Selasa, 13 April 2021

PENGENDALIAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA LOBSTER LAUT

 

PENGENDALIAN PENYAKIT

PADA BUDIDAYA LOBSTER LAUT



1.    Milky haemolymph disease (Milky disease) atau penyakit susu

a.    Tanda-tanda klinis: warna perut berubah dari bening menjadi opalescence (putih susu); otot perut berwarna keputihan; hemolimph milkfish (darah udang berwarna putih susu dan apabila udang dilukai, maka darah tetap cair/ tidak menjendal setelah lebih dari 1 menit), tidak beraroma.

b.    Lobster yang terinfeksi tidak mau makan dan akan mati dalam waktu 3-5 hari setelah muncul tanda-tanda klinis.

c.    Agen penyebab: Bakteri yang menyerupai Rickettsia, agen parasitik intra seluler. Patogen oportunistik terkait dengan faktor-faktor degradasi lingkungan dan kondisi kesehatan lobster yang buruk.

d.    Pengobatan: Pemberian Oxytetracycline Solution pada Lobster yang sakit dan permberian Oxytetracycline Solution dihentikan 1 bulan sebelum dipanen



2.    Sindrom kepala besar

a.    Tanda-tanda klinis: bagian karapas abnormal menjadi besar dan pertumbuhan lobster terhambat; lobster yang terinfeksi sulit untuk berganti kulit (moulting).

b.    Agen penyebab: kekurangan nutrisi.

c.    Pengobatan: harus diberikan pakan berkualitas tinggi yang dilengkapi dengan Vitamin C; harus dipastikan mendapat asupan pakan yang cukup

3.    Sindrom permen karet

a.    Fenomena ini ditemukan terutama pada lobster betina dewasa (Ukuran >50 gram).

b.    Agen penyebab: Lobster jantan.

c.    Pencegahan: Pemisahan budidaya antara Jantan dan Betina.

4.    Sindrom kepala terlepas

a.    Tanda-tanda klinis: Bagian antara karapas dan abdomen terpisah dan menggembung karena adanya cairan di bawah epiderma.

b.    Agen penyebab: salinitas rendah (<25 ppt).

c.    Pengobatan: memindahkan lokasi budidaya lobster ke lokasi dengan salinitas yang lebih tinggi dan stabil (≥25 ppt).


5.    Sindrom moulting yang tidak tuntas

a.    Sindrom ini ditemukan pada semua spesies yang dibudidayakan pada semua tahap, namun terutama menyerang pada tahap awal

b.    Agen penyebab: belum diketahui, namun demikian pakan (baik kuantitas dan kualitas) diduga menjadi faktor yang paling mempengaruhi.

c.    Pencegahan: meningkatkan kualitas pakan dan kuantitasnya cukup serta memastikan semua parameter kualitas air dalam rentang adaptif untuk lobster

 

Sumber : SOP Budidaya Lobster Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementrian kelautan dan Perikanan RI Tahun 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar