Senin, 30 September 2019

Cara Efektif Pengendalian dan Pencegahan Penyakit pada Ikan Kerapu


Kerapu merupakan salah satu jenis ikan konsumsi andalan seluruh kalangan masyarakat di rumah makan atau restoran. Banyak juga nelayan yang melakukan penangkapan kerapu untuk dikonsumsi sendiri. Kerapu memiliki harga jual yang tinggi sehingga banyak wirausahawan tertarik akan peluang bisnis budidaya ikan kerapu ini. Namun penyakit menjadi salah satu rintangan dalam berbudidaya ikan kerapu. Penyakit merupakan tantangan yang harus diberantas oleh pembudidaya karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar jikalau tidak ada penanggulangan terhadapnya.
Penyakit yang biasanya menyerang kerapu bersumber dari dua kategori, yaitu parasit dan non parasit. Penyakit yang berasal dari parasit menyebabkan penularan terhadap ikan kerapu yang lain dalam satu tempat yang sama dengan ikan yang terserang penyakit tersebut. Contoh penyakit dari parasit yaitu protozoa, jamur, bakteri, dan virus. Sedangkan penyakit yang berasal dari non parasit tidak akan menyebabkan penularan terhadap ikan lain, namun dapat menyerang pada satu kolam atau jaring apung tersebut. Contoh penyakit dari non parasit yaitu kualitas air, kelimpahan plankton, kondisi pakan, pencemaran, gen, dan penanganan ikan. Penyakit non parasit dapat pula menyebabkan munculnya penyakit parasit.
Cara efektif pengendalian penyakit kerapu yaitu pertama, ketahui jenis penyakitnya, gejala pada ikan, dan sumber penyakitnya. Kedua, lakukan pengendalian yang sesuai dengan jenis penyakitnya. Berikut beberapa cara pengendalian penyakit kerapu berdasarkan jenis penyakitnya :
1.    Serangan protozoa, dapat dikendalikan dengan cara :
·  Merendam ikan ke dalam larutan formalin 50 ppm dan acriflavin 10 ppm selama 1 jam.
·  Merendam ikan ke dalam larutan formalin 100 ppm selama 1 jam.
·  Merendam ikan ke dalam larutan formalin 25 ppm dan malachite green 0,15 ppm.
·  Jika gejala belum terlalu parah, dapat direndam dengan air tawar selama 10 – 15 menit.
2. Serangan parasit
a. Parasit flatworm dapat dikendalikan dengan :
·  Merendam ikan ke dalam larutan formalin 100 – 150 ppm selama 15 – 30 menit dan diulangi selama 3 hari berturut – turut.
·  Jika terdapat luka pada ikan lakukan perendaman ke dalam larutan acriflavine 10 ppm selama 1 jam.
·  Merendam ikan ke dalam larutan formalin 25 ppm selama 2 jam.
·  Merendam ikan ke dalam air tawar selama 10 – 20 menit.
b. Parasit Benedenia dapat dikendalikan dengan merendam ikan ke dalam air tawar selama 15 menit.
c. Parasit crustacea dapat dikendalikan dengan cara :
·  Merendam ikan ke dalam selama 15 – 15 menit.
·  Parasit yang menempel dapat dihilangkan dengan pinset.
·  Merendam ikan dengan larutan formalin 20 ppm selama 1 jam.
d. Serangan Jamur dapat dikendalikan dengan cara yaitu merendam ikan ke dalam larutan methylene blue 0,1 ppm selama 15 – 45 menit dan diulangi 3 hari berturut – turut.
e. Serangan bakteri jenis Vibrio dapat dikendalikan dengan mencampur pakan dengan oxytetracycline 0,5 g/ kg pakan yang diberikan ke ikan selama 7 hari berturut.
f. Bakteri yang merusak sirip dapat dikendalikan dengan :
·  Merendam ikan ke dalam larutan nitrofurazone 15 ppm selama 4 jam.
·  Merendam ikan ke dalam larutan acriflavine 100 ppm selama 1 menit.
g. Bakteri Streptococcus dapat dikendalikan dengan cara :
·  Pemberian erythromycin estolate 1 gram per kilogram pakan yang diberikan kepada ikan selama 5 hari berturut.
·  Apabila nafsu ikan untuk makan menurun, dapat diberi suntikan penicillin dosis 3000 unit per kilogram ikan.
Pengendalian penyakit ikan kerapu sebenarnya mudah, namun butuh perhatian dan keuletan yang tinggi. Pengendalian penyakit ikan kerapu dapat dilakukan dengan cara membersihkan jaring atau kolam agar kualitas air tetap terjaga dan tidak menumbuhkan jamur, melakukan pengecekan terhadap parameter air, memberikan pakan yang teratur dan sesuai takarannya. Pergantian air secara rutin dan pemberian air tawar juga salah satu upaya untuk mencegah penyakit pada ikan kerapu.


