebut dengan 4 buah garis lurus,
tanpa mengangkat pulpen/pensil (sekali tarik garis, tarik terus dan tak boleh
putus lagi).
3. Beri
waktu 5 - 10 menit bagi peserta untuk mengerjakannya. Setelah itu, beri
kesempatan kepada para peserta yang merasa mampu menyelesaikannya untuk
mengerjakannya di papan tulis. Peserta lain diminta memperhatikan apakah benar
atau salah.
4. Jika
tak ada peserta yang mampu mengerjakannya, beri contoh jawabannya langsung dan
amati apa reaksi setelah mengetahui jawaban tersebut.
5. Tanyakan:
mengapa tak bisa?
6.
Diskusikan dan analisis bersama jawaban tersebut sampai pada prinsip dasar dan
hambatan kreativitas:
· kreativitas: takut salah, tak berani keluar dari kebiasaan,
membatasi diri sendiri.
· kreativitas: jangan menghakimi, jangan takut salah, jangan
membatasi diri.
b. Potong Sebanyak
Mungkin
Latar Belakang:
Seringkali peserta berhenti pada kesimpulan yang tergesa-gesa,
merasa sudah cukup dan enggan mencoba kemungkinan lain.
Tujuan:
Agar peserta menyadari bahwa kecenderungan untuk lekas puas
seringkali tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Langkah-langkah:
1. Buatlah
gambar lingkaran di atas kertas koran, di depan kelas. Potonglah lingkaran
tersebut dengan empat garis lurus sehingga diperoleh 8 potongan.
2. Tanyakan
kepada peserta: "Siapa yang bisa memotong lingkaran tersebut dengan empat
garis lurus dan menghasilkan lebih dari 8 potongan?"
3. Bila
jawaban yang diberikan menghasilkan 9 potongan, tanyakan lagi: "Siapa yang
bisa lebih dari 9 potongan!"
4. Bila
jawaban yang diberikan menghasilkan 10 potongan, tanyakan lagi: "Siapa
yang bisa lebih dari 10!"
5. Sebelum
memulai permainan ini, terlebih dahulu pemandu mencoba sendiri. Jawaban
terakhir adalah 11 potongan.
6. Diskusikan
apa hikmah dari permainan ini.
c. Berapa Bujursangkar
Pengantar:
Sering masalah-masalah dalam hidup dapat ditinjau dari beberapa
segi. Oleh karena itu, patut kita pertimbangkan pandangan orang lain yang
berbeda dengan pandangan kita, walaupun kita yakin pandangan kita benar.
Langkah-langkah:
1. Buatlah
gambar sebuah bujursangkar yang dibagi menjadi 16 bujursangkar kecil.
2. Mintalah
peserta menyebutkan jumlah bujur sangkar yang ada
3. Peserta
akan memberikan berbagai jawaban, misalnya: 16, 17, 22, 32, dan sebagainya.
4. Bahaslah
bersama kelompok: kenapa ada beberapa jawaban terhadap masalah yang sama.
Kesimpulan:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus selalu berusaha untuk
mengerti pandangan dan pemikiran orang lain serta pertimbangan-pertimbangan
yang mendasarinya.
d. Penjepit Kertas
Tujuan:
Merangsangkan kreatifitas dan keberanian peserta untuk
berpendapat
Langkah-langkah:
1. Tunjukkan
kepada peserta sebuah penjepit kertas, atau apa saja benda kecil yang kira-kira
dikenal oleh peserta
2.
Mintalah peserta untuk menuliskan apa saja kegunaan dari benda tersebut
3.
Batasi waktunya sampai 2 menit saja
4.
Catat semua jumlah dari masing-masing peserta, ajak mereka membahas mengapa ada
yang banyak dan ada yang sedikit?
D. Kerjasama
Latar Belakang:
Dalam suatu latihan, semua peserta diharapkan menjadi satu
kelompok ang kompak. Karena dengan kelompok yang kompak akan terjalin kerjasama
yang mantap. Tetapi dapat juga sebaliknya, kerjasama yang baik di antara
anggota kelompok, dapat menghasilkan kelompok yang kompak.
Untuk itu, diperlukan pokok bahasan khusus tentang kerjasama.
Sebaiknya pokok bahasan ini disajikan segera setelah perkenalan, bersamaan
dengan pokok bahasan komunikasi
Selanjutnya, hendaknya kebutuhan dan peningkatan kerjasama di
antara peserta dengan peserta dan dengan pelatih diusahakan terus selama proses
latihan.
Tujuan:
1. Peserta memahami
prinsip-prinsip dasar kerjasama dalam suatu kelompok.
2. Peserta memahami faktor-faktor
penghambat dan penunjang terjadinya kerjasama dalam suatu kelompok.
3. Peserta memahami dasar-dasar
pembentukan suatu kerjasama yang baik.
a. Menggambar Rumah
Pengantar:
Latihan ini bisa digunakan untuk mendiskusikan kerjasama dan
pengawasan di dalam kelompok. Kadang kita mengira bekerjasama dengan orang
lain, padahal dalam kenyataan kita hanya mengawasi seluruh proses, tanpa kita
sadari.
Langkah-langkah:
1. Mintalah
peserta untuk berpasangan
2. Peganglah
ballpoint/pensil bersama-sama sedemikan rupa sehingga keduanya bisa menulis dan
menggambar
3. Di atas
kertas yang dibagikan, keduanya menggambar secara bersama-sama dan menuliskan
judulnya
4.
Selama menggambar dan menulis tidak boleh berbicara
Bahan diskusi:
1.
Bagaimana perasaan dan reaksi Anda selama menggambar tadi?
2. Faktor
apa yang membantu dan menghambat Anda selama menggambar tadi? Kemudian,
mintalah peserta membentuk kelompok 4 (dua pasangan bergabung) untuk
mendiskusikan apakah ada hubungan antara pengalaman tadi dengan kenyataan
sehari-hari dan masalah kerjasama. Waktunya cukup 15 menit saja, lalu setiap
kelompok kecil mempresentasikannya di hadapan kelompok besar.
b. Bermain Tali
Latar Belakang:
Dalam segala hal, selalu akan kita hadapi berbagai masalah, dan
kita tidak akan dapat terhindar dari masalah itu. Melalui kegiatan ini kita
akan dihadapkan dengan suatu masalah dan bagaimana kita dapat keluar dari
masalah itu.
Bahan-bahan: Tali rapia
Langkah-langkah:
1.
Potong tali rapia dengan ukuran 1.5 m dan bagikan kepada setiap peserta.
2.
Minta mereka berpasang-pasangan, lalu masing-masing ujung tali yang satu
diikatkan ke tangan sebelah kiri. Sebelum mengikat tali yang satu lagi ke
tangan kanan, silangkan tali tersebut ke tali pasangannya, kemudian ikatlah ke
tangan kanan masing-masing; ingat, ikatan sebaiknya tidak terlalu kencang.
3.
Setelah itu minta mereka untuk dapat melepaskan diri dari ikatan tadi tanpa
melepas ikatan tali.
4.
Jika ada pasangan yang telah berhasil melepaskan diri dari ikatan tersebut,
mintalah mereka menunjukkan bagaimana cara mereka untuk melepaskan diri, kepada
teman-teman yang lain.
5.
Tanyakan kepada mereka apa hikmah dari permainan tersebut
c. Saling Percaya
Latihan ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana sebetulnya
kita bisa mempercayai partner kita dalam bekerjasama. Untuk itu lakukanlah
kegiatan berikut ini:
1.
Peserta diminta untuk mencari pasangannya masing-masing, yang secara fisik
seimbang dan sama jenis kelamin.
2.
Secara bergantian mereka memijat pasangannya.
3.
Secara bergantian mereka mengendong pasangannya dengan posisi adu punggung.
4.
Secara bergantian mereka menampung tubuh pasangan yang menjatuhkan dirinya ke
belakang dalam posisi berdiri tegak dan kaku. Begitu bergantian.
5.
