Rabu, 31 Juli 2019

Cara Pengoperasian Bubu Lipat


Cara Pengoperasian Bubu Lipat

Bubu lipat adalah alat tangkap yang dikhususkan untuk menangkap kepiting bakau (Scylla serrata), terbuat dari jaring berbentuk persegi atau kotak dengan besi sebagai rangka dan memiliki dua buah pintu sebagai tempat masuk kepiting, dapat dilipat apabila tidak sedang dioperasikan . Bubu lipat diklasifikasikan ke dalam kelompok perangkap dan penghadang  . Bubu lipat sangat bermanfaat dalam mendapatkan hasil tangkapan yang banyak, sehingga perlu dikerahui cara pengoperasiannya. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai cara pengoperasian bubu lipat.





Berikut cara pengoperasian Bubu Lipat

Adapun tahapan dalam pengoperasian bubu lipat ada empat tahap, yaitu sebagai berikut  .

·         Pemasangan umpan. Posisi umpan harus didesain sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian ikan baik dari bau maupun bentuknya. Umpan dipasang di bagian tengah bubu lipat;
·         Pemasangan bubu (setting). Bubu yang telah siap diturunkan ke perairan. Sebagai penanda posisi pemasangan bubu udang dilengkapi dengan pelampung. Hal ini akan memudahkan nelayan menemukan kembali bubunya;
·         Perendaman bubu (soaking). Lama perendaman bubu lipat adalah 2-3 hari, kadang bahkan sampai beberapa hari; dan
·         Pengangkatan bubu (hauling). Proses hauling pada bubu dapat dilakukan dengan setelah perendaman selesai.

Hasil Tangkapan Bubu Lipat dan Daerah Pengoperasian Bubu Lipat
Hasil tangkapan alat tangkap bubu ini, antara lain kepiting bakau (Scylla serrata), udang galah (Macrobracium spp.), ikan kerapu (Epinephelus spp.), ikan sidat (Anguilla mauritiana), mumi bulan (Tachyleus spp.)  .
Daerah pengoperasian bubu lipat yaitu perairan bakau serta perairan karang. Distribusi bubu lipat yaitu di Perairan Sungai Radak, Kecamatan Kubu, Kabupaten Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat  dan jawa.

Semoga Bermanfaat

CARA PENGOPERASIAN BAGAN TANCAP


Cara Pengoperasian Bagan Tancap
Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di tanah air untuk menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali diperkenal oleh nelayan Bugis-Makassar sekitar tahun 1950-an.  Selanjutnya dalam waktu relatif singkat sudah dikenal di seluruh indonesia.  Bagan dalam perkembangannya  telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran yang dimodifikasi sedekian rupa sehingga sehingga sesuai dengan daerah penangkapannya.  Berdasarkan cara pengoperasiannya bagan dikelompokkan ke dalam  jaring angkat (lift net), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka disebut juga light fishing