SUMBER : WWF. INDONESIA

Jumat, 27 September 2019

Cara Pengoperasian Jaring Trammel Net



Trammel net adalah jaring tiga lapis yang menetap di dasar atau hanyut menurut arus/kapal atau ditarik salah satu sisinya. Dua lapis jaring dindingnya mampunyai mata besar sedangkan yang didalam hermata lebih kecil dan tergantung longgar. Ikan dapat terpuntal pada jaring bagian dalam setelah menembus bagian luar
Alat ini banyak digunakan untuk penangkapan udang. Sesuai dengan lingkungan dan cara hidup dari udang dan jenis binatang demersal lainnya. Maka alat setelah dilepas/dilabuh diharapkan dapat mendasar dengan baik. Dengan hal tersebut diharapkan bahwa selain udang dan ikan-ikan demersal yang menjadi sasaran/tujuan penangkapan yang dalam perdagangan mempunyai harga yang layak dapat tertangkap juga. Contoh : kakap, bawal hitam, bawal putih, manyung, dll (Alam Ikan 2).

Metode dan Cara Pengoperasian Trammel Net
metode yang digunakan dalam pengoperasian trammel net adalah sebagai berikut:
·         ·         Langkah awal yakni mencari daerah fishing ground dan menuju daerah fishing  ground yang telah ditentukan.
·         ·         Setting atau penurunan jaring trammel net yang dimulai dari penurunan pelampung tanda dan jangkar, selanjutnya dilakukan penerunan jaring yang direntangkan.
·         ·         Immersing atau rentan waktu tunggu kira-kira 2-3 jam.
·         ·         Hauling atau penarikan jaring dari laut. Penataan jaring untuk mempermudah penggunaan jaring kembali dilakukan sekaligus pada saat hauling.


Klasifikasi  Trammel Net
Trammel net menurut klasifikasi dapat dimasukkan kedalam jenis gill net. Menurut (Alam Ikan 3), berdasarkan kontruksinya, jaring insang dikelompokkan menjadi 3 (dua), yaitu berdasarkan jumlah lembar jaring utama dan cara pemasangan tali ris. Klasifikasi berdasarkan jumlah lembar jaring utama ialah sebagai berikut:
1. Jaring insang satu lembar (single gill net)
·         Jaring insang satu lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari hanya satu jaaring, tinggi jaring ke arah dalam atau mesh depth dan ke arah panjang atau mesh length disesuaikan dengan target tangkapan, daerah penangkapan, dan metode pengoperasian.
2. Jaring insang double lembar (double gill net atau semi trammel net)
·         Jaring insang dua lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari dua lembar jaring, ukuran mata jaring dan tinggi jaring dari masing-masing lembar jaring, bisa sama atau berbeda antara satu dengan yang lainnya.
3. Jaring insang tiga lembar (trammel net)
·         Jaring insang tiga lembar adalah jaring insang yang jaring utamanya terdiri dari tiga lembar jaring, yaitu dua lembar jaring bagian luar (outer net) dan satu lembar jaring bagian dalam (inner net). 
·         Berdasarkan FAO (International Standard Statistical Classification Fishing Gear / ISSCFG)  Trammel net termasuk dalam jaring puntal dengan singkatan GTR kode ISSCFG 07.6.0. Klasifikasi trammel net menurut (Alam Ikan 4) merupakan entangled gear.

Daerah Penangkapan Trammel Net
Daerah yang sering dipilih oleh nelayan ialah daerah perairan pantai yang kedalaman lautnya sekitar 15-30 meter, yang dasar perairannya berupa lumpur, lumpur campur pasir, bersih daripada kerikil tajam, batu karang dan tonggak Bagan serta landai. 