Diskusikan bagaimana perasaan Anda ketika harus menjatuhkan diri ke belakang,
apakah Anda merasa aman, khawatir? Kenapa?
d. Membimbing "Tuna Netra"
Dalam bekerja di masyarakat tentu kita pada saat-saat tertentu akan
memegang peran sebagai pembimbing. Untuk itu diharapkan peserta memiliki
sikap-sikap yang menunjang pelaksanaan tugasnya.
Tujuan:
1.
Peserta dapat memahami bagaimana perasaan orang yang "buta" dalam
arti tidak mempunyai pengetahuan dan pengertian.
2.
Peserta lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang yang ditolong.
3.
Peserta dapat memahami beberapa syarat untuk menjadi pembimbing.
Tempat: Di ruangan latihan dan
sekitarnya.
Bahan: Kain/sapu tangan besar berwarna
gelap secukupnya.
Langkah-langkah:
1.
Peserta dibagi dalam 2 kelompok, A dan B. Mata dari masing-masing anggota
kelompok A ditutup dengan kain atau saputangan besar berwarna gelap, sehingga
tidak dapat melihat.
2.
Setiap orang di kelompok B (yang tidak tertutup matanya) masing-masing memilih
salah satu orang dari kelompok A, sebagai pasangannya dan membimbing
pasangannya kemana saja dan untuk apa saja supaya orang tersebut dapat
merasakan sesuatu dengan memakai panca indera lain, selama 10-15 menit.
3.
Kain yang menutupi mata anggota kelompok A dibuka dan semua kembali ke tempat
masing-masing untuk pemnbahasan.
Pembahasan:
Fasilitator mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Kepada kelompok A (yang dibimbing):
1. Bagaimana perasaan saudara
selama matanya ditutup?
2. Pengalaman apa yang paling
mengesankan selama matanya ditutup?
3.
Bagaimanakah perasaan saudara terhadap pembimbing saudara? Apakah ada
kecurigaan kepadanya, apa alasannya? Apakah saudara merasa mendapat perhatian
darinya? Buktinya? Apakah saudara merasa dipermainkan, misalnya?
Kepada kelompok B (yang membimbing):
1. Bagaimana perasaan saudara
salama membimbing orang?
2. Usaha apa yang sengaja Anda
lakukan selama membimbing:
· Mencari hal-hal yang
mudah bagi yang dibimbing? Mencari hal-hal yang menyulitkan? Memberi perhatian
sepenuhnya? Kadang-kadang membiarkan agar dia bebas bergerak? Apakah saudara
menceriterakan keadaan yang sedang dihadapi?
· Dari jawaban dan
komentar para pemain, kita simpulkan beberapa hal yang penting tentang
bimbingan. Bagaimana sebaiknya seorang pembimbing dalam bersikap, bertindak dan
berbuat.
Pembimbing yang Baik:
1. Tidak
membiarkan yang dibimbing bebas mengambil kegiatan sekehendaknya sendiri.
2.
Tetapi juga tidak selalu mengikat yang dibimbing dan hanya bebas
bertindak sesuai dengan kehendaknya.
3. Selalu
memberikan uraian yang wajar, tidak menakut-nakuti, tidak mengecilkan hambatan
yang sedang dihadapi.
4.
Bertindak berdasarkan perasaan dan kemampuan yang dibimbing
5.
Menyerahkan tugas yang mampu dikerjakan oleh yang dibimbing.
6.
Tut wuri handayani.
Refleksi Kerjasama
Latihan ini sebaiknya diakhiri dengan mengajak peserta melakukan
curah pendapat mengenai hal-hal yang perlu dan yang tabu dalam Kerjasama.
Salinlah semua ungkapan peserta tanpa kritik. Setelah itu, mintalah mereka
untuk membahasnya, sampai akhirnya kelompok menghasilkan satu daftar tentang
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bekerjasama.
[[ E. Komunikasi
Latar
Belakang:
Kebersamaan dan keterbukaan di antara para peserta harus dapat
diungkapkan baik lewat tindakan maupun ucapan. Oleh karenanya, ketrampilan
berkomunikasi sangat diperlukan, dan harus menjadi pokok bahasan yang penting
dalam pengembangan kelompok.
Tujuan:
1.
Peserta menyadari pentingnya komunikasi dalam suatu kelompok, bahwa kelompok
baru dapat berfungsi dengan baik apabila terjadi komunikasi antar orang-orang
yang terlibat di dalamnya.
2.
Peserta mengetahui prinsip-prinsip dasar sebuah proses komunikasi antar manusia
dalam sebuah kelompok.
3.
Peserta mengetahui dan mengalami sendiri beberapa jenis hambatan utama dalam
proses komunikasi dalam kelompok.
a. MenggambarTopeng
Prosedur:
1.
Buatlah gambar topeng (secara sederhana) di atas kertas koran
2.
Perlihatkanlah gambar tersebut kepada peserta, dan bila seluruh peserta telah
melihat, ambillah gambar tersebut
3.
Ulangi secara singkat proses komunikasi
4.
Kemudian minta setiap peserta menggambar topeng seperti yang diperlihatkan
tadi, di atas sehelai kertas
5.
Kembali perlihatkan gambar yang asli, lalu setiap peserta memeriksa gambar yang
dibuat teman di sebelahnya (saling tukar)
6.
Ajaklah peserta untuk membahas kenapa bisa terjadi penyimpangan dari bentuk
aslinya? Apakah disengaja? Bagaimana kalau yang ingin disampaikan itu pesan
dalam bentuk kata-kata, lebih sulit atau mudah menirukannya?
7.
Buatlah bersama peserta semacam daftar hal-hal yang menghambat dan menunjang
komunikasi, kemudian syarat-syarat komunikasi yang baik
b. Mari
Menggambar
Komunikasi Satu dan Dua-Arah
Tujuan
1.
Peserta memahami dan menyadari bahwa komunikasi dua-arah lebih efektif
dibanding komunikasi satu-arah.
2. Peserta memahami
prinsip-prinsip dasar komunikasi antar menusia.
Pokok Bahasan:
1. Asas komunikasi antar manusia
2. Efektifitas & Media
Komunikasi
3. Komunikasi Satu dan Dua-Arah
Waktu: 90 menit efektif
Peralatan:
1. Gambar bentuk
2. Lembar Pencatatan
Proses:
1. Penjelasan singkat tentang
tentang tujuan dan materi pokok acara ini.
2.
Minta seorang peserta sebagai sukarelawan untuk tampil ke depan kelas. Peserta
lain diminta menyiapkan kertas kosong dan pensil/pen.
3.
Jelaskan bahwa sukarelawan tadi adalah penyiar TV untuk acara "Mari
Menggambar", dan para peserta adalah pirsawan yang belajar menggambar.
Mereka harus menggambar sesuai dengan keterangan sang penyiar. Karena ini acara
TV, maka tentu saja peserta tidak boleh bertanya sementara sang penyiar tidak
boleh memperlihatkan gambarnya. Setelah jelas, minta sang penyiar mulai
melaksanakan acaranya.
4.
Setelah selasai, sang penyiar TV kembali ke tempat dan minta seorang peserta
lain maju sebagai sukarelawan, peserta lain menyiapkan kertas kosong baru.
Jelaskan bahwa sekarang adalah acara "Pelajaran Menggambar" di kelas
dengan sukarelawan tadi sebagai gurunya. Caranya sama dengan acara TV tadi,
hanya kali ini boleh bertanya, tapi tetap tak boleh memperlihatkan gambarnya.
Setelah jelas, minta sang guru segera memulai pelajarannya.
5.
Setelah selesai, sang guru boleh kembali duduk ke tempat semula dan minta seorang
sukarelawan baru lagi untuk maju ke depan. Jelaskan bahwa sukarelawan baru ini
adalah "entah siapa" yg akan mengajar semua peserta menggambar, dan
minta peserta menyiapkan kertas kosong baru. Kali ini, acara bebas sama sekali
(boleh tanya dan boleh apa saja, terserah sang sukarelawan dan peserta).
Kemudian minta sang sukarelawan mulai acaranya.
6.
Setelah selesai, bandingkan hasil gambar ketiga proses tadi dengan mencatatnya
di papan tulis.
7.
Ajak seluruh peserta kemudian mendiskusikan: mengapa hasilnya demikian. Minta
mereka mengungkapkan kesan dan pengalaman mereka.