Daerah penangkapan fishing ground yang baik untuk alat tangkap trammel net adalah daerah pantai, teluk, muara, dan perairan yang bersih dari tonggak, batu karang, dan perairan tersebut bukan merupakan alur atau lalu lintas perairan umum. Hal ini bertujuan agar jaring tidak rusak atau sobek karena tersangkut karang dan agar pengoperasian jaring tidak terhambat oleh adanya kapal yang lewat. 


cara penangkapan alat tangkap trammel net adalah sebagai berikut:
1. Cara Lurus.
·         Cara ini adalah yang biasa dilakukan oleh para nelayan, Jumlah lembaran jaring berkisar antara 10 - 25 tinting. Perahu yang digunakan adalah perahu tanpa motor atau motor tempel, dengan tenaga kerja antara 3 - 4 orang. 
·         Pada cara ini Trammel net dioperasikan di dasar laut secara lurus dan berdiri tegak. Setelah ditunggu selama 1/2 - 1 jam, kemudian dilakukan penarikan dan penglepasan ikan atau udang yang tertangkap.
2. Cara Setengah Lingkaran.
·         Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor dalam (inboard motor). Satu unit Trammel net dapat mengoperasikan jaring 60 – 80 tinting dengan tenaga kerja sebanyak 8 orang. 
·         Pada cara ini Trammel net dioperasikan di dasar perairan dengan melingkarkan jaring hingga membentuk setengah lingkaran Kemudian ditarik ke kapal dan ikan & udang yang tertangkap dilepaskan.
3. Cara Lingkaran.
·         Pengoperasiannya dilakukan dengan menggunakan perahu motor dalam seperti pada cara setengah lingkaran. 
·         Caranya adalah dengan melingkarkan jaring di dasar perairan hingga membentuk lingkaran. Setelah itu jaring ditarik ke kapal dan udang & ikan yang tertangkap diambil.


Konstruksi Trammel Net
Trammel net merupakan jaring tiga lapis yang terdiri dari tali ris bawah dan atas, pelampung terbuat dari karet atau spon, pemberat dari timah dan batu. Jaring lapis luar “outer nets” terbuat dari nilon benang ganda (nylon multi fillament) berdiameter benang 0,5 mm (PA 210 d/9) dan berukuran mata 254,00 mm (10 inchi). Dimensi jaring lapis luar adalah (lo) 21,30 m dan dalam (ho) 1,17 m.

.
konstruksi alat tangkap trammel net adalah sebagai berikut:
1. Tubuh Jaring.
·         Tubuh jaring (webbing) atau daging jaring merupakan bagian jaring yang sangat penting, karena pada bagian inilah udang atau ikan tertangkap secara terpuntal ( tersangkut ) jaring. Tubuh jaring terdiri dari 3 lapis, yaitu 1 lapisan jaring dalam dan 2 lapisan jaring luar yang mengapit lapisan jaring dalam. 
·         Ukuran mata jaring lapisan dalam lebih kecil dari pada ukuran mata jaring lapisan luar. - Lapisan jaring dalam terbuat dari bahan Polyamide (PA) berukuran 210 dp-210 d4. Ukuran mata jaring nya berkisar antara 1,5 - 1,75 inchi ( 38,1 mm -44,4 mm ). 
·         Setiap lembar jaring mempunyai ukuran panjang 65,25 m ( 1.450 mata ) dan tingginya 51 mata. Lapisan jaring luar juga terbuat dari Polyamide (PA) hanya saja ukuran benangnya lebih besar yaitu 210 d6. Setiap lembar jaring panjangnya terdiri dari 19 mata dan tingginya 7 mata dengan ukuran mata jaring 10,4 inchi ( 265 min).
2. Selvage ( Srampat ).
·         Untuk memperkuat kedudukan jaring pada penggantungnya, makes pada bagian pinggir jaring sebelah atas dan bawah dilengkapi dengan selvage (srampat). 
·         Selvage tersebut berupa mata jaring yang dijurai dengan benang rangkap sehingga lebih kuat. Selvage tersebut mempunyai mata jarring berukuran 45 mm, dan terdiri dari 1 - 2 mata pada pinggiran jaring bagian atas dan 5 - 6 mata pada pinggiran jaring bagian bawah. 
·         Sebagai bahan selvage sebaiknya Kuralon atau Polyethylene (PE) dengan ukuran 210 d4 - 210 d6.
3. Tali Ris.
·         Trammel net dilengkapi dengan dua buah tali ris yaitu tali ris atas dan tali ris bawah. Fungsi tali ris adalah untuk menggantungkan tubuh jaring dan sebagai penghubung lembar jaring satu dengan lembar jaring lainnya secara horizontal (memanjang). 
·         Sebagai bahan untuk pembuatan tali ris adalah Polyethylene (PE) dengan garis tengah tali 2 - 4 mm. Panjang tali ris atas berkisar antara 25,5 – 30 m, sedangkan tali ris bawah antara 30 - 32 m.
4. Pelampung.
·         Pelampung merupakan bagian dari ,Trammel net yang berfungsi sebagai pengapung jaring pada saat diopera4,ikan. 
·         Jenis pelampung yang digunakan adalah plastik No. 18 dengan jarak pemasangan antara 40 - 50 cm. Tali pelampung terbuat dari bahan Polyethylene dengan garis tengah 3 - 4 mm
5. Pemberat.
·         Pada Trammel net, pemberat berfungsi sebagai pemberat jaring pada saat dioperasikan. Dengan adanya pelampung dan pemberat tersebut, maka jaring dapat terbuka secara tegak lurus di perairan sehingga dapat menghadang ikan atau udang yang menjadi tujuan penangkapan. 
·         Pemberat tersebut dibuat dari bahan timah ( timbel ) yang berbentuk lonjong, dengan berat antara 10 - 13 gram/buah. Pemasangan pemberat dilakukan dengan jarak antara 19 - 25 cm, pada sebuah tali yang terbuat dari Polyethylene dengan garis tengah 2 mm. 
·         Disamping itu biasanya pada jarak 12 m dari ujung jaring pada tali yang diikatkan ke kapal masih dipasang pemberat tambahan dari batu seberat kira-kira 20 kg.
6. Tali Penghubung ke Kapal.
·         Trammel net juga dilengkapi dengan tali yang terbuat dari Polyethylene bergaris tengah 7,5 - 10 mm untuk menghubungkan jaring dengan kapal dan juga sebagai penghubung antara jaring dengan pelampung utama ( berbendera ) sebagai tanda. 
·         Selain itu juga dilengkapi sebuah swivel dengan garis tengah 6 - 7,5 cm yang dipasang pada sambungan tali ke kapal dan kedua tali ris atas dan bawah).
·         Trammel net ini biasa dikenal dengan jaring gondrong. Jaring ini mempunyai perbedaan dibanding dengan alat jenis gill net terdiri dari tiga lapis dinding rajutan. 
·         Dinding/lembar rajutan yang di bagian tengahnya disebut inner net. Ukuran mata jaringnya kecil, tetapi ukuran panjang rentangan badan jaring lebih panjang jika dibandingkan dengan lebar jaring yang sebelah luar yang disebut outter net. 
·         Pada jaring ini mempunyai ukuran mata jaring yang lebih besar daripada inner net. Ketiga lembar jaring ini dirakit pada satu hanging line. Trammel net sering digunakan nelayan, karena ikan-ikan yang besar/kecil setelah menumbuk dinding rajutan akan dapat secara mantap terbelit-belit di mata jaring  


Hasil Tangkapan Trammel Net
Jenis-jenis ikan yang umumnya tertangkap dengan gill net ini ialah jenis-jenis ikan yang berenang dekat permukaan laut (Cakalang, jenis-jenis tuna, Saury, flying fish dan lain-lain) dan jenis-jenis ikan demersal atau ”bottom” (flat fish, karamba, ”sea bream” dan lain-lain), juga jenis-jenis udang, lobster, kepiting, dan lain-lain Dengan mempertimbangkan sifat-sifat ikan yang akan menjadi tujuan penangkapan, lalu menyesuaikan dengan dalam atau dangkal dari renang ruaya ikan-ikan tersebut, dilakukan penghadangan terhadap arah renang dari ikan-ikan tersebut. Dengan penghadangan tersebut diharapkan ikan-ikan tersebut menerobos jaring, dan terjerat pada mata jaring ataupun tebilit-bilit terhadap mata jaring .

Hasil tangkapan utama jaring trammel adalah udang penaeid yang berukuran relatif besar dan hasil tangkap sampingannya adalah ikan-ikan demersal. Udang penaeid yang tertangkap dengan jaring trammel terdiri dari udang jerbung (Penaeus merguensis), udang windu (Penaeus monodon), udang dogol (Metapenaeus ensis). Hasil tangkapan sampingan jaring trammel antara lain adalah Tigawaja (Johnius spp.), Gulamah (Pseudosciena spp.), Layur (Trichiurus spp.), Kerong-kerong (Therapan spp.), Kerot-kerot ( Pomadasys spp.), Petek (Leiognathus spp.) dan ikan Lidah (Cynoglosus spp.). Rasio hasil tangkapan udang dan ikan sampingan biasanya sekitar 0,25. Komposisi hasil tangkapan udang umumnya adalah udang jerbung 50%, udang windu 20% dan udang dogol 30% 

Semoga Bermanfaat