8.
Simpulkan bersama hasil diskusi ini sesuai dengan ungkapan dan analisa peserta.
c. Klinik Desas-Desus
Latar Belakang:
Dalam penyampaian informasi seringkali timbul masalah dalam
penafsiran. Hal ini disebabkan putusnya atau tidak sampainya informasi secara
utuh.
Tujuan:
Peserta dapat menyampaikan dan menggambarkan proses terjadinya
penyimpangan dalam berkomunikasi, dan menyadari pentingnya menghindari penyimpangan
tersebut serta dapat berkomunikasi dengan baik.
Langkah-langkah:
1.
Pemandu menyiapkan teks pesan yang ingin disampaikan, tuliskan di atas secarik
kertas. Hendaknya pesan tersebut tidak lebih dari lima kalimat dan menyangkut
kejadian-kejadian yang berarti bagi peserta. Usahakan urutan penyajiannya tidak
teratur dan ada beberapa angka, kata-kata sulit, dan sebagainya.
2.
Bagi peserta dalam 3 kelompok, pisahkan tempat mereka dengan jarak kira-kira
4-5 meter
3.
Setiap kelompok diminta untuk berhitung, sehingga setiap anggota mempunyai
nomor urut
4.
Semua peserta yang bernomor satu diminta untuk menemui pemandu di tempat yang
agak terpisah (di luar kelas)
5.
Pemandu membacakan pesan kepada semua peserta yang bernomor satu sebanyak dua
kali. Peserta tidak diijinkan bertanya kepada pemandu
6.
Kemudian, peserta bernomor satu diminta untuk membisikkan pesan tersebut kepada
peserta nomor dua dari masing-masing kelompok. Demikian pula, peserta nomor dua
membisikkannya kepada peserta nomor tiga, dan begitu seterusnya. Selama proses
penyampaian, tidak diijinkan bertanya.
7.
Setelah semua anggota nomor akhir dari masing-masing kelompok menerima pesan,
peserta tersebut harus menuliskan pesan yang diterimanya, kemudian maju ke
depan kelas untuk membacakannya
8.
Kemudian pemandu membacakan pesan yang asli kepada semua peserta
9.
Ajaklah peserta untuk bersama-sama membahas apa yang terjadi. Apakah pesan
sampai sebagaimana aslinya? Kenapa? Apa saja yang menyebabkan pesan menyimpang
dari aslinya?
d. Menggambar Bersama
Latar Belakang:
Sebuah kelompok baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya
apabila terjadi komunikasi antar orang-orang yang terlibat di dalamnya
Tujuan: Peserta menyadari arti pentingnya komunikasi dalam
satu kelompok
Langkah-langkah:
1.
Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok
memiliki nomor urut sendiri-sendiri dari nomor satu sampai nomor lima
2.
Tiap kelompok mendapat selembar kertas plano dan sebuah spidol untuk menggambar
3.
Secara berurutan setiap menit, setiap orang dalam kelompok masing-masing
diminta menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat: tidak boleh
bertanya atau bicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang dimaui
dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas yang
sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan seterusnya sampai
seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masing-masing untuk
menggambar
Bahan Diskusi:
1.
Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas?
2.
Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya?
3.
Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu
memuaskan semua orang dalam kelompok yang bersangkutan?
SYARAT SUPAYA PESAN MUDAH DIFAHAMI
PESAN YANG MUDAH
DITERIMA
A. Persiapan:
1. Topiknya dipahami dengan jelas.
2. Berkaitan dengan pengalaman
penerima.
B. Susunan Pesan:
1. Runtut, kata kunci dan konsep
kunci diberi tekanan.
2. Ringkas, padat, tidak
bertele-tele.
3. Penyampaian yang menarik, pesan
harus memikat perhatian.
C. Teknik Penyampaian:
1. Suara cukup keras dan jelas,
tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
2. Ada hubungan baik dengan
penerima, dapat dipercaya.
D. Tambahan (untuk
pesan-pesan tertentu):
1. Bisa diperagakan, realistik,
fakta dan bukan opini